Jam pelajaran pun selesai, kedua sahabat Reyna menunggu taksi pesanan mereka masing-masing.
Tetapi saat itu Reyna kebelet buang air kecil, dan harus masuk ke dalam sekolah lagi untuk ke kamar mandi siswi .
"Gays kalian pulang duluan aja ya, gue mau pipis dulu nih, nanti gue balik sama laki gue aja." kata Reyna.
"Yaudah kita duluan ya Rey, kebetulan banget nih mobil taksi Keyla sudah datang." kata Keyla.
Disisi lain Satya sedang duduk di ruang guru, ia sedang mengecek nilai-nilai ulangan para murid di sekolah tersebut.
Datanglah Bu Rumi seperti ingin menggoda pak Satya
"Bapak belum pulang yah? Boleh saya pulang bareng bapak?" ujarnya sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Maaf Bu Rumi, saya mau pulang bareng Reyna." Satya tetap fokus ke kertas-kertas yang ada di hadapannya.
"Aduh mampus keceplosan" batin Satya gugup.
"Eemm baik pak saya permisi dulu yah." Bu Rumi keluar dari ruang guru dengan perasaan kesal karena di tolak mentah-mentah oleh Satya.
"Pak Satya kok mau ajak Reyna pulang bareng sih." gumamnya.
Saat sedang mengelilingi sekolah, Bu Rumi melihat Reyna masuk ke dalam kamar mandi, Reyna mengangkat ember menuju kamar mandi karna air keran di kamar mandinya sedang tidak berfungsi.
"Ah elah ni sekolah elit tapi buat cebok aja susah amat." Reyna mendengus kesal
Jam menunjukkan pukul 16:00
Hari mulai gelap Reyna belum juga keluar dari dalam kamar mandi, di sisi lain ternyata Bu Rumi mengunci pintu kamar mandi dari luar, sehingga Reyna terkunci di dalam kamar mandi."Kan kalo seperti ini saya bisa pulang dengan pak Satya" batin Bu Rumi sambil tersenyum licik
"Huft akhirnya selesai juga, tinggal keruangan guru deh ajak om Satya pulang." ucap reyna dengan penuh semangat.
Tetapi saat ingin membuka pintu Reyna begitu panik dan berteriak sekencang mungkin agar ada yang membantunya keluar dari kamar mandi.
"Waduh ko terkunci sih." gumam Reyna.
"Tolong, siapapun di luar tolong bukain pintunya!" teriak Reyna dengan panik.
"Aduh gimana ini, mana mau hujan deh kayanya di luar." lirih Reyna.
SKIIP
Satya terus melihat ke arah jam tangannya, dan mencoba mencari Reyna.
"Bu Rumi, apa ibu melihat Reyna?" Tanya Satya pada Bu Rumi.
"Tadi sih saya lihat pas anak-anak pulang sekolah, Reyna pulang dengan temannya naik taksi." ujarnya berbohong.
"Loh bukannya tadi dia minta saya untuk pulang bersama ya?" batin Satya.
"Pak saya izin ikut dengan bapak ya, sebentar lagi mau hujan pak, takut gak ada taksi." bujuk Bu Rumi
"Maaf Bu, saya mau telfon Reyna dulu." ucap Satya dengan wajah datarnya, lalu langsung pergi meninggalkan Bu Rumi sendirian.
Satya pun menelfon Reyna, tetapi ternyata HP-nya tidak aktif, Satya menelfon Keyla dan akhirnya ada jawaban dari keyla.
-------------------------------------------------------------
"Halo Keyla" sapa Satya"Iya kenapa pak ?"
"Apa Reyna pulang sama kamu?"
"Loh bukannya dia mau pulang sama bapak?"
"Lah disini ga ada key, tadi kata Bu Rumi kalian pergi bareng."
"Ngga pak, aku sama Della naik taksi yang berbeda."
"Apa kamu tau Reyna pergi kemana?"
"Reyna bilang nya mau ke kamar mandi pak, dia kebelet pipis terus katanya pengen bab juga."
"Ya ampun itu anak, yaudah makasih ya biar saya cari ke kamar mandi saja."
Satya pun menutup teleponnya dan bergegas menuju kamar mandi, ia begitu khawatir kepada istri kecilnya itu.
Sesampainya di kamar mandi, Satya memanggil-manggil Reyna.
"Reyna apa kamu ada di dalam?"
"Ooom, tolong om, Reyna kedinginan ini hiks,, hiks." Reyna menangis dan langsung merespon panggilan dari Satya.
"Ya ampun kamu ko bisa terkunci dari luar sih?" Satya pun mendobrak pintu tersebut, setelah pintu terbuka ia langsung memeluk Reyna.
"Om aku kedinginan, bisakan kita pulang sekarang?" Reyna mengeratkan pelukannya di tubuh kekar Satya dan menenggelamkan kepalanya di dada bidang milik Satya.
Mereka pun keluar dari sekolah, dan masuk ke dalam mobil.
Mobil pun melaju dengan kecepatan tinggi, Satya begitu panik, entah siapa yang menjahili Reyna.
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
Sesampainya di rumah, Reyna pun berbaring di kasur, dan dipakaikan selimut oleh Satya.
"Dek Abang keluar dari kamar dulu ya, mau buatkan kamu bubur." ucap Satya
Namun saat ia ingin melangkah pergi, tangannya di tahan oleh Reyna.
"Om jangan pergi, disini aja om, Reyna takut petir." lirih Reyna
"Ia saya gak akan kemana-mana kok." Satya pun naik ke atas kasur dan tiduran di dekat Reyna.
Dua jam mereka tertidur pulas, hingga akhirnya Reyna terbangun karna tak ada sosok Satya di sampingnya.
"Kemana dia pergi?" batin Reyna bertanya-tanya.
Reyna pun melangkah ke kamar mandi dan mengganti pakaiannya.
Satya pun masuk ke dalam kamar, ia tau pasti Reyna sudah bangun, ia mengantarkan bubur hangat untuk Reyna.
"Om maaf ya aku merepotkan om terus, kepala aku pusing banget tadi, sampai ketiduran, maafin Reyna ya om." ucap Reyna meminta maaf.
"Ngga apa-apa, lagian saya sudah makan, apa masih ada yang sakit? Tadi saya masak bubur buat kamu, ayo makan dulu." ujar Satya sambil meletakkan bubur di atas meja.
Reyna pun langsung memakannya, ia terlihat seperti memaksakan diri untuk memakannya.
"Kenapa dek? Apa buburnya tak enak? " tanya Satya.
"Bukan om, tapi mulut aku terasa pahit banget." lirih Reyna tak terasa air matanya menetes
Satya memegang kening Reyna, ternyata Reyna demam akibat terlalu lama di dalam ruangan dingin.
"Ya ampun sayang, kamu demam." panik Satya.
Satya pun keluar dan membawa air hangat dan mengompres kening Reyna.
Reyna dibuat nyaman oleh perlakuan Satya, ia begitu perhatian dan menjaga Reyna dengan sepenuh hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
My teacher my husband (TAMAT)
Teen FictionKisah cinta Reyna Ananta Wijaya dan Satya Nadella yang terjebak dalam perjodohan yang dipaksakan oleh masing-masing orang tua mereka, dua jiwa yang terjebak dalam pernikahan tanpa cinta. "Aku tidak bisa menolak perjodohan ini, ayahku sudah memutuska...