3

49 8 0
                                    

💅🏻 Rasti

Kami masih mengamati anak-anak dari tribun ini, sampai aku merasa canggung karena sudah lama berdiam diri, akhirnya aku bertanya lebih dulu "Tumben kamu yang antar Tomy?"

"Tadi yang antar sopir, aku cuma nyusul aja." Ben ini memang seorang duda, biasanya Tomy akan diantar oleh om atau tantenya, jadi kehadiran Ben disini agak cukup aneh bagiku.

"Oh, iya." Balasku sekenanya.

"Kemarin mama dia berencana nambah waktu lagi di luar jadwal kunjungan, makanya aku sendiri yang turun sekarang." Dulu aku pernah dengar sekilas dari adik perempuan Ben kalau kakaknya ini memang bercerai dengan mantan istrinya karena hal yang kurang baik.

Dan memang hak asuh jatuh ke tangan Ben, tapi namanya juga bapak pekerja, tiap hari Ben tinggal di rumah kakek neneknya dari pihak Ben, untungnya mereka satu kota.

"Oh ya, setelah ini makan bareng yuk Ras, pasti anak-anak lapar!"

"Ehm......." aku sedikit merasa tidak enak jadi aku masih mencoba mencari alasan, dan di saat itu ponselku kembali berdering, nama Inggrid muncul disana "Sorry Ben," aku menunjukan layar ponselku padanya dan permisi untuk menjauh sebentar guna mengangkat telpon masuk ini "Ya Grid?"

"Aku bisa pulang lebih awal nih, yakin mau kopi aja?"

"Iya itu aja, atau gak juga gak apa-apa aku sudah ngopi nih,"

"Tumben, beli?"

"Balik aja deh langsung, biar Sena happy, kalian juga bisa quality time bareng sebelum Sena tidur."

"Yakin?" Inggrid masih mengulangi pertanyaannya.

"Iya nyet!" Aku gemas dan akhirnya panggilan cintaku untuknya sudah keluar.

"Ya sudah kalau gitu, bye galak!" Sial dia membalas ku dengan panggilan galak.

Aku berjalan kembali ke tempat duduk ku, Ben seakan ingin bertanya siapa yang tadi menelpon "Ibunya Sena." Jelasku.

"Oh....."

"Dia balik lebih awal, jadi kayaknya tawaran makan barengnya harus aku tolak deh, maaf ya."

"Santai Ras, gak apa-apa kok."

"Ibuk!" Sena sudah memanggil ku dengan lambaian tangannya, aku membalasnya dengan lambaian "Kenapa mas?" Tanyaku dari posisi ini.

"Gian genit ke cowok!" Serunya dan aku hanya bisa menghela napas panjang.

Ben tertawa, terdengar dari sampingku dan Sena berlalu begitu saja ke sisi kolam yang lain karena Gian sudah akan menyerangnya.

"Seru ya lihat Sena sama Gian, jujur dulu aku pikir mereka anak kembar loh!"

"Gak salah sih, banyak yang mikir gitu juga kok."

"Tomy suka protes kalau dia kesepian di rumah, mungkin karena papanya gak asik."

"Coba deh sesekali ikutin kegiatan yang Tomy suka banget, nanti bisa kalian lakukan bareng, pelan-pelan aja buat bangun momennya, biar yang masuk ke memori anak berkualitas."

Ben masih tersenyum menatapku "Kalau ibunya kamu, kayaknya anak mana pun gak akan gak suka ya, Ras?"

"Kamu tuh, gambaran wanita yang siap banget jadi ibu." Imbuhnya.

"Aku anggap ini pujian! Thank you banget!" Ben mengangguk-anggukkan kepala.

.

💅🏻 Inggrid

Aku menemani Sena tidur di kamarnya, hal yang jarang terjadi dan aku tahu saat ini anakku merasa sedikit aneh aku melakukan aktifitas ini.

"Mama serius mau nemenin aku sampai tidur?"

IBU-IBU GAULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang