8. Misteri

39 4 0
                                    

__________________

Angin berembus tenang menemani siang ini. Waktu yang pas untuk menenangkan pikiran.

Jam telah menunjukkan pukul sebelas siang dan sudah dua puluh menit lamanya Sahara berada di restoran seberang rumah sakit.

Restoran bergaya klasik ini tengah ramai oleh pengunjung karena jam sudah menunjukkan waktu makan siang.

Mulut yang ia sengaja isi dengan permen karet serta earphone kecil menemaninya di saat ia tengah banyak pikiran seperti sekarang.

"Penuh banget, gila." Ia merutuki kepalanya sendiri yang berisi banyak sekali pertanyaan.

Sahara reflek berhenti mengunyah permen karetnya ketika melihat ayah datang bersama dengan seorang perempuan, Sahara tebak itu sekertaris nya, tapi ia mengernyit saat tidak menemukan presensi Anton yang notabene asisten pribadi ayahnya. Dan yang selalu bersama ayah.

Bola matanya bergerak mengikuti kemana ayah dan wanita itu duduk. Menurut Sahara hal ini kerap kali terjadi kalau ayah melakukan pertemuan dengan perusahaan lain atau apapun itu tentang bisnisnya.

Tak ada yang aneh, jika dilihat ayah dan wanita itu bersikap layaknya seorang atasan dan bawahan seperti kebanyakan.

Tapi saat Sahara akan mengalihkan pandangannya, ia terkesiap ketika wanita itu menumpahkan minuman ke lengan kemeja ayah.

Sahara dapat melihat jelas raut panik yang tergambar jelas di wajah wanita itu.

Lalu tanpa Sahara sangka ayah hanya tersenyum dan berkata tak apa.

Namun, selanjutnya yang lebih membuat Sahara tercengang ialah ayah yang tiba-tiba mengelus tangan wanita itu dengan gerakan pelan.

Sahara langsung mengalihkan pandangannya ke arah ponsel yang berada di atas meja. Gadis itu terlihat terkejut.

Ayah akan cenderung marah dan membentak bawahan nya jika mereka melakukan kesalahan tanpa melihat keadaan sekitar. Tapi di depannya, ayah malah tersenyum dan menyentuh wanita itu seolah menenangkan.

"Apa bener itu ayah?" Monolognya sendiri.

Lalu tanpa pikir panjang lagi, Sahara pun meraih ponsel dan jaketnya kemudian pergi dari restoran itu dengan pikiran yang kembali berkecamuk.

Sahara kira otaknya bisa beristirahat barang sebentar dan bersantai menyegarkan kembali pikiran nya.

Namun ia malah melihat kejadian yang sangat langka dan mencurigakan di restoran tadi.

Dan sungguh mengesalkan ketika pikirannya lansung menghubungkan kejadian tadi dengan foto misterius yang dikirimkan kepadanya semalam.

Nggak mungkin ayah selingkuh, batinnya saat sudah masuk kedalam lift.

"Terus siapa?"

~••*••~

"Bang.." Panggil Sahara setelah memasuki ruang inap bunda.

Bunda sedang sakit karena mengalami syok berat akibat kecelakaan Satra.

"Bunda udah baikan?" Lanjut Sahara ketika melihat bunda membuka matanya. Sahara kira tadi bunda sudah tidur.

"Udah, adek." Jawab bunda dengan senyuman walaupun wajahnya terlihat pucat.

Sahara meringis melihatnya, ia jadi teringat kembali tentang kejadian beberapa saat yang lalu.

Need (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang