3. BLACK VIPERS

8 5 0
                                    


Hai, Selamat Malam ><
Selamat Melanjutkan Membaca, yaa my bro! 🫂

TANDAI TYPO!! BERI SAYA SEMANGAT DENGAN ΜΕΝΕΚΑΝ TOMBOL BINTANG. BUAT READERS, SILAHKAN FOLLOW DULU AKUN AUTHOR SUPAYA DAPAT NOTIP DARI SAYA:)
SANTEK
Ig:zhwasnti


Selamat Membaca! 🤎


***












Black Vipers

Suara gemuruh knalpot motor membelah senja di salah satu sudut kota yang sepi. Di tempat itu, sebuah lahan kosong yang dikelilingi oleh gedung-gedung tua menjadi saksi kebiasaan rutin Black Vipers, geng motor yang paling ditakuti di sekolah dan juga jalanan. Mereka bukan hanya dikenal sebagai pembuat onar, tapi juga sebagai juara balapan liar yang tak terkalahkan.

Di tengah kelompok itu berdiri Rangga, pemimpin Black Vipers yang terkenal dengan sifat dinginnya. Dengan tubuh tegap, jaket kulit hitam, dan helm full face di tangannya, Rangga menatap lurus ke depan, mengamati lintasan balap liar yang sudah menjadi arena pertarungan mereka.

Di sebelahnya, Rafael Alexander Heksen atau sering dipanggil Al oleh teman-temannya dan Rega Arka Orion atau sering di panggil Rega, berdiri dengan sikap yang tak kalah dingin. Al adalah tangan kanan Rangga, seseorang yang jarang menunjukkan emosi dan selalu tenang di setiap situasi. Namun, di balik sikapnya yang dingin, Al punya sisi lain yang jarang terlihat-saat dia jatuh cinta, dia bisa berubah menjadi bucin tanpa kompromi. Sedangkan Rega, sahabat karib Rangga, adalah orang yang paling diam di antara mereka, tapi justru ketenangannya itulah yang membuatnya menjadi orang yang paling bisa diandalkan.

Matthew Rama L atau sering dipanggil Rama, Aiden Kelvin Sky atau sering dipanggil Kelvin, dan Wahyu laksana Mandaka atau sering dipanggil Wahyu, berdiri tak jauh dari mereka, masing-masing sibuk dengan persiapan motor. Kelvin, dengan sikapnya yang selalu humoris, terlihat sedang bercanda dengan Wahyu, yang walaupun suka bercanda, punya masalah serius dengan emosinya. Di tengah-tengah kelucuan Kelvin, Wahyu sering kali lepas kendali, dan itu membuatnya menjadi anggota yang tak terduga.

"Kelvin, lo bisa nggak sekali aja serius?" Wahyu menggerutu sambil memperbaiki setelan motornya.

Kelvin terkekeh, senyum lebarnya merekah. "Santai aja, bro. Kalau semua tegang kayak lo, kita nggak bakal bisa balapan dengan kepala dingin."

Rama yang lebih kalem, ikut tertawa kecil. "Kelvin benar, Wahyu. Jangan terlalu dipikirin. Malam ini kita cuma latihan, bukan balapan resmi."

Namun, suasana mulai berubah saat Al angkat bicara, suaranya dalam dan penuh keyakinan. "Latihan atau tidak, kita harus selalu siap. Lo nggak tahu kapan kita bakal ditantang sama geng lain."

Rangga hanya diam, tapi dia mengangguk setuju dengan ucapan Al. Sebagai pemimpin, dia lebih banyak berbicara dengan tindakan daripada kata-kata. Matanya tetap fokus pada lintasan di depannya, seolah sudah membayangkan balapan malam yang akan mereka hadapi. Dia bukan tipe orang yang banyak bicara, tapi sekali dia memberikan perintah, semua orang tahu itu tidak boleh diabaikan.

"Lo semua siap, kan?" Rangga akhirnya bersuara, nadanya tenang tapi penuh otoritas.

Semua anggota Black Vipers menoleh dan mengangguk serempak. Tidak ada yang meragukan kemampuan Rangga sebagai pemimpin. Sejak hari pertama mereka membentuk Black Vipers, Rangga sudah membuktikan bahwa dia tidak hanya hebat dalam balapan, tapi juga dalam memimpin. Setiap anggota tahu bahwa di bawah komandonya, mereka bisa meraih apapun, baik itu kemenangan di jalanan maupun kekuasaan di sekolah.

Raymond RanggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang