🐇HwaGi🐥

59 10 0
                                    


.
.
.
.
.

Seoul, April 2024

Seorang pemuda menatap sendu pada kotak cincin yang berada di hadapannya, sepasang cincin pernikahan, yang seharusnya telah dia kenakan sejam lima tahun lalu.

"Maafkan aku, seharusnya saat itu aku tidak menahan ego ku sendiri."

"Seandainya malam itu aku mengalah, kau pasti masih ada disisi ku, Mingi."

Pemuda tampan itu menghela nafas kasar, apa yang terjadi lima tahun lalu adalah kesalahannya. Seandainya dia bisa lebih mengalah, pasti kekasih hatinya itu tidak akan meninggalkannya.

"Seandainya aku bisa memutar waktu, aku akan merubah semua keputusan ku hari itu Mingi. Dengan begitu, pernikahan kita tidak akan gagal."

"Park Seonghwa bodoh! Mana ada manusia yang bisa memutar waktu, jika ada sudah pasti tidak akan ada penyesalan yang terlambat, karena semua bisa di perbaiki." Seonghwa, pemuda itu memutuskan memejamkan matanya, sepertinya dia akan tidur sebentar, sebelum esok dia harus kembali menghadapi pahitnya dunia, sendirian.

.
.
.

"Seonghwa! Park seonghwa!"

"Ish... Seonghwa bangun! Ini sudah pukul delapan! Kau janji akan mengajak ku ke pantai!"

Suara berat dan sedikit guncangan di tubuhnya membuat Seonghwa mengernyitkan dahi.

Siapa orang yang berani mengganggu tidur nya?

Lagi pula dia tinggal sendiri di mansion mewahnya, tidak ada seorang pun disana kecuali dirinya dan maid yang bertugas membersihkan tempat itu.

Tapi maid mana yang berani masuk ke kamar nya dan membangunkannya dengan cara seperti ini?

"Seonghwa! Park Seonghwa cepat bangun atau aku akan marah!"

Seonghwa membuka matanya perlahan, siluet seorang pemuda tinggi menutupi pandangannya.

Seonghwa tidak bisa melihat wajahnya karena sinar matahari yang terlihat terang di belakang pemuda itu.

"Siapa?" Seonghwa bertanya pelan, takut jika yang dia lihat hanyalah ilusi nya.

Seonghwa pasti bermimpi, karena dia jelas hafal siluet dan suara siapa yang dia dengan tadi. Dan jika memang ini adalah mimpi, maka Seonghwa tidak ingin terbangun.

"Apa kau habis minum semalam?! Kau pergi kemana dengan si pendek Hongjoong?!" Seonghwa melotot tidak percaya saat lagi-lagi mendengar pekikan itu.

"M-Mingi?" Seonghwa dengan cepat bangkit dari posisi nya, menatap penuh haru pada sosok pemuda tinggi yang memasang wajah kesal di hadapannya.

"Iya ini aku Mingi! Mau sampai kapan kau melupakan janji mu Seonghwa! Kau janji akan mengajak ku ke pantai!"

Grep

Mingi terkejut dan terdiam saat Seonghwa langsung menarik tubuhnya kedalam pelukan pemuda itu, Mingi bingung, tidak biasanya Seonghwa memeluknya dengan erat seperti ini.

"S-Seonghwa, ada apa?" Mingi semakin di buat bingung saat melihat air mata yang mengalir di pipi Seonghwa.

"Mingi, kau kembali, kau kembali kesini? Kau kemana saja? Kenapa kau tiba-tiba pergi?" Mingi mengernyit.

Tap

"Kau tidak demam Hwa, tapi kenapa kau mengigau?" Seonghwa menatap Mingi lekat, terlebih penampilan Mingi masih terlihat seperti lima tahun lalu, saat mereka masih kuliah.

"Lagi pula memang aku kemana? Kita baru tidak bertemu dua hari karena kau yang sibuk dengan si pendek itu! Kau mengabaikan ku, padahal kita akan menikah bulan depan!"

Deg

Deg

Deg

Seonghwa terkejut mendengar ucapan Mingi, dengan cepat pemuda itu menoleh ke arah kiri, netranya terbelalak saat melihat penampilannya terlihat sama seperti lima tahun lalu, dengan rambut hitam yang sedikit panjang.

"M-Mingi, tahun berapa sekarang?" Mingi berdecak.

"Dua ribu sembilan belas, kau ini sebenarnya kenapa Seonghwa!" Seonghwa menggelengkan tidak percaya.

Ingatan Seonghwa kembali berputar, hari ini Mingi datang ke apartemen nya, membangunkannya dan menagih janji untuk ke pantai. Seonghwa sedang mengingat apa yang akan terjadi selanjutnya di hari itu.

Deg

Seonghwa segera menatap ke arah Mingi saat mengingat sesuatu.

"Mingi, bisakah ke pantai nya kita undur besok?" Seonghwa sengaja mengatakan itu saat ingat jika hari ini adalah hari dimana Mingi akan meninggalkannya.

Di masa itu Seonghwa terpaksa meninggalkan Mingi di pantai sendirian saat dia menerima panggilan dari Hongjoong, namun saat dia kembali Mingi tidak ada dimana pun, hanya ada ponselnya yang tergeletak di pasir pantai.

Mingi menghilang tanpa jejak, mau sekeras apapun Seonghwa mencarinya, pemuda itu tetap tidak ditemukan.

"Lagi? Kau lagi-lagi membatalkan janji kita Seonghwa! Sebenarnya kau mencintai atau tidak?!" Seonghwa tersenyum sendu saat mendengar pekikan marah Mingi.

"Mingi, hanya di undur, sebagai gantinya aku akan bersama mu di rumah seharian ini, bagaimana?" Mingi menatap sebal pada Seonghwa.

"Katakan alasannya Hwa?!" Seonghwa menghela nafas, jika seperti ini terpaksa dia harus berbohong.

"Kepala ku sedang sakit, aku tidak mungkin menyetir dalam keadaan sakit dan membahayakan mu kan?" Ekspresi kesal Mingi berubah khawatir.

"Kau sakit? Kenapa tidak mengatakannya sejak awal!" Seonghwa tersenyum mendengar hal itu.

"Seharusnya kau istirahat Hwa, kenapa kau tetap bekerja lembur padahal kau bos nya!" Seonghwa betah melihat wajah Mingi saat mengomel.

"Aku harus menyelesaikan pekerjaan ku agar bisa cuti selama satu minggu untuk menemani mu sayang." Wajah Mingi memerah, tatapannya berubah sendu saat menatap Seonghwa.

"Maafkan aku, aku kira kau sibuk karena malas bertemu dengan ku, aku kira kau tidak serius dengan ucapan mu yang akan menikahi ku." Seonghwa menggeleng.

"Aku sangat serius soal itu sayang, bahkan aku sudah menyiapkan cincin untuk pernikahan kita." Mingi tampak terkejut mendengar ucapan Seonghwa.

Sret

"Apa cincin ini?" Seonghwa terkejut saat melihat kotak cincin familiar yang ada di tangan Mingi.

"Bagaimana bisa cincin itu ada pada mu?" Mingi mengedikan bahunya.

"Saat aku datang tadi, cincin ini ada di genggaman mu, jadi aku mengambilnya." Seonghwa tersenyum tipis.

"Ya itu cincin pernikahan kita sayang."

Seonghwa sebelum nya tidak percaya jika dia memutar waktunya, namun saat melihat kotak cincin di tangan Mingi, Seonghwa langsung yakin.

Karena cincin itu seharusnya baru sampai di tangannya dua Minggu setelah Mingi menghilang.

Seonghwa bersyukur karena tuhan mengabulkan permohonannya, agar bisa memutar waktu dan mencegah Mingi menghilang.

Tidak peduli berapa lama waktu yang di putar kembali, Seonghwa akan tetap bersyukur asal tetap bisa bersama dengan Mingi nya.
.
.
.
.
.

End

MischenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang