Jisung duduk disebelah Jaemin dengan wajah yang cemberut, nyatanya dia tidak mampu menghentikan teman-temannya untuk tidak melakukan perkemahan di hutan hitam.
"Kau terlihat sangat kesal, Jisung-ie." Ungkap Jaemin yang sedari tadi memperhatikan wajah Jisung.
Jisung menatap tajam Jaemin, "Ini semua karena mu!"
Jaemin hanya terkekeh, dia menyentuh pipi Jisung yang gembil itu, "Kau terlihat imut saat seperti ini, aku benar-benar berpikir bagaimana jika aku menggigit pipimu sekarang!"
Jisung langsung menjauhkan jemari Jaemin dari pipinya, dia menatap Jaemin dengan tatapan sangat kesal. Entah mengapa setiap melihat wajah Jaemin ada rasa aneh yang Jisung rasakan tapi Jisung mengartikan perasaan itu sebagai rasa kesal dan penolakan terhadap kehadiran orang baru yang aneh di sekitar dirinya.
"Jangan menyentuhku!" Marah Jisung, sialnya hal ini di dengar oleh teman-temannya.
"Jisung, kamu harus baik kepada teman barumu, bukankah selama ini Jisung yang kami kenal adalah anak baik yang selalu ramah, jadi kenapa kamu berubah menjadi anak nakal sekarang, hmm?" Tanya Renjun, dia adalah kesayangan Jisung, semua hal yang disarankan Renjun akan Jisung lakukan tanpa pikir panjang sama sekali.
Jisung diam, bibirnya melengkung ke bawah, matanya berkaca-kaca, apa yang dikatakan Renjun benar! Dia kan sedari dulu adalah anak yang baik jadi kenapa dia harus memusuhi Jaemin yang bahkan selalu tersenyum saat melihat dirinya.
"Maaf, Jaemin! Aku tidak bermaksud bersikap kasar seperti itu!" Jisung meminta maaf dengan wajah memelas yang menggemaskan.
Jaemin berdecak kagum, ternyata anak galak ini bisa menjadi begitu manis, dia harus belajar dari Renjun agar bisa dengan mudah mengendalikan anak galak yang sebenarnya sangat manis ini.
"Tentu," ucap Jaemin, dia mengedipkan matanya menggoda Jisung.
"Akhirnya, Jisung dan Jaemin bisa berdekatan! Kalau begini kan enak, tidak ada lagi rasa canggung!" Ucap Haechan yang di sambut tawa oleh semuanya.
Kini keadaan mobil kembali tenang, mereka menghabiskan waktu perjalanan dengan penuh canda tawa, terkadang mereka akan bernyanyi berbeda dengan Jisung yang masih merasakan hal yang mengganjal di hatinya.
"Eh, ngomong-ngomong kalian tahu tidak jika hutan hitam itu dulunya tempat titik kumpul para sekte sesat, katanya sih hutan itu digunakan sebagai tempat upacara pemujaan," ucap Jeno secara tiba-tiba.
Jisung seketika merasakan jantungnya berdetak lebih kencang saat mendengar pernyataan Jeno. Ayah dan ibunya selalu melarang Jisung untuk pergi ketempat-tempat yang berhubungan dengan sekte sesat.
"Apakah itu benar?" Tanya Jisung hati-hati.
"Iya, katanya sih hutan itu menjadi hitam karena para sekte sesat itu memanggil pemilik kegelapan untuk menjadi pemimpin mereka," sambung Mark.
"Oh, jadi awalnya hutan itu berwarna hijau layaknya hutan lain? Tapi saat pemilik kegelapan datang ke hutan itu perlahan seluruh tumbuhan berubah menjadi hitam begitu?" Tanya Chenle penasaran.
"Kurang lebih seperti itu," jawab Mark lagi.
Jisung diam, tubuhnya terasa menggigil, rasa dingin menyelimuti seluruh tubuh, orang tuanya menghilang secara misterius karena dikejar oleh sekte sesat. Jisung sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tetapi sebelum menghilang mereka mengatakan Jisung harus pergi sejauh-jauhnya dari apapun yang berhubungan dengan sekte sesat. Mereka juga bilang menyesal karena pernah masuk ke dalam sekte tersebut, setelahnya mereka berkata jika mereka menghilang secara misterius maka Jisung tidak boleh mencari mereka apapun yang terjadi karena kemungkinan mereka sudah mati karena kejaran mereka, yang Jisung yakini adalah para anggota sekte sesat.
"Kenapa kau terlihat begitu ketakutan, Jisung? Sebentar lagi kita akan masuk ke dalam hutan hitam. Apakah aku harus mengucapkan selamat datang, sayang?" Tanya Jaemin, dia berbisik tepat di sebelah telinga Jisung. Maka dari itu hanya Jisung lah yang dapat mendengar ucapan selamat datang dari Jaemin.
"Kau menjebak kami semua," ucap Jisung dengan wajah pucat pasi.
"Tidak, sayangku! Ini semua pilihan mereka, aku hanya mengikuti keinginan mereka." Jawab Jaemin dengan seringai aneh yang berada di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Forest
HorrorTidak seharusnya Jisung dan teman-temannya berkemah di hutan hitam