Part 03: Annoying Girl

51 10 0
                                    

Haruto terus berjalan sejauh mungkin meninggalkan rumahnya. Ia berbohong pada ibu dan Rora, mengatakan kalau ia hendak membeli sesuatu. Nyatanya, langkah kaki ini justru membawanya menelusuri jembatan Sungai Han. Meskipun pipinya memar serta ada luka sobek di sudut bibirnya, Haruto tidak merasa itu menyakitkan. Justru yang terasa lebih sakit adalah hati dan jiwanya.

Kata-kata kasar sang ayah berkali kali terngiang di kepalanya. Wajah sedih dari ibu dan juga Rora memenuhi kepalanya. Impiannya untuk menjadi seorang komposer pun kini sudah hilang. Ditambah lagi, tidak ada satu orang pun yang bisa ia jadikan tempat bersandar saat ini.

Haruto merasa dirinya telah ditinggalkan oleh semua orang.

"Kak," gumamnya pelan.

Bayangan gadis itu kembali melintasi benaknya. Perempuan yang meninggalkan dirinya tanpa pamit sedikitpun. Padahal selama ini, dia selalu menyemangati Haruto dan memberikan energi positif kepadanya. Tapi orang dengan pemikiran sepositif itu bahkan bisa memilih jalan yang ekstrim untuk mengakhiri penderitaannya.

Sama dengan gadis itu, Haruto juga sudah lelah. Apa Haruto harus melakukan hal yang sama?

Bak terhipnotis dengan pemandangan di hadapannya, Haruto nekat melangkahkan kakinya lalu memanjat pagar pembatas jembatan. Ia pun duduk disana sambil memperhatikan orang orang dibawah sana yang terlihat sangat kecil. Ia juga melihat pantulan sinar matahari di Sungai Han. Dirinya membayangkan jika dia melompat, semuanya akan selesai, dan ia bisa bertemu dengan gadis itu?

Haruto menarik nafas panjang, tangannya sudah siap-siap untuk menjatuhkan diri. Namun tiba-tiba, sesosok gadis asing berlari menghampirinya, meminta bantuannya karena ia tersesat. Padahal Haruto tau, perkataan itu cuma untuk menggagalkan rencananya. Haruto sudah bersikap dingin, menyuruh gadis itu pergi. Tapi gadis aneh itu malah ikut naik dan duduk disampingnya tanpa rasa takut.

Haruto berusaha mengabaikannya agar gadis itu bosan, tapi gadis itu malah terus berbicara. Hingga terbesit niat untuk mengerjainya dengan mengajak gadis itu untuk terjun bersama, namun siapa sangka responnya justru lucu sekali. Gadis itu tampak ketakutan, tapi masih bisa membujuknya untuk turun sambil tersenyum manis.

Kenapa gadis aneh ini mirip seperti kakak, selalu tersenyum dan memancarkan energi positif dalam situasi apapun.

Haruto mencoba membohonginya agar gadis itu turun duluan. Tapi tidak disangka gadis itu malah terpeleset dan hampir terjun bebas dari atas jembatan. Untung saja Haruto masih sempat menangkap tangannya. Gadis itu panik dan tangisnya pun pecah. Ia bergerak-gerak, membuat Haruto kesulitan untuk mempertahankan genggamannya.

Haruto tau kemungkinan mereka untuk kembali ke atas kurang dari 10%, bantuan juga pastinya tidak akan datang. Lengannya terasa sakit karena menahan tubuh gadis itu. Setelah berpikir keras, akhirnya Haruto sengaja menjatuhkan dirinya. Lagian dia sebenarnya jago berenang, tapi ia meragukan kemampuan gadis itu untuk berenang. Haruto pun segera menarik gadis itu ke dalam pelukannya, membiarkan dirinya berada di bawah, agar gadis aneh ini tidak merasa kesakitan saat tubuhnya menghantam permukaan air.

Merekapun terjatuh ke dalam Sungai Han yang dingin. Dengan keahlian berenang Haruto, pria itu bisa dengan cepat mengendalikan dirinya. Ia segera menarik gadis yang sudah tidak sadarkan diri itu keluar dari dalam air, dibantu oleh beberapa pengunjung.

"Hei!" Panggilnya, namun gadis itu tidak membuka matanya.

Apa jangan jangan dia mati? Batin Haruto yang mulai panik.

Tanpa pikir panjang, Haruto segera melakukan bantuan hidup dasar berupa resusitasi jantung paru untuk mengeluarkan air sungai dari pernafasan gadis itu. Ia bahkan memberikan nafas buatan melalui mulutnya hingga bibir mereka bertemu beberapa kali. Akhirnya gadis itu mulai bernafas dan terbatuk batuk, namun tampaknya dia masih mengumpulkan kesadaran.

The Light In Your EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang