Di tengah gemerlap dunia yang penuh ambisi, tersembunyi kisah tentang cinta, keluarga, dan pilihan yang akan mengubah segalanya. Tiga pria, tiga jalan berbeda, dan tiga wanita yang tak terduga hadir di persimpangan hidup mereka. Dalam pertemuan takd...
Hai kita bertemu lagi. Bagaimana kabarnya pembaca setia Repsody? Semoga kalian sehat dimana pun berada.
Chapter ini sengaja membahas bagaimana A+ berdiskusi untuk proyek mereka. Lagi-lagi 3000+ kata, semoga tidak bosan.
Jangan lupa vote!
Selamat membaca!!
•°•
Adhinata membuka pintu rumahnya, merasakan hembusan udara segar yang biasanya menenangkan. Namun, kali ini suasana di dalam rumah terasa berbeda. Mungkin hanya perasaannya yang sedang kacau, tetapi setiap detail, dari aroma kopi pagi yang menguar lembut hingga cahaya matahari yang memancar lembut melalui tirai, seakan menjadi kontras dengan ketegangan di hatinya.
Alastair dan Abyaksa sudah menunggunya di ruang tamu. Ketika pintu terbuka, mereka berdua berdiri dari tempat duduk masing-masing dengan senyuman lebar dan tatapan penuh antusiasme.
"Acil! Akhirnya lo pulang!" seru Alastair, melangkah maju dan memeluk adiknya dengan kuat. Abyaksa mengikuti, memberikan pelukan hangat yang hampir seolah ingin menghapus segala kesedihan dari wajah Adhinata.
Adhinata membalas pelukan mereka dengan senyuman yang sedikit dipaksakan, berusaha keras agar ekspresinya tetap ceria. "Iya, lo berdua gimana?" tanyanya, suaranya terdengar sedikit datar meskipun ia berusaha keras untuk menyembunyikan perasaannya yang sebenarnya.
Abyaksa mengangguk penuh semangat. "Oke dong, kami lagi nungguin lo buat bahas ide gila mas Tata. Kayanya ini bakal jadi proyek besar yang ngelibatin kita berdua!"
Alastair menyandarkan tangannya di bahu Adhinata dengan penuh kasih. "Gue tahu lo baru pulang dari Jogja, jadi santai aja. Kita udah nyiapin semua materinya kok. Ayo nyantai dulu di A plus."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sementara mereka berjalan menuju sebuah ruangan diskusi yang diberi nama A+, percakapan mulai mengalir dengan ringan. Alastair dan Abyaksa tampak benar-benar terlibat dalam rencana mereka, tidak menyadari bahwa Adhinata berjuang untuk mempertahankan kesan bahwa semuanya baik-baik saja.
Di dalam hati, Adhinata merasakan tekanan yang berat, berusaha menyeimbangkan perasaannya sendiri dengan harapan untuk menjaga keharmonisan keluarga. Meskipun rumah ini tidak berubah, perasaannya yang tertekan membuatnya merasa seolah-olah segala sesuatunya telah berubah.
"Katanya lo ngambil projek lagi ya, Cil?" Abyaksa memulai percakapan dengan menanyakan kabar burung yang beredar mengenai projek film Adhinata yang berikutnya.
"Iya, paling bulan depan udah mulai baca script."
"Film apa lagi kali ini?" tanya Alastair penasaran.
"Vampire, werewolf." Alastair dan Abyaksa kompak melongo, selama ini Adhinata selalu mengambil projek yang tidak jauh dari action atau thriller dengan nuansa romance tipis-tipis, namun kali ini tampaknya adik mereka tertarik untuk keluar dari zona nyamannya.