Jisung datang mengebrak meja cafe, hal itu membuat orang-orang memandang mereka tapi kemudian kembali fokus pada hidangan yang mereka pesan.Jisung mendudukkan dirinya secara kasar pada bangku yang tersedia di meja tersebut. Jisung melayangkan pandangan tajam pada pemuda yang duduk di hadapannya itu.
"Kenapa kau terlihat begitu marah?" Tanya Jaemin.
Jaemin duduk dengan elegan, meminum kopi yang telah ia pesan ketika menunggu Jisung tadi.
Jisung mendengus, "Aku marah karena kau sudah meracuni pikiran teman-teman ku bukan?"
Jisung menuduh Jaemin, dia menunjuk Jaemin yang masih tenang seperti tidak terjadi apapun berbeda dengan Jisung yang sudah terbakar oleh api amarahnya.
"Kenapa kau bisa menuduh aku?" Tanya Jaemin.
"Tentu saja aku bisa menuduhmu! Kau adalah orang baru, lalu teman-teman ku mengatakan bahwa kau yang menyarankan mereka untuk pergi ke tempat berbahaya itu!" Sarkas Jisung, dia benar-benar tidak suka dengan Jaemin.
Jaemin tersenyum sebentar, kemudian memanggil pelayan. "Aku pesan coklat panas satu!"
"Kau tidak mendengarkan aku?" Pekik Jisung, saat Jaemin malah mengabaikan dirinya.
Jaemin menggeleng masih dengan senyuman yang rancu seakan-akan senyuman itu menyimpan begitu banyak makna dan rahasia.
"Tidak, aku hanya memesankan mu minuman!" Balas Jaemin masih tenang.
"Kalau begitu jawab pertanyaan ku!" Ucap Jisung dengan suara yang keras.
Kini semua mata memandang ke meja mereka, Jaemin menyeringai seakan-akan merendahkan Jisung yang benar-benar berhasil menarik perhatian orang-orang ke arah mereka.
"Bukankah lebih baik kau tenang terlebih dahulu, kau tidak ingin disebut sebagai orang tidak berakal bukan?"
Pesanan datang, Jisung menatap Jaemin dengan pandangan dingin. Dirinya menghela napas sejenak, kemudian mengambil minuman tersebut dan meminumnya.
Merasa Jisung sudah tenang pada akhirnya Jaemin mulai membuka suara, "Aku tidak pernah meracuni pikiran teman-temanmu!"
Jisung tertawa sinis, tidak pernah katanya? Tapi lihat apa yang terjadi pada teman-temannya saat ini? Mereka memilih tempat yang mengerikan sebagai destinasi wisata. Jika mereka waras mereka tidak akan memilih tempat seperti itu.
"Katakan saja yang sejujurnya! Aku mengenal teman-temanku, mereka tidak akan dengan mudah menerima mu sebagai sahabat dekat mereka, jadi apa yang sebenarnya kau lakukan pada mereka?"
Jaemin tertawa kecil, "Jisung, manusia itu mudah berubah begitu juga dengan teman-temanmu. Aku tidak pernah melakukan apapun pada mereka, jadi berhenti mencurigai diriku! Jika tidak maka kau sendiri yang akan kehilangan teman-teman yang sangat berharga itu!"
Jisung dapat merasakan aura dingin yang di keluarkan Jaemin saat mengatakan kalimat terakhirnya, dia merinding tapi Jisung memaksa untuk tetap berani melawan orang di depannya ini.
"Jika begitu, mengapa kau menyarankan hutan hitam kepada mereka? Kau tau kan tempat itu berbahaya!"
Jaemin memasang wajah datar, senyuman indah kini berubah. "karena sudah saatnya seseorang kembali kerumahnya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Forest
HorrorTidak seharusnya Jisung dan teman-temannya berkemah di hutan hitam