part 3

70 4 0
                                    

Pukul 22.00 wib acara telah selesai dilaksanakan para santri kembali ke asrama nya masing - masing sama halnya dengan santri para jamaah pun mulai keluar dari pondok pesantren untuk kembali kerumah namun ada beberapa orang tua yg menghampiri anaknya yang mondok diponpes nurul mustofa untuk sekedar menanyai kabar atau memberi sesuatu kepada anaknya. Sementara para santri kembali ke asrama semua mudabbiroh yang bertugas kembali menjalankan kewajibannya membersihkan lapangan pondok utama hingga bersih seperti sebelum kegiatan.

Mudabbiroh yang bertugas sudah menyelesaikan tugasnya membersihkan lapangan kini mereka mulai kembali ke kamarnya masing - masing, Putra, Arkan, Haekal dan juga ibra kembali ke pondok 2.

" Is cape lah pengin pindah ke pondok utama." Kesal Haekal karena jarak ke pondok 2 lumayan jauh sedangkan ia selalu mendapat tugas dipondok utama.

" sabar kal " ucap seorang laki² berhidung mancung dia adalah Ibrahim Nurrahman seorang pengurus sekaligus sahabat Putra, arkan dan haekal, ibra memiliki sifat hampir sama seperti haekal bedanya haekal memiliki sedikit ketegasan tidak seperti ibra yang memiliki berbagai tingkah absurtnya

" Sabar mulu ." Kesal haekal dengan wajah ditekuk

Mereka yg melihat itu terkekeh kecuali putra ia hanya tersenyum kecil melihat itu, kini Mereka sedang berjalan kaki menuju pondok 2, mereka sebenarnya juga cape harus bolak balik saat ada kegiatan dipondok utama yang jaraknya lumayan jauh, tpi mau gimana lagi.

" Alhamdulillah akhirnya sampai juga" Haekal merebahkan badannya diatas kasur. Ia merasa lega setelah melewati kegiatan tadi.

" Bersih - bersih dulu kal, baru tiduran " Titah ibra yang melihat haekal memejamkan mata.

" Berisik, udah ngantuk juga " ucap haekal lalu ia mengubah posisinya menjadi tengkurap.

Putra dan Arkan tidak menghiraukan haekal, mereka langsung meletakan kitab, mengambil baju ganti dan keluar pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri setelah itu dilanjut wudhu.

" Males banget sih jadi orang, kotor kal habis dari luar bersih - bersih dulu, ayo cepet itu mas putra sama arkan juga udah keluar tuh." Titah ibra mengambil baju ganti.

"Hmm" gumam haekal lalu beranjak dari tempat tidurnya, ia berjalan mendekati lemarinya mengambil baju ganti setelahnya berjalan dengan malas keluar kamar mendahului ibra.

Ibra mendengus melihat tingkah haekal, udah ditungguin malah ditinggal.

Jarum jam di dinding mulai mengarah ke angka Tiga dini hari. Suasana malam yg dingin membangunkan putra, ia duduk ditepi ranjang membaca do'a lalu mengedarkan pandangan dan melangkahkan kakinya kearah sahabatnya yg masih terlelap.

" Arkan, haekal, ibra bangun sudah pukul tiga waktunya shalat tahajjud." Bangun putra dengan menepuk tangan mereka satu persatu.

Arkan hanya bergumam, laki² itu segera bangkit

" 5 menit lagi." Gumam haekal laki² itu kembali menutupi tubuhnya dengan selimut, berusaha menghalau dingin.

" bra bangun." Bangun arkan menggoyangkan lengan ibra

" bentar ar masih ngantuk"

" ini mau ditinggal apa gimana? Cepet bangun keburu banyak yg ngantri mandinya." Sebal arkan melihat kemalasan kedua sahabatnya.

" iya iya ini bangun, Hoammm." Ucap Haekal sambil menutup mulutnya.

Ibra berdecak malas, laki-laki itu segera bangun bukannya bersiap laki-laki itu justru menyandarkan kepalanya disisi ranjang memejamkan matanya kembali.

Putra yang melihatnya hanya menggeleng pelan, bagi ia sudah biasa melihat drama ibra dan haekal yg susah bangun.

Sama halnya dengan putra, arkan yg melihat itu menatap datar keduanya.

Cinta Dalam Mahalul QiyamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang