Chapter 14: Resolved Misunderstandings and Heartfelt Confessions

1.1K 35 10
                                    

Setelah perbincangan mendalam dengan Elena, Alex merasa perlu untuk memantau situasi di ruang belajar lebih dekat. Dia tidak hanya ingin memastikan bahwa Samuel sebagai tutor bertindak secara profesional, tetapi juga ingin menjaga jarak agar tidak ada batasan yang terlewati.

Pada suatu sore, Alex memutuskan untuk memasuki ruang belajar Elena. Dia berdiri di luar pintu sejenak sebelum perlahan-lahan membukanya dan melangkah masuk. Dari sudut ruangan, dia bisa melihat Elena dan Samuel duduk berhadapan di meja belajar, membahas beberapa soal yang tampaknya rumit.

Saat Alex mengamati, dia melihat sesuatu yang mengejutkan. Elena, yang biasanya tampak serius atau canggung saat belajar, kini tertawa lepas. Tawa itu terpicu oleh jawaban Samuel yang cerdas dan sedikit humoris tentang soal yang sulit. Elena terlihat sangat ceria, ekspresinya penuh dengan keceriaan yang jarang dia tunjukkan sebelumnya.

Melihat Elena tertawa seperti itu, tanpa disadari, Alex mengepalkan tangannya. Perasaan cemburu dan ketidaknyamanan mulai merambat di dadanya. Dia merasa ada sesuatu yang tidak pada tempatnya, dan keakraban antara Elena dan Samuel membuatnya merasa terganggu.

Alex berdiri di sana dengan wajah tegang, merasakan campuran emosi yang kuat. Dia merasa hatinya berdebar-debar melihat Elena begitu dekat dan akrab dengan Samuel, sesuatu yang belum pernah dia saksikan sebelumnya. Melihat Elena tampak begitu bahagia dan nyaman dengan Samuel membuat Alex merasakan ketidaknyamanan yang mendalam, dan perasaan cemburu yang tak bisa dia hindari mulai membebani pikirannya.

Samuel, sambil tetap menjaga nada suaranya tetap lembut dan penuh perhatian, mulai berbicara dengan Elena. Dia merasakan adanya ketegangan di ruangan dan, dengan penuh rasa ingin tahu, memutuskan untuk memanfaatkan momen ini. Setelah memberikan pujian tulus mengenai pekerjaan Elena, Samuel melihat ke arah Alex yang berdiri di pintu.

Dengan senyuman yang hangat, Samuel memiringkan tubuhnya sedikit agar hanya Elena yang bisa mendengarnya. "Nona Elena," katanya dengan nada yang lebih lembut dan penuh perhatian, "saya rasa ada sesuatu yang ingin kita lihat."

Elena, yang merasa bingung dengan nada dan tatapan Samuel, menatap pria itu dengan penuh perhatian. "Apa maksudmu, Samuel?" tanyanya dengan nada yang penuh rasa ingin tahu.

Samuel mengusap lembut kepala Elena dengan tangan kanannya, gerakan lembut yang seolah-olah ingin memberikan kenyamanan. "Kamu tahu, Elena," lanjutnya dengan senyum yang ramah, "kamu adalah salah satu murid saya yang tidak hanya cantik tetapi juga sangat pintar. Dan saya rasa, sekarang adalah waktu yang tepat untuk memberikan sebuah hadiah."

Elena menatap Samuel dengan tatapan bingung, tidak sepenuhnya mengerti apa yang dimaksudkan. Samuel melanjutkan dengan nada yang lebih rendah dan penuh arti, "Cobalah perhatikan Alex, lihat bagaimana dia memperhatikanmu. Mungkin dia juga memiliki perasaan yang sama seperti kamu."

Samuel menyampaikan kalimat itu dengan nada yang seolah-olah mengundang Elena untuk memikirkan apa yang baru saja dia katakan. Dia memberikan tatapan penuh makna kepada Elena, seolah-olah ingin memacu gadis itu untuk memahami isyarat yang diberikan.

Dengan saran yang diungkapkan secara hati-hati itu, Samuel berusaha untuk mendorong Elena untuk memperhatikan Alex lebih dalam, dan untuk melihat apakah dia bisa merasakan atau mengungkapkan perasaannya lebih lanjut.

Samuel, setelah memberikan pujian dan saran lembutnya, melanjutkan aksinya dengan lembut. Tangannya perlahan turun ke pipi Elena, mengusapnya dengan lembut. Gerakan tersebut sangat halus dan penuh perhatian, seolah-olah ingin memberikan kenyamanan dan kehangatan kepada gadis itu. Elena, yang masih merasa bingung namun mulai merasakan kenyamanan dari perhatian Samuel, menatap pria itu dengan mata penuh rasa ingin tahu.

Namun, beberapa detik kemudian, tangan Samuel tiba-tiba menarik diri dengan cepat, dan dia menoleh dengan ekspresi yang tampak agak terkejut. Alex, yang selama ini berdiri di pintu dengan penuh kewaspadaan, kini tampak dengan jelas menahan emosinya. Tatapan Alex menembus Samuel dengan intensitas yang menunjukkan betapa marah dan kecewanya dia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Boundaries of DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang