Bab 2

472 65 6
                                    

"Abang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Abang.." Ucap gadis yang bertemu dengan gita.

"Loh indah." Ucap gita kaget melihat kedatangan adiknya.

"Ih abang, kok gak ngasih tau dedek kalau udah di jakarta sih." Kesal indah.

"Kan abang mau buat kejutan." Ucap gita cengengesan.

"Ih, pokoknya abang pulang bareng dedek nanti." Ucap indah memaksa.

"Abang bawa sepeda dedek, jadi gak bisa kita bareng." Imbuh gita yang memang dia gak bisa bareng dengan indah.

Tanpa ada persetujuan dari gita, indah menghubungi supir keluarganya untuk mengambil sepeda gita pakai mobil pick up.

"Udah dedek kabarin mang ismed." Ucap indah menunjukkan hasil chatnya.

"Haduh, kebiasaan banget kamu dek." Ucap gita menghembuskan nafas kasarnya.

"Biarin, gak ada alasan untuk abang gak pulang bareng dedek." Ucap indah tegas.

Ketika indah sudah memutuskan, gita gak bisa melawan keputusan itu. Karena memang indah itu orangnya kerasa kepala.

Indah, adek kesayangan gita. Orang yang selama ini gita sembunyikan dari siapapun, karena dia gak mau teman-temannya mengenal indah.

Seorang shani pun tidak mengenal siapa indah itu, inilah yang membuat hubungan gita dan shani harus kandas.

"Yaudah iya, abang pulang bareng dedek." Ucap gita pasrah.

"Nah gitu dong bang." Ucap indah senang.

Gita hanya tersenyum, dia mengelus pucuk kepala indah dengan lembut.

"Dedek ke kelas duluan ya bang, soalnya udah mau bel juga. Assalamu'alaikum." Ucap indah pamitan dengan gita.

"Waalaikumsalam." Ucap gita.

Dia hanya tersenyum melihat kepergian indah, dia benar-benar gak pernah bisa menolak setiap apa yang indah inginkan.

Termasuk pulang bareng, gita akan menerima itu walaupun terpaksa sekali pun.

Apapun yang indah minta, gita tak akan pernah menolak itu karena kebahagiaan indah hal yang utama baginya.

*****

Jam pulang sekolah sudah tiba, bel sekolah sudah berbunyi. Para murid pun berhamburan keluar dari kelasnya, gita juga menjadi orang pertama yang keluar dari kelasnya.

Banyak orang yang heran melihat gita, dia sama sekali jarang bersosialisasi dengan teman sekelasnya.

Padahal dia murid baru, tapi dia sama sekali hanya diam dan seperti bodoamat sama orang lain.

Shani paham akan hal itu, karena dia tau mantannya memang malas bergaul sama orang yang menurut gita gak ada untungnya untuk dia.

In The Line Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang