Keesokan harinya, Jio terbangun dengan mata lelah. Tidur yang dia harapkan bisa memberikan ketenangan, justru membawa mimpi buruk yang terasa begitu nyata. Ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, sebuah perasaan bahwa dia sedang diawasi, seolah ada sepasang mata yang terus memperhatikannya bahkan dalam kegelapan malam.
Dia bangkit dari tempat tidur, mengusap wajahnya dengan tangan gemetar. Hatinya bergemuruh, merasakan ketakutan yang samar namun semakin nyata. Sejak kejadian kemarin, ada yang berubah. Bukan hanya dalam hubungan dengan Jerry, tetapi juga dalam dirinya sendiri. Setiap detik terasa semakin menghimpit, seolah-olah jiwanya tercekik oleh rasa curiga dan ketakutan.
Saat dia duduk di tepi tempat tidur, menatap ke arah jendela yang tertutup tirai, Jio merasakan hawa dingin menusuk. Bukan karena cuaca, tetapi karena sesuatu yang tak kasatmata-seperti ada kehadiran seseorang yang selalu mengawasinya. Dia mencoba mengusir pikiran itu, mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua ini hanya efek dari stres yang berlebihan.
Namun, bayangan sosok Jerry S. tidak pernah hilang dari benaknya.
"Apakah dia yang...?" Jio bergidik. Setiap kali memikirkan kembaran Jerry, napasnya semakin berat. Rasa takut mulai menjalar lebih dalam, menghantui tiap inci kesadarannya.
Di tempat lain, Jerry Michiels menatap Jio dari kejauhan di kantor, namun kali ini tidak seperti biasanya. Ada jarak yang dia ciptakan sendiri, tanpa sadar menjauhkan diri dari Jio. Dia tak tahu pasti kenapa, tetapi sejak malam kemarin, sesuatu dalam dirinya berubah. Seolah perasaan yang dulu hangat terhadap Jio kini dilapisi oleh kabut kegelapan yang dia tak bisa jelaskan.
Jerry lebih sering memerhatikan Jio dari kejauhan sekarang. Gerak-geriknya, bagaimana dia berjalan, bagaimana ekspresinya selalu terlihat cemas-semuanya terasa seperti puzzle yang semakin sulit dia pecahkan. Sebagai detektif yang terbiasa menyelidiki kejahatan, dia bisa merasakan bahwa Jio menyembunyikan sesuatu. Mungkin bukan rahasia besar, tetapi perasaan yang dia sendiri belum bisa ungkapkan.
Namun, daripada mendekati dan mencari tahu, Jerry memilih untuk tetap menjaga jarak. Kecuekannya sekarang bukan tanpa alasan. Ada konflik di dalam dirinya yang tak bisa dia kendalikan, perasaan campur aduk antara ingin melindungi Jio dan rasa takut bahwa semakin dekat dia, semakin dia terseret dalam kegelapan yang mulai melingkupi hidup mereka.
"Jio..." Jerry bergumam pelan, menatap Jio dari balik jendela kantornya. Dia tahu bahwa kasus ini semakin mempengaruhi mental Jio. Wajah pria cantik itu mulai kehilangan cahayanya, terlihat semakin kusut dan lelah. Setiap hari, Jio tampak semakin terbebani oleh kasus Alan Marks yang tampaknya tidak kunjung menemukan titik terang.
Namun, lebih dari itu, ada sesuatu yang lain di mata Jio-sebuah kebingungan dan ketakutan yang tidak bisa diabaikan. Jerry hanya bisa menebak, tapi dia mulai menyadari bahwa Jio mungkin sedang menghadapi sesuatu yang jauh lebih besar daripada sekadar sebuah kasus pembunuhan.
Hari-hari berlalu, dan Jio merasa semakin terisolasi. Tidurnya tak pernah lagi tenang. Setiap malam, berkisar antara jam 1 sampai 3 dini hari, dia terbangun dengan keringat dingin membasahi tubuhnya, dadanya naik turun dalam kepanikan. Perasaan bahwa dia selalu diawasi, bahwa ada mata yang terus mengintainya, tak pernah hilang. Suara samar di telinganya, bayangan di sudut matanya, semuanya membuatnya semakin paranoid.
Jio semakin sulit memisahkan antara kenyataan dan delusi. Dia tahu bahwa Jerry S. mungkin masih ada di luar sana, terus mengintai, terus menunggu momen yang tepat untuk muncul kembali. Pikiran itu menghantuinya, membuat mentalnya semakin goyah. Tidak ada lagi yang terasa nyata.
"Kenapa aku merasa seperti ini..." gumam Jio saat dia menatap cermin di kamar mandi. Wajahnya yang dulu selalu segar kini terlihat begitu lelah, matanya kosong dan merah karena kurang tidur. Dia hampir tidak mengenali dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Other Side. || JaemSung ✅
Mystery / ThrillerJio, yang bekerja sebagai detektif magang. Dan Jerry, si senior yang penuh misteri. - DIHARAPKAN VOTE DAN KOMEN NYA - SEDIKIT MEMBUAT PUSING KARENA ALURNYA GAJELAS SAMA SEKALI - LAPAK JAEMIN-JISUNG - FIKSI, BUKAN REAL - UNTUK SEMUA UMUR, TIDAK ADA N...