Bagian tujuh; merayakan

13 2 0
                                    


Malam terakhir di villa itu begitu memukau, seolah semesta ikut andil dalam menciptakan momen sempurna bagi setiap jiwa yang hadir. Langit malam, tanpa awan setitik pun, menyajikan pemandangan bintang-bintang yang bersinar terang. Mereka berkilauan di atas pantai yang tenang, di mana cahaya bulan seakan menyelimuti laut, memantulkan kilaunya di permukaan air yang tampak seperti kristal. Malam itu begitu magis, setiap elemen alam tampak bersekongkol untuk menciptakan atmosfer yang damai, namun sekaligus menggetarkan hati.

Di tepi pantai, ada meja panjang yang sudah diatur dengan elegan. Lilin-lilin kecil menyala lembut, memberikan kehangatan di tengah semilir angin malam yang sejuk. Cahaya lilin menari-nari di permukaan meja, seolah-olah berusaha menjadi saksi bisu dari setiap percakapan, tawa, dan air mata yang mungkin akan mengisi malam terakhir ini. Semua peserta acara, yang telah melalui beragam emosi selama beberapa hari, kini duduk bersama, menatap satu sama lain dalam keheningan yang penuh makna.

Mereka bukan lagi orang asing, bukan lagi hanya sekelompok mantan kekasih yang datang dengan hati yang penuh luka. Mereka kini adalah jiwa-jiwa yang telah tumbuh bersama, belajar menerima masa lalu dengan segala kerapuhannya. Tawa-tawa yang terlontar malam itu mungkin terdengar ringan, namun di balik setiap tawa, ada perjalanan panjang penuh kesakitan dan pembelajaran yang telah mereka lalui. Setiap candaan yang mereka bagi bukan lagi pelarian dari rasa sakit, melainkan sebuah tanda bahwa mereka siap melangkah ke depan.

Di tengah suasana tenang itu, Jayden yang duduk di ujung meja tiba-tiba tersenyum. Senyumannya terlihat penuh arti, dan dengan gerakan pelan, dia mengangkat gelasnya. "Gue mau dan berharap kita semua mengingat malam ini sebagai titik balik. Mungkin kita datang ke sini dengan membawa hati yang remuk, tapi gue yakin masing-masing dari kita udah belajar sesuatu tentang bagaimana cara bangkit, kembali. Ayo kita rayakan malam ini, bukan sebagai akhir, tapi sebagai awal dari perjalanan baru. Kita merayakan keberanian kita—keberanian buat menghadapi masa lalu yang mungkin selalu kita hindari."

Semua mata menatap Jayden. Kata-katanya menggema, seolah-olah dia berbicara bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi untuk semua yang ada di sana. Gabriell, yang duduk di seberang Jayden, merasa ada kelegaan yang merambat pelan di dadanya. Dia memandang sekeliling, melihat wajah-wajah yang sudah begitu familiar namun sekaligus terasa asing dalam acara ini. Hatinya dipenuhi rasa syukur.

"Gue juga setuju," katanya dengan lembut, suaranya hampir tenggelam dalam angin malam yang sejuk. "Perjalanan ini nggak gampang. Ada banyak hal yang harus kita hadapi, banyak luka yang harus kita sembuhkan, kita relakan. Gue juga percaya belum sepenuhnya kita benar-benar bisa selesai dalam waktu singkat ini. Tapi di sini, malam ini, gue bersyukur. Bersyukur karena kita semua bisa melewati ini bareng-bareng. Kita nggak sendirian."

Jonathan, yang duduk di sebelah Gabriell, mengangkat gelasnya dan menatap pria kecil itu dengan mata yang berbicara lebih banyak daripada mulutnya. Ada sesuatu yang belum terucap di antara mereka, sesuatu yang masih menggantung, seperti angin yang belum menemukan tujuannya. "Cheers, untuk kita semua. Untuk semua yang pernah kita lewati, baik yang manis maupun yang pahit. Semoga kita semua bisa melangkah dengan hati yang lebih ringan, tanpa beban yang mengikat."

Senyum tipis muncul di bibir Gabriell. Dia tahu, kata-kata Jonathan lebih dari sekadar formalitas. Itu adalah pengakuan—pengakuan bahwa meskipun masa lalu mereka penuh dengan ketidaksempurnaan, ada kebesaran hati dalam menerima dan memaafkan.

Nathanael, yang duduk di sebelah Candika, menambahkan dengan suara yang lebih tenang, namun tidak kalah bermakna. "Kita semua melakukan kesalahan. Gue juga. Tapi mungkin tanpa kesalahan-kesalahan itu, kita nggak akan sampai di sini. Gue rasa kesalahan-kesalahan itu adalah bagian dari perjalanan kita untuk jadi lebih baik."

THE EXES ESCAPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang