PART I "MUNGGAH"

8 1 0
                                    

Kejadian ini terjadi pada tahun 2005. Saya (Dayat) memiliki circle pertemanan yang memang suka naik gunung sejak SMA. Tahun 2005 itu empat tahun setelah kami lulus dari SMA. Sebelum itu kami juga pernah naik beberapa gunung, seperti Gunung Raung di ujung Jawa, Gunung Argopuro, dan terakhir Gunung Mahameru. Setelah itu kami berhenti selama beberapa bulan, hingga kami berkumpul kembali di kost.
Uzi :"Cok piye nk awak dewe Iki muncak maneng?"
Saya :"lah yo matok Kuwi"
Nur :"piye nk muncak meng Arjuno wae"
Uzi :" Yo wes deal yo Arjuno?"

Sampai akhirnya disepakati kami naik ke Gunung Arjuno. Karena kami sudah sering naik gunung, perangkat naik gunung sudah siap sedia. Kebiasaan kami satu minggu setelah pendakian semua perangkat pendakian kami rapikan untuk nantinya kapanpun kami naik gunung, semua peralatan sudah siap digunakan. Dan dari diskusi tersebut disetujui bahwa kami berangkat bertujuh.

Kami setuju besok hari Jumat berkumpul diruamah Afi. Kami sepakat kumpul setelah subuh. Singkat cerita kami melakukan perjalan dan sampai di basecamp Gunung Arjuno pukul 07:00 dan melakukan pendaftaran. Jalur naik ke puncak Arjuno ini ada beberapa jalur, ada jalur Purwosari, Pet Bocor, Togok, dan Eyang Semar. Kamipun memutuskan memilih jalur paling ringan yaitu Pet Bocor. Setelah pendaftaran kami berdoa, selayaknya orang meminta keselamatan. Sempat terbesit di hati saya "ahh gampanglah Arjuno iki, ketimbang gunung sak durunge".
Kami berjalan dari pos pemberangkatan ke Pos 1 Pet Bocor estimasi waktu mentok tiga puluh menit. Kondisi jalan yang kami lalui ini adalah jalan makadam, yaitu jalan batu yang disusun, diratakan agar jalan tidak licin tanah. Jalan tersebut selain jalur untuk pendaki juga jalur menuju puncak Welerang. Jalur Welerang ini adalah jalur mobil Jeep pengangkut belerang hasil tambang. Setelah sampai disana

Uzi :"lo kok awak dewe mlaku iki kasi sejam yo?, suwe tibake"
Afi :"yo mbokan, wak dewe kakean guyon mau, dadi merei suwe"

Kami berhenti disitu sembari ngerokok, makan, dan tumben persediaan air kami hampir habis disitu, kemungkinan karena kami terlalu banyak minum, kecapean, ngobrol, dan gak ngeh persediaan air kami hampir habis.
Jam 08:30 kami melanjutkan perjalanan ke Pos 2 yaitu Kop-Kopan. Perjalan biasa ditempuh dengan waktu mentok dua jam. Perkiraan kami sampai di sana sebelum zhuhur. Diantara Pet Bocor sampai Kop-Kopan ada tanjakan ekstrim, namanya Tanjakan Asu. Pandang tanjakan itu kira-kira 100-200 meter, tapi kemiringan mencapai 40-60 derajat. Oleh karenanya ketika ada pendaki lewat tanjakan tersebut "wah asuu" , mengumpat melihat tanjakan itu. Ditengah tanjakan asu , salah satu teman kami Islah meminta istirahat

Islah :"wes leren sek, ra kuat aku, pilang temen iki"

Jadi dia istirahat hanya sekedar meletakkan pantat dan ngelurusin kaki, tapi dia tertidur selama lima menitan. Setelah itu Islah bangun, yang tadinya terlihat capek banget, dia langsung sehat bugar

Islah :"wes, yok mlaku neh"

Perjalan yang seharusnya bisa kami tempuh dari pos 1 ke pos 2 sampai pukul 11:30, kami malah sampai disana pukul 13:00. Di Kop-Kopan kami putuskan solat zhuhur dulu, kemudian kami ngrokok dan ngrokok. Ditengah itu tiba-tiba Islah

Islah :"suwun yo bolo, Kowe Kabeh ws gelem nuruti karepku"
Saya :"leh paleng liren delo, aman aman"

Ngeh kami saat itu adalah kemauan dia untuk istirahat tadi. Tapi

Islah :"matur suwun ws gelem nuruti karepku balik meng omah"
Saya :"lah balik kapan?"
Islah :"la iyo awak dewe kan balik, pas leren kan aku ngajak kon kabeh balik, bar kuwi leren rong dino awak dewe kumpul neh meng Afi, jok mangkat rene maneng. Matur suwun Yo"

Jadi dalam pandangan dia, kami memutuskan pulang setelah dia beristirahat, kami berkegiatan seperti biasanya dan berkumpul kembali, akhirnya kami memutuskan untuk naik lagi. Di situ kami saling pandang, dan mengabaikan apa yang dikatakan Islah. Karena memang dia suka bercanda dan kami menganggap dia itu masih kecapekan.

GUNUNG ARJUNO "LALI JIWO"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang