Chapter 1 • An Offer You Can't Refuse

328 36 13
                                    

"Aku percaya pada Korea Selatan, negara ini telah memberiku kekayaan dan kejayaan. Aku pun membesarkan putriku dengan cara Korea Selatan, aku memberikannya kebebasan.... tapi aku mengajarinya untuk tidak mempermalukan keluarganya" Ucap pria paruh baya pada sang Don "Dia menemukan kekasih, bukan orang Korea Utara. Dia pergi menonton bersamanya. Dia pulang larut malam. Aku tidak protes" Dia berusaha untuk tidak terlalu emosional

Sang Don dan konselor nya mendengarkan cerita pria itu, mencoba memahami dan mengambil keputusan yang tepat untuk memperlihatkan eskpresi mereka

"Dua bulan lalu, pria itu membawanya berkendara dengan teman pria lain. Mereka membuatnya minum whisky.... lalu mereka berusaha mengambil keuntungan darinya. Dia melawan, dia menjaga kehormatannya. Jadi, mereka memukulinya seperti binatang. Saat aku pergi ke rumah sakit, hidungnya patah,.... rahangnya hancur, disatukan oleh kawat" Kini pria paruh baya itu mulai semakin emosional" Dia bahkan tidak bisa menahan karenanya rasa sakitnya "Tapi aku menangis, kenapa aku menangis? Dia adalah cahaya kehidupanku, anak gadisku yang cantik, kini dia takkan pernah cantik lagi"

Minhyuk mendengar pria paruh baya itu mulai agak tersedu-sedu, dia mulai mengambil gelas dan menuangkan wine lalu memberikannya pada pria itu. Pria itu menerima gelas itu dan meminumnya dengan tangan yang bergetar menahan tangisnya

Lalu pria itu kembali melanjutkan ceritanya "Aku melapor ke polisi, seperti warga Korea Selatan yang baik. Dua anak laki-laki itu dibawa ke pengadilan, lalu hakim memvonis mereka tiga tahun penjara, tapi hukumannya ditangguhkan" Dia berhenti sejenak sebelum kembali menatap mata sang Don "Hukumannya ditangguhkan! Mereka bebas hari itu juga. Aku berdiri di ruang sidang itu seperti orang bodoh, dan kedua bajingan itu tersenyum mengejek padaku. Lalu aku berkata pada istriku 'Untuk keadilan kita harus datang pada Don Jeon Junho'"

Akhirnya setelah beberapa saat sang Don mulai membuka suara "Kenapa kau datang pada polisi? Kenapa tak mendatangiku lebih dulu?"

"Apa yang kau inginkan dariku? Sebutkan apapun itu,.... tapi lakukan yang aku mohonkan padamu"

"Apa itu?"

Pria itu bangkit dari duduknya dan mulai mendekat pada sang Don, dia sedikit merendah dan berbisik ditelinga kirinya "Aku ingin mereka mati" lalu dia berdiri dihadapannya

Sang Don terdiam mencermati apa keinginannya, lalu dia melihatnya lagi yang kini berdiri dihadapannya "Yang itu aku tidak bisa" ucapnya dengan santai

"Tapi aku akan melakukan apapun yang kau minta" Pria itu mencoba meyakinkan sang Don

Sementara sang Don bermain dengan kucing dipangkuannya, tidak lagi menatap pada pria itu "Aku telah mengenalimu selama bertahun-tahun, tapi ini kali pertamamu meminta bantuan" Dia menatapnya selama beberapa detik lalu kembali pada kucingnya "Aku tak ingat kali terakhir kau mengundangku ke rumahmu untuk minum kopi, walaupun istriku adalah ibu baptis anak tunggal mu. Tapi mari jujur. Kau tak pernah menginginkan pertemananku, kau pun takut berhutang padaku"

"Aku tidak ingin mendapatkan masalah"

"Aku mengerti, lagi pun kau menemukan surga Korea Selatan. Bisnis mu lancar, kau hidup enak, polisi melindungi mu, dan ada pengadilan. Kau tidak butuh teman seperti ku" Nada bicara Junho terdengar tenang namun alasan yang dia katakan cukup mengintimidasi "Tapi kini kau datang padaku dan berkata 'Don Jeon, berikan aku keadilan' Tapi kau tidak memintanya dengan hormat. Kau tak menawarkan persahabatan. Kau bahkan tak berpikir memanggilku Daebu (Godfather)" Dia menjelaskan kalau dia merasa seperti pembunuh bayaran jika begini jadinya, dia tidak sehina itu "Alih-alih, kau datang ke rumah ku dihari pernikahan putriku dan memintaku untuk membunuh demi uang"

Pria itu seperti menyadari kesalahannya, dia mencoba mencari cara lain "Tapi aku datang untuk meminta keadilan"

Sang Don menggeleng pelan "Itu bukan keadilan, putrimu masih hidup"

The Scandalous • KookVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang