salju yg berdarah

97 7 0
                                    

Anak kecil ditengah salju merah

Badai salju melanda kota Rikubatsu, buliran putih turun tak henti sepanjang waktu, menciptakan udara dingin yang mengangkasa, menghentikan sebagian kegiatan warga disana.

Begitupun dengan Miyako yg sudah sepekan berada di rumahnya, membuatnya kehilangan mata pencaharian dan menipisnya lembaran uang yg sudah terkumpul.

Pasalnya di udara sedingin ini anak bungsunya pasti akan kewalahan, seakan penghangat pada ruangannya tak berguna, selimut tebal pun tak membalut rasa dingin yang Riku rasakan. Penyakitnya membuat Riku tak bisa bernafas dengan bebas, ia juga akan menetap di rumah sakit untuk menghindari hal yang tidak diinginkan.

Sedangkan si sulung akan lebih banyak menghabiskan waktunya untuk merawat sang adik, dia sudah bersikap layaknya Kaka walaupun usianya hanya terpaut 3 menit, terkadang ia juga bingung mengapa Tenn terlihat lebih bisa dipercaya dari pada Riku.

Pada keadaan yg sulit ini, Miyako tak pernah berhenti berusaha agar ke dua anaknya bisa hidup dg nyaman, tanpa memikirkan apapun, entah itu penyakit, keuangan atau mencemaskannya yg selalu bekerja keras dan melewati batas.

Hari ini Miyako baru saja selesai menjajakan surat, tujuan terakhir nya hari ini adalah surat untuk kediaman Takamasa, di rumah serba putih dg dinding yang tinggi, ia melihat beberapa anak muda yg berlari di taman luas dihadapannya, ia jadi membayangkan anaknya juga ada disana. Andai ia bisa membuat taman dibagian depan rumahnya, Riku pasti senang, dia tak harus berdiam diri di dalam kamar, Tenn juga pasti akan menjaga adiknya dengan baik saat diluar.

Lamunannya terhenti seketika saat melihat amplop berwarna coklat dihadapannya, 'mungkin ini berkas penting' pikir Miyako.

Ia meletakkan nya pada kotak surat yg ada disampingnya, sebelum gerbang terbuka, menampakan pria jangkung dengan kulit pucat bak mayat hidup, tatapannya teduh namun terasa menikamnya dg tajam.

"mata itu .."

Miyako lantas terkejut saat laki laki dihadapan nya menarik senyum misterius sembari menunjuk pada mata Miyako.

"Maaf , apa kita pernah bertemu ?" Dengan penasaran yg menggerogotinya ia beranikan bibirnya bergerak.

" tentu saja belum " laki-laki itu melirik pada kotak surat dan mengambil amplop coklat yang beberapa saat lalu diletakan oleh Miyako." namun aku sangat menantikan kehadiran anak dengan mata yang sama seperti mu" lanjutnya lagi.

Miyako terheran - heran dg pernyataan tersebut, seingatnya Tenn adalah anak yg memiliki warna mata emerald sama seperti miliknya, sementara Riku memiliki mata sang ayah dengan warna Crimson menyala, namun berubah warna saat ia sedang sakit , terkadang warna nya seperti buah persik 🍑, tapi juga terkadang lebih redup. Namun ia berusaha menepis segala hal buruk dalam benaknya, ' bertemu saja belum pernah, apa lagi mengenal anaknya '.

" baiklah tuan Takamasa , kalau begitu saya pamit terlebih dahulu "

" apa kau tidak penasaran dengan anak itu?"

" apa maksudmu tuan ?" Miyako menautkan kedua tangannya yg mulai merasa dingin terguyur salju.

"ku rasa dia akan segera datang, ah aku lupa mengatakannya" pria dg jas tersebut memberikan amplop pada Miyako, entah apa maksudnya.
" sepertinya suamimu tidak memberi tau tentang hutangnya pada mu, biar aku yg ceritakan." sambungnya sembari membuka pintu gerbangnya lebar, mengisyaratkan perintah agar wanita dihadapannya masuk kedalam rumah besar itu.

Twins Trouble 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang