Azrael terus terbang ke arah lautan dimana letak Blue Hole berada, mengabaikan teriakan Loran atas pengalaman terbang pertamanya. Mereka juga diikuti oleh si kembar berambut pirang dengan sayap gagak yang terbentang di belakang punggung mereka. Apabila dilihat dari kejauhan mata memandang, terdapat gumpalan kabut yang muncul di sekitar Blue Hole dan mulai menyebar ke segala arah, meskipun begitu getaran-getaran gempa masih terasa dan air mulai beriak.
"Hey bocah, perintahkan anak buahmu itu untuk tidak menyerangku", karena saat ini ia harus terbang sambil menghindari benda runcing hitam yang dilemparkan mahkluk-mahkluk dibelakangnya.
Loran tidak terlalu mendengar jelas suara Azrael karena ketakutan yang masih melandanya, dia hanya bicara dengan terbata-bata. Ia pun terpaksa berhenti terbang dan berbalik menjadikan Loran sebagai tameng. Pada akhirnya Azrael berbisik penuh ancaman kepada Loran, "Jika kau tidak membuka mulutmu dengan benar, kau akan aku jatuhkan saat ini juga"
Dengan penuh kepanikan Loran pun berteriak, "he-heyy kalian berdua, jangan menyerang, jangan menyerang, kita berdua teman, kita tidak saling menyakiti, berhentilah menyerang dan dengarlah permintaanku"
Pada akhirnya ke dua mahkluk itu menghilangkan benda-benda runcing yang terbang mengelilingi Azrael dan Loran, Azrael melanjutkan terbangnya mendekati Blue Hole, "Hey bocah, panggil mahkluk dibelakang kita mendekat dan beri mereka nama"
"Hah, untuk apa?"
"Agar kau lebih mudah untuk memerintah mereka tentu saja"
"Kau gila ya? Di keadaan seperti ini pikiranku terasa kosong, aku tidak bisa memikirkan nama yang bagus"
"Tidak perlu bagus yang penting bisa digunakan, cepatlah"
Atas desakan Azrael, Loran pun berteriak kepada mereka yang berada di belakang untuk mengimbangi kecepatan terbang Azrael, sampai mereka tepat berada di bawah Azrael dan Loran. "Kalian berdua", panggil Loran
"Ya tuan", seperti yang sudah-sudah mereka menjawab secara serentak.
"Aku akan memberi nama kalian sekarang juga", Loran menatap mereka berdua dengan seksama, sesungguhnya otaknya sedang tidak bisa bekerja dengan sempurna saat ini, tapi tidak ada pilihan lain selain menuruti perintah Azrael, setelah jeda yang cukup lama, suara Loran akhirnya terdengar, "Kau yang perempuan-"
Suara Azrael mengintrupsi secepat kilat, "Hey bocah, meskipun terlihat seperti itu, mereka ini tidak tau konsep perempuan dan laki-laki, penampilan mereka terbentuk karena persepsi tuan mereka sebelumnya"
"LALU AKU HARUS MEMANGGIL APA?", Loran merasa sangat frustasi.
"Gunakanlah otakmu, apa kau bodoh?"
Loran benar-benar ingin menendang Azrael hingga ke ujung dunia jika dia berani, pokok permasalahannya adalah mahkluk yang mengatainya ini adalah entitas yang ia sendiri tidak tau sepereti apa, setelah berpikir sebentar, ia mulai berkata, "kau yang berambut panjang bernama Ellian sedangkan yang rambut pendek bernama Ellion"
Mereka berdua mendengar hal itu dengan baik, "Kami bersumpah akan melayani anda dengan jiwa dan raga kami tuan", tangan terkepal yang diletakkan di area jantung adalah bukti janji mereka pada Loran, mereka berhasil mencapai kesepakatan.
"Lalu sekarang apa?", tanya Loran pada Azrael
"Melihat situasi di dalam kabut itu, meskipun aku sudah menduga-duga sesuatu, ini bukanlah hal yang baik", Loran memperhatikan keseriusan yang terpancar dalam diri Azrael, hal baru selain sikap konyol yang pemuda itu lihat.
"Loran kau juga bersiaplah untuk memerintah mereka untuk pertarungan nanti"
"Hah? tunggu dulu...pertarungan apa...apa yang...apa yang akan kau katakan?", jawab Loran terbata, mencoba menyerap informasi sebanyak mungkin, "apa ini akan menjadi pertarungan seperti yang berada di dunia game atau film-film itu? kau bercanda-"
Sebelum Loran mampu menyelesaikan perkataannya, ia sudah memasuki area kabut, semuanya terlihat putih, jarak pandangnya benar-benar berkurang, kecepatan terbang Azrael juga menurun dan pada akhirnya berhenti, ia menjentikkan jari dan melakukan gerakan seperti menggeser sesuatu, itu seperti cahaya putih yang tiba-tiba membesar dan melingkupi area Blue Hole. Azrael mengaktifkan pelindung.
Belum juga terbiasa dengan sensasi di dalam kabut tebal, Loran merasakan hempasan yang cukup kuat hingga tanpa sadar berteriak, ia terlambat menyadari kalau bajingan Azrael itu, melemparnya menjauh. Meskipun begitu Ellian dan Ellion begitu tanggap dalam menangkapnya.
Azrael menggepakkan kuat sayapnya hingga kabut disekitar tersingkir menabrak dan terdorong ke luar penghalang. Ia melayang tepat di titik tengah Blue Hole, mengigit jari jempolnya hingga berdarah kemudian membiarkan tetesan darah itu tenggelam dalam jurang. Ketika darah itu menyentuh permukaan air muncullah lingkaran merah menyala yang berlapis dengan huruf-huruf aneh yang tidak bisa Loran baca, lingkaran merah itu berputar menyebabkan riak yang lebih besar di Blue Hole.
"O meyve mai demmi, Lubaska", teriak Azrael merentangkan kedua tangannya.
Terdengar bahasa yang lagi-lagi tidak Loran pahami, meskipun begitu, sepertinya hal itu memiliki efek berbeda dengan apa yang ada di dalam Blue Hole. Setelah teriakan Azrael yang menggema, muncul pusaran yang semakin membesar di area lingkaran merah, hingga terlihat sesuatu bewarna kecoklatan yang menyembul ke luar, dan ukuran dari benda itu mencakup ¾ dari luas Blue Hole sendiri. Sesuatu yang besar mulai keluar, Loran dibuat begidik melihatnya.
Selain itu, muncul lagi benda yang terlihat kenyal meliuk keluar dari dalam lautan, jika dihitung itu berjumlah delapan, menyebar teratur mengelilingi benda bulat yang telah menyembul sebelumnya. Benda itu meliuk-liuk seperti cacing dan wujudnya hampir membuat penuh seluruh Blue Hole. Semakin benda itu menjulur keluar dari kedalaman Blue Hole, semakin Loran menyadari mahkluk apa itu, itu adalah gurita raksasa.
Loran pikir begitu, tetapi.....apa-apaan, di bagian bentuk yang ia yakini sebagai kepala gurita menyembul 2 bulatan daging yang menjulur di atas kepala gurita, benda itu terlihat berkedip....tidak, jelas-jelas benda itu memang berkedip, apakah itu mata? Sejak kapan gurita memiliki mata yang menyembul keluar? Itu bukanlah susunan anatomi gurita yang benar.
Secara perlahan kedua mata yang menyembul itu melihat ke arah Azrael. Kedua bola mata yang awalnya hanya berhiaskan putih dengan pupil hitam kini berganti menjadi putih kemerahan, mencerminkan aura permusuhan dan menyebabkan getaran pada sekeliling Blue Hole menciptakan gelombang besar yang menyembur keluar. Untungnya gelombang itu tertahan oleh dinding pelindung, jika tidak, wilayah daratan yang cukup dekat dengan Blue Hole kemungkinan akan terhempas oleh gelombang besar ini.
Pada awalnya 2 lengan gurita terjulur mengejar-kejar Azrael, namun laki-laki itu hanya terbang gesit menghindar hingga kedua lengan itu terlilit satu sama lain, begitu lengan lainnya mulai maju, Azrael tidak menunjukan perlawanan yang berarti selain menghindar, hal ini membuat monster itu murka hingga terciptalah kembali gempa. Monster itu menyerang Azrael secara membabi buta, hampir keseluruhan badannya keluar dari dalam jurang, lengan-lengan itu secara serempak menyerangnya. Azrael yang telah menunggu-nunggu momen tersebut telah memegang busur di tangan kirinya dan mulai bersiap menembakkan anak panah. Ketika sebuah anak panah angin itu ditembakkan, secara mengejutkan, benda itu segera terpecah menjadi delapan bagian dan akan berhadapan dengan lengan-lengan sang gurita.
Loran kira itu akan berhasil, namun bentrokan antara anak panah dan lengan itu menyebabkan bunyi yang berdentang ketika bertabrakan, lengan itu terlihat lemah dan terkesan kenyal namun pada saat tertentu, ia akan mengeras ketika menghadapi ancaman. Meskipun panah angin tidak dapat menembus pertahanan lengan-lengan, hal itu sudah mampu memukul mundur keseluruhan lengan gurita yang menyerangnya, padahal menurut penglihatan Loran panah itu terlihat kecil meskipun memiliki kecepatan yang tinggi, dan bahkan dia sendiri tidak yakin apakah Azrael yang masih bisa tersenyum di kejauhan sana bisa bertahan.
.
.
.
.
.
Thanks for reading!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
King of Executioner
FantasyDiliputi oleh kegelapan, Azrael secara tidak sengaja terbangun kembali atas keputusasaan seseorang akan hidupnya, kebencian terhadap entitas bernama manusia. Energi yang ditekannya dalam proses penyegelan menyebar keluar, menyebabkan kerusuhan diman...