Rasa perih keempat pemuda rasakan, begitu sadar bahwa lengan serta kakinya tergores sesuatu saat mereka berempat meluncur bersamaan tadi.
Namun itu tidak berlangsung lama, rasa sakit itu tergantikan oleh tatapan kagum pemandangan di depannya. Tidak ada kata yang mampu menggambarkan betapa indah nya itu.
Terutama cahaya gemilang segerombolan kunang-kunang memantul di dinding serba kaca, mata indah mereka semakin tercengang kemudian.
Tempat ini tidak seburuk apa yang mereka duga, bahkan jauh lebih terang dari lorong-lorong yang menghubungkan perpustakaan dan ruang rahasia di bawah tanah.
Hyunjae berjalan perlahan sambil mengagumi keadaan sekitar, ruangan ini terlihat lembab tempat yang mereka pijak kini seperti sebuah gua, gua yang sangat indah tentunya.
"Gila—gila, seketika emosi gue langsung meluap ini" Hyunjae berujar kagum, bahkan matanya masih melotot ke arah depan.
Sungguh mereka seperti tengah masuk kedalam sebuah dongeng dan hyunjae masih tidak mempercayai hal ini bahwa ia seolah terjebak dengan sebuah kekaguman tiada akhir.
Minghao mengangguk menyetujui "Lo bener, tapi gue masih anjing ini, gara-gara Lo nyakar gue?!" Keselnya pada hyunjae
Pemuda itu menggosok-gosok lengannya yang sempat di cakar beberapa kali oleh hyunjae.
Hyunjae terkekeh "Hehe sorry, tadi kan disana gelap co, makanya gue cari perlindungan takut kalau Lo ngilang"
Lalu melirik ke arah bangchan yang tengah berdiri di sebuah kain yang menjulang tinggi. "Lagian kenapa coba Lo narik baju gue setan!" Semprotnya pada bangchan.
"Udah tahu itu salah si Hao, ngapain juga dia narik lengan gue, otomatis gue cari pertahanan lah, kebetulan Lo ada di Deket gue coeg" Jawabnya tanpa mengalihkan tatapannya dari arah kain, bangchan terlihat sangat penasaran
"Tapi ini ga buruk juga ya, gue masih kaga menyangka sama rumah si jaehyun njir, terlalu banyak gebrakannya, gue sampe lelah tercengang mulu" June berkomentar.
Minghao mengangguk menyetujui "Gue juga— eh tapi kita mending jalan-jalan dulu atau nunggu jaehyun kesini?"
June melirik ke arahnya "Emangnya jaehyun mau kesini?"
"Menurut Lo?!" Tanya balik minghao. June tersenyum.
"Lah itu si bangchan! Chan!"
Bangchan mengalihkan tatapannya sekeliling arah berusaha mencari sumber suara Jungkook dan ia pun menemukan Jungkook tengah melambaikan tangannya—lima meter dari tempatnya berdiri.
Mereka serempak mendekati Jungkook keluar dari gua tersebut, dan hal pertama yang mereka lihat sembilan temannya tengah berdiri di dekat danau dan salah satunya jaehyun yang tengah berjongkok memeriksa sesuatu.
Pemuda itu berdiri begitu minghao dan yang lain keluar dari gua. "Lo semua gpp?" Tanyanya. Bangchan mengangguk.
"Jaehyun, gue gatau harus ngomong apalagi, sumpah ini rumah kenapa bisa tiba-tiba ada danau?" Tanyanya.
Jaehyun menggeleng kemudian tersenyum "Gue juga gatau bang"
"Kita masuk dunia ghaib? Atau fantasi ini?" Dokyeom berujar penuh semangat serta kebingungan yang kentara.
"Yang jelas ,gue udah ga aneh lagi bor" Jawab Winwin, Pemuda berjalan-jalan memutari danau.
Danau itu terlihat lumayan tidak kecil dan tidak besar namun terlihat sangat dan hanya diputar oleh kunang-kunang di atasnya sedari tadi, seolah menyambut kedatangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
(✓) ᴀɴᴏᴛʜᴇʀ ᴡᴏʀʟᴅ
FantasyRosé feat 97 lines Genre : Fantasi ON GOING ✓ Menceritakan ketiga belas anak remaja nakal yang menyelinap masuk kedalam perpustakaan milik keluarga jaehyun. Perpustakaan ghaib tersebut sudah berdiri sejak ribuan tahun lalu, kedatangan mereka yang d...