CHAPTER 5

6 4 0
                                    

"kayak ga asing muka setannya, setan bisa nangis kah?" saka masih saja memperhatikan wajah gadis itu sampai saat dia menyadari bahwa gadis itu adalah vanya

"eh kayak.." saka mulai mendekati gadis yang berteriak tadi dan langsung mengenalinya

"vanya?" ucap saka memastikan bahwa itu benar benar vanya

vanya mendengar namanya di panggil pun segera menghapus air matanya dan melihat siapa yang memanggil namanya

"saka? lo ngapain?" tanya vanya

saka yang melihat bahwa itu betul vanya langsung duduk di samping vanya

"lo ngapain sih? bukannya lo tadi nyuruh gue buat nganggap ga pernah liat lo disini?" tanya vanya

saka masih saja membisu sampai membuat vanya kesal sekali

vanya kemudia menghembuskan nafasnya dengan kasar lalu berdiri di hadapan saka

"lo ngapain sih disini, pergi sana" usir vanya kemudian saka pun berdiri di depan vanya dan menatap mata vanya dengan tajam

"emangnya ini taman punya lo hah? ngusir ngusir gue seenaknya" ucap saka tengil

vanya menghembuskan nafasnya dengan kasar lagi karena merasa kesal dengan tingkah saka

"yaudah terserah kalo lo gamau pergi, gue yang pergi" ucap vanya lalu mengambil tasnya yang ada di kursi dan bergegas pergi, namun tangan vanya di pegang oleh saka membuatnya menghentikan langkahnya untung pergi.
vanya berbalik melihat saka lalu menghempaskan tangannya sampai membuat pegangan saka terlepas.

"duduk dulu kali disini buru buru banget" ucap saka lalu dia duduk kembali di kursi itu

vanya dengan terpaksa duduk kembali di kursi dengan saka

"lo ngapain sih ke sini" tanya vanya

"namanya aja rumah sakit ya berarti kalo kesini ya lagi sakit dong masa mau beli martabak" jawab saka

"terserah lo deh" ucap vanya
"kalo lo? ngapain kesini?" tanya saka
"gue? jenguk mamah gue" jawab vanya
"ohh" ucap saka sambil menganggukkan kepalanya

setelah bercakap itu mereka pun berdiam diri sampai beberapa saat vanya terpikirkan pertanyaan pertanyaannya untuk saka

"oh iya, lo kenapa suka bolos sekolah?" tanya vanya

saka terdiam sejenak dan mulai menarik nafas lalu menghembuskannya

"gapapa sih lagi males belajar aja" jawab saka

"males belajar apa mau pacaran?" ucap vanya

"pacaran? gimana mau pacaran cewe aja ga punya" jawab saka lalu mengambil sepuntung rokok dari sakunya

"loh? trus cewek yang kemaren di sekolah siapa?" tanya vanya

"itu? temen" jawab saja dengan singkat lalu membakar rokok yang sudah dia keluarkan tadi

"oh iya lo belum minta maaf tuh sama gue soal lo ngatain gue tukang bolos" ucap saka mengingatkan vanya kembali saat pertemuan pertama mereka 

"loh kan emang bener lo selalu bolos" ucap vanya

"okee??, dan lo juga belum ada bilang makasih pas gue nganterin lo pulang" lanjut saka

"oh itu, iya makasih" ucap vanya singkat

Rain Unites Us Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang