Part 5

436 104 178
                                        

Setelah Satya selesai membersihkan badannya, sekarang giliran Reyna yang memasuki kamar mandi.

Satya bergegas menuju tempat tidur nya, dan tak lama kemudian Reyna keluar dari dalam kamar mandi.

"Dek, kamu gapapa kan tidur berdua dengan saya di kasur ini?" Tanya Satya

"Hmm terserah, tapi ingat jangan sentuh aku ya om!" lirik Reyna sesaat memandang Satya.

"Hmm Iyah gak akan kok, saya ngerti kamu masih belum mau memberikan hak saya sekarang" Satya terkekeh melihat wajah Reyna yang memerah ntah kenapa gadis itu malah malu seperti itu.

"Om kenapa ga pake baju aja sih?" Tanya Reyna.

"Gerah loh dek." jawab Satya yang asik memegang hpnya.

"Huft bisa rusak jantung gue kalo dia ga pake baju, kenapa coba badannya sebagus itu." batin Reyna sambil mengeringkan rambutnya.

Saat asik mengerikan rambutnya, Reyna tak sadar bahwa Satya sedang melangkah ke arah Reyna, dan memeluk Reyna dari belakang, sehingga membuat Reyna terkejut.

"Eh om ngapain." Ucap Reyna sambil menutup baju bagian atasnya.

"Gapapa ko, emang ga boleh peluk istri sendiri hmmm?" Satya yang gemas dengan sikap Reyna mengacak-acak lembut rambut Reyna

"Liat sayang, aku belikan kamu ini." Satya menunjukkan kalung yang di hiasi diamond, kalung itu sangat indah sekali.

Mata Reyna berbinar binar melihatnya, ia terkejut dengan apa yang diberikan oleh suaminya itu.

"Om seriusan beliin Reyna kalung diamond? Ini pasti mahal om." Kata Reyna begitu tak percaya dengan apa yang ia lihat sekarang.

"Oh tentu saja dong sangat malah, tapi aku hanya ingin melihat istriku tersenyum dan bahagia." Satya langsung memakaikannya di leher Reyna

"Om..." lirih Reyna.

"Tunggu, sayang apakah bisa tidak memamggilku dengan sebutan om? Sejak kapan saya nikah dengan Tante kamu?" ucap Satya sambil menarik nafas dengan kasar.

"Hehe terus om mau di panggil apa? mas? Suamiku? Sayang? Atau apa?" Reyna bertanya sambil cengengesan.

"Abang aja ya sayang."

"Yaudah deh Abang."

Setelah selesai, Reyna dan Satya tidur di kamar yang sama, namun Reyna memberikan jarak dengan menumpukkan guling di tengah-tengah mereka berdua.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Pagi begitu cerah, Satya sudah kembali beraktivitas, namun Reyna masih saja terlelap dalam tidurnya.

Reyna masih tertidur nyenyak di balik selimutnya, ia memeluk boneka kesayangannya dengan erat, mungkin karna malam itu hari paling terlelah di dalam hidupnya.

Sreeeek

Satya membuka gorden jendela kamarnya, Reyna pun menatap malas kepada Satya.

"Kenapa di buka sih gordennya?" Protes Reyna.

"Ya ini udah siang sayang." lanjut Satya sambil membereskan bantal yang berserakan akibat ulah Reyna.

"Sudah ayo bangun, apa kamu mau terlambat ke sekolah hari ini?" Lanjut Satya.

Reyna tak menggubris perkataan Satya, ia tetap memeluk guling empuk itu, dan merapatkan matanya kembali.

"Ayo bangun dek, Abang sudah buat sarapan loh." ucap Satya sambil menggoyang-goyangkan tubuh istri bocilnya itu.

"Sendiri saja lah bang, Ade masih ngantuk." ucap Reyna dengan memutar bola matanya malas.

"REYNA ANANTA WIJAYA." teriakan itu menggema di seluruh isi kamar mereka.

Reyna yang sedari tadi menutup rapat matanya, kini membuka matanya dan melihat Satya yang sedang berdiri di hadapannya.

"Ayo bangun, atau saya minta hak saya sekarang!" ancam Satya

Mendengar Satya berbicara seperti itu, Reyna langsung medudukan badannya dan segera bangkit lalu berlari ke dalam kamar mandi, karena Reyna tidak ingin hal itu terjadi di antara mereka.

"Awas kau bang, jangan sentuh-sentuh aku!" ancam Reyna di balik pintu kamar mandi.

"Yaudah makannya cepetan jangan lambat." ucap Satya mendengus kesal.

"AAAABAAAAANG" teriak Reyna dalam kamar mandi.

"Kenapa? Ada apa?" panik Satya.

"Kok anu-ku berdarah? Abang perkaos Ade ya semalam?" Reyna menangis meraung-raung seperti anak kecil.

"Ngga lah, mana ada abang sentuh Ade." ucap Satya membela diri

"Terus ini darah apa dong?" lirih Reyna.

"Ya ampun dek kamu haid kali itu." Satya terkekeh melihat wajah istrinya yang panik.

"Hah? apa ia?" batin Reyna.

"Astaga ia bang." lanjut Reyna sambil tersenyum menahan rasa malunya.

"Nah kan, Abang pula tadi yang kamu salahin." Satya pun pergi meninggalkan Reyna ke ruang makan.

"Ya ampun malu banget sumpah" ucap Reyna menggerutu.

Reyna pun menyelesaikan mandinya dan bergegas menuju ruang makan.

"Sayang besok adalah pernikahan kakak kamu, kamu mau beli baju baru gak?" Tanya Satya

"Hmm Iyah boleh." kata Reyna sambil mengunyah roti.

"Yaudah nanti setelah pulang sekolah kita ke mall ya." ajak Satya

"Tapi inget ya bang, jangan bocorin pernikahan kita ke kelas 11 A dan B cukup kelas ku aja yang tau." ucap Reyna sambil menatap tajam Satya.

"Iya bawel ah, emangnya kenapa sih kalau semua orang tau?" tanya Satya penasaran.

"Ihh pokonya jangan sampai pada tau semua, soalnya di kelas 11A dan B ada wanita-wanita gatal yang suka sama Abang" kata Reyna mendengus kesal.

"Wah sepertinya kamu tidak rela yah jika ada yang menyukai saya? Atau kamu emang sudah ada rasa sama saya?." Goda Satya

"Idih siapa juga yang suka sama Abang, jangan ge'er ya jadi orang." kesal Reyna.

"Hmmm yaudah yok selesaikan makannya."

Reyna dan Satya pun makan dengan lahap, dan setelah itu Satya memasuki mobilnya

"Adek ngapain diem dekat pager?" tanya Satya keheranan.

"Nunggu angkot lah." jawab Reyna sambil celingak-celinguk mencari angkot lewat

"Loh kok cari angkot? Bareng Abang aja dek." ajak Satya.

"Iiih ogah ah, nanti semua orang tau kalo aku nikah sama Abang." ketus Reyna.

"Lah gimana itu konsepnya dek? serumah tapi gamau satu mobil sama suami." Satya prustasi menghadapi Reyna.

"Ah sudah aku mau naik ojek aja
" kesal Reyna sambil melangkah ke arah tukang ojek di pengkolan.

"Agak lain kalo punya bini bocah" batin Satya.

Tanpa ambil pusing, Satya pun pergi meninggalkan Reyna, ia bergegas menuju sekolahnya dan kembali mengajar di sekolahnya.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸

Segini dulu ya gays jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya 🥳

My teacher my husband (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang