PROLOG 🚨🚨

5.7K 39 0
                                    

Malam itu, angin berbisik lembut di luar jendela kamar Elena. Di balik tirai sutra yang tipis, cahaya bulan menyusup masuk, menyinari ruangan dengan sentuhan perak pucat. Elena duduk di tepi ranjangnya, matanya tertutup rapat, napasnya tersengal dalam irama yang semakin cepat. Jemarinya gemetar di atas seprai halus, sementara pikirannya melayang jauh, tersesat dalam imajinasi yang penuh dengan hasrat yang belum pernah dia rasakan.

Nama itu. Nama yang selama ini hanya dia sebut dalam hati, kini terbisik pelan dari bibirnya.

"Alex..."

Setiap kali dia mengucapkannya, tubuhnya terasa semakin terhanyut dalam gelombang hangat yang tak dapat dia kendalikan. Ada sesuatu yang begitu menggoda tentang melanggar batas-sesuatu yang membuatnya merasa hidup.

"Nghh..."

Bersembunyi di balik bayang-bayang aturan ketat keluarganya, Elena menemukan kebebasan dalam fantasi-fantasi terlarangnya. Fantasi yang selalu berpusat pada pria yang setiap hari berdiri tegak di sisinya, mengawasinya dengan tatapan tenang, tapi penuh kekuatan.

"Ahh... Alex..."

Namun, Elena tak menyadari bahwa pada malam itu, dia tidak benar-benar sendirian. Di balik pintu yang sedikit terbuka, Alex berdiri membeku. Matanya terpaku pada sosok muda yang terbaring di ranjang, kulitnya bersinar di bawah rembulan. Dengan piyama yang terbuka, kedua tangan gadis itu meremas pelan dadanya sendiri sembari menggeliat.

"Ahh.... Yeah, seperti itu..."

Dia mendengar setiap desah napasnya, setiap bisikan namanya. Seharusnya dia pergi, seharusnya dia berpaling. Tapi, untuk pertama kalinya, kewajibannya terasa kabur, bergeser dengan dorongan yang lebih dalam-lebih kelam..

"Nghhh... Ah ah..."

Di dalam diam, Alex menyaksikan, terpaku pada pemandangan yang tak pernah dia bayangkan. Setiap gerakan Elena membuat detak jantungnya berdegup lebih keras. Dia tahu ini salah, bahwa dia melanggar semua kode etik yang pernah dia pegang teguh. Tapi di saat itu, dia hanyalah manusia-seorang pria yang terjebak antara tanggung jawab dan keinginan yang mulai tumbuh liar dalam hatinya.

"Alex, Alex!! Shh ah..."

Dan Elena, dengan mata tertutup rapat, terus menyebut namanya, seolah dia tahu pria itu mendengarkan-atau mungkin, diam-diam, dia memang berharap demikian.

____________________________

🥀🥀
Kalo rame lanjut 🌚
Kalau suka boleh follow , biar akun wattpad ini berkembang dan semangat nulis

Boundaries of DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang