Bab 8

446 64 60
                                    

Jangan lupa votenya..

Sesampainya melody, nabil suami melody dan zee menantunya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesampainya melody, nabil suami melody dan zee menantunya.

Melody dan zee segera ke ruangan mereka untuk mengambil jas dokter masing-masing.

Setelah beberapa menit, mereka berdua masuk ke ruangan gita yang sedang di tangani oleh shani.

Lengkap dengan masker dan sarung tangan, mereka berdua mendekati shani yang masih terus memainkan alat defibrilator untuk mendapatkan detakan jantung sang suami kembali.

"Gimana hasilnya sus?" Tanya zee kepada suster yang berada di sana.

"Masih nihil dokter zee." Ucap suster yang berada di dekat zee.

Zee tau ini hal yang menyakitkan bagi shani, dia mendekati istri abangnya itu.

"Ci mundur bentar." Ucap zee.

"Gak zee, cici harus menyelamatkan mas gita." Ucap shani menolak itu.

"Ci, biar bunda yang ambil alih." Lagi zee mencoba membujuk shani.

"Gak zee gak, cici gak mau kehilangan mas gita." Ucap shani yang masih keras kepala.

Zee melihat ke arah melody, dan melody mengangguk karena tau zee akan menarik shani untuk menghentikan itu.

Zee yang mendapatkan lampu hijau, dia pun segera menghentikan shani. Merebut alat itu secara paksa biar shani berhenti.

"Balikin zee.." Teriak shani yang menolak alat itu di rebut sama zee.

"Noo ci, cici harus segera berhenti." Tegas zee walaupun sedikit lembut.

"Gak zee, cici harus selamatkan gita zee.." Ucap shani yang terus menangis.

Shani berjongkok karena kakinya udah begitu lemas. "Cici harus selamatkan mas gita hiks hiks hiks." Tangis shani yang memeluk kedua kakinya.

Indah yang baru datang melihat keadaan di ruangan gita begitu sedih, dia melihat shani menangis terduduk sambil memeluk kedua kakinya.

Indah mendekati shani, dia gak tega melihat kakak iparnya itu yang begitu terpukul.

"Ci, ayo ikut indah ci." Ucap indah merangkul bahu shani.

Indah mengajak shani untuk berdiri, dia memeluk shani yang terus menangis dan membawanya ke sofa.

"Zee, bantu bunda selamatkan bang gita." Ucap indah menatap ke arah zee.

"Iya kak indah." Ucap zee lalu mendekati melody.

Indah mendudukkan shani di sofa ruangan itu, shani tidak berhenti menangis sejak tadi.

"Silahkan dimulai bunda." Ucap zee mempersilahkan melody untuk menangani gita.

"Pinggirkan alatnya zee." Titah melody.

Zee pun meminggirkan alat defibrilator tersebut, melody berpindah ke sisi tempat zee sebelumnya berdiri.

Melody mulai memeriksa keadaan gita dengan stetoskop yang dia bawa, perlahan melody mencek bagian mana yang membuat jantung gita berhenti.

In The Line Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang