Ancaman yg Rutin Datang

19 2 0
                                    

Seperti biasa setiap pagi Woo Hyun Hyung datang menjemputku. Woo Hyun hyung sudah menungguku di bawah. Hyung dan Ju Hee juga sudah bersiap akan berangkat, aku sedikit tidak enak sebenarnya pada mereka berdua. Aku yang hanya bisa menaiki mobil mewahku sementara mereka berdua tidak bisa ikut denganku dan berjalan kaki atau bersepeda menuju tujuan masing-masing. Kami sama-sama turun ke lantai dasar apartemen dan ada kejutan pagi ini untukku. Ada seseorang yg sudah menunggu dengan mobil yg sama seperti yg kulihat kemarin malam, teman yg seringkali bersama hyung menunggu didepan apartemen. Aku tidak mengira mereka berdua  akan janjian pergi ke kampus hari ini.

"hai Ju Hee ya..... Oppa akan mengantarmu."

"aku juga Oppa antar?"

"tentu saja lagipula searah dengan kampus kita, benarkan Jungha."

"kau masuklah di kursi belakang. Oiya Gyeom kami duluan ya!" perintah Jungha hyung

Teman hyung menunduk berpamitan padaku, aku membalas sekenanya saja. Aku membencinya. Dengan cepat perasaanku yang berbunga-bunga karena nanti malam akan berpesta bersama Jungha Hyung menjadi gelap dan tidak bersemangat.

"gyeom, aku pergi dulu ya. Aku tidak enak dengan Jaehan oppa. Aku juga jadi tidak enak denganmu. Jangan lupa soal nanti malam ya, aku duluan."

Aku hanya tersenyum berpura-pura senang. Dia, teman hyung itu sudah merusak moodku sejak awal hari. Seharian ini aku tidak ingin di ganggu aku hanya tiduran di kelas, melipat kedua tanganku diatas meja dan menaruh wajahku diatasnya. Aku tidak ingin kembali ke rumah hyung, tapi aku lebih benci lagi bertemu dengan ayah.

Aku hanya memandang ke arah langit di luar jendela sambil tiduran di meja.

"Kau harus mati. Terjunkan dirimu dari lantai atas gedung sekolah ini"

Entah karena aku sempat ketiduran atau tidak, ada siluet seorang laki-laki yang menyuruhku bunuh diri lagi. Kali ini sosok itu semakin lebih jelas. Beberapa bulan lalu hanya suaranya saja yang bisa kudengar, kali ini sosoknya samar tapi aku tahu dia seorang laki-laki. Akhir-akhir ini aku kurang rutin meminum obat depresiku, apa hal ini yang membuatku kadang berpikiran macam-macam. Apa siluet tadi pertanda penyakitku mulai kambuh dan makin parah.

Tanyakan dosa ayahmu, dan buat dia bertanggung jawab

Pesan ancaman ini masuk lagi. Siapa sebenarnya pengirim pesan ancaman ini.

                                                                                   ***

"Gyeom~~ apa kau tidak ingin ke kantin?" ajak salah satu temanku.

"tidak, kau saja."

"kau kenapa? Wajahmu pucat."

"tidak apa-apa, aku akan ke kamar mandi sebentar."

Belum sempat aku keluar dari pintu kelasku. Aku merasakan lantai dingin menghatam wajahku. Semua orang mengerumuniku dan bergegas menggotongku ke ruang perawatan sekolah.

"gyeomaa.. kau sudah sadar?"

Aku melihat Ju Hee didepanku. Rupanya Ju Hee melihat ku terjatuh didepan kelas tadi. Aku hanya menatapnya linglung.

"ada apa, apa perlu kuhubungi Woo Hyun Ssi?"

Aku menggeleng.  "aku tidak apa-apa, mungkin aku hanya kelelahan dan sedang banyak hal yang kupikirkan."

"benar tidak apa-apa?"

Aku mengangguk.

"nanti jika sudah waktu pulang sekolah aku akan segera pulang kau tunggu aku dirumah ya. Aku akan ijin dari guru pembimbing."

Tiramisu CakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang