THE ANCIENT THRONE [HUNHAN]

Chapter 20 : Unexpected

.

.

.

THE ANCIENT THRONE

.

Main Cast : Lucan & Zareth
Support Cast : Random
Rate : T/M
Genre : Fantasy, Mystery, Romance
Disclaimer : Pure Karangan fiksi buatan Author,
WARNING! YAOI, Boyxboy
.

.

.

.

.

Previous Chapter

Dengan napas yang tersengal-sengal dan luka-luka yang mulai terasa, Corvin dan Lucan memacu naga mereka untuk kembali ke perbatasan. Mereka harus melaporkan kejadian ini kepada Raja Chris dan mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi serangan besar-besaran dari Clan Serpentis yang semakin mendekat.

"Ayo, Deer... Kita harus cepat." Kata Corvin dengan nada serius, meskipun kelelahan tampak di wajahnya.

Lucan mengangguk, menatap lurus ke depan dengan tekad yang baru. "Kita akan bertahan, Croc. Mereka tidak akan menghancurkan kita."

Dengan tekad kuat dan hati yang penuh semangat, mereka melesat kembali menuju perbatasan, bersiap untuk menghadapi ancaman besar yang semakin dekat. Meski terluka dan kelelahan, mereka tahu bahwa mereka harus berdiri teguh. Ini adalah ujian terakhir mereka dan mereka tidak akan mundur begitu saja.

.

.

.

.

.

.

Corvin dan Lucan akhirnya berhasil mencapai perbatasan dengan kecepatan semaksimal mungkin. Naga mereka, Agnor dan Snowdrake, terbang rendah dan goyah, berjuang melawan rasa sakit yang tak terelakkan dari panah-panah yang menancap di tubuh mereka. Pasukan di perbatasan sudah mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres saat mereka melihat kedua putra Raja Chris mendekat dengan naga yang terluka parah.

Ketika mereka akhirnya mendarat, para prajurit segera mengerubungi mereka, wajah-wajah mereka penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan. Corvin dan Lucan melompat turun dari naga mereka dan langsung memberi perintah kepada pasukan yang berkumpul.

"Semua pasukan, bersiaplah! Serangan dari Clan Serpentis akan datang sebentar lagi!" Corvin berteriak, suaranya menggema di seluruh perkemahan. Tangannya erat menggenggam kendali Agnor, mencoba menahan rasa cemas melihat kondisi naganya.

Lucan yang juga merasakan kekhawatiran yang sama, segera memberi perintah kepada pengawal dan tabib di perbatasan. "Bawa tabib kemari! Kita harus mencabut panah ini dari tubuh mereka sekarang juga! Mereka harus segera pulih sebelum serangan berikutnya datang!"

Tabib-tabib dan prajurit segera bergegas menuju Agnor dan Snowdrake. Meskipun naga-naga itu besar dan kuat, mereka masih meringis kesakitan, terutama saat panah itu mulai ditarik keluar dari tubuh mereka. Setiap panah yang tercabut meninggalkan luka yang dalam, tapi Corvin dan Lucan terus berdiri di sisi naga mereka, memberi kekuatan dan semangat agar mereka bertahan.

"Sabar, Agnor... bertahanlah." Bisik Corvin, membelai leher naga hitamnya yang berdarah. Dia bisa merasakan getaran halus dari tubuh Agnor saat panah-panah itu dicabut. Namun, naga itu tetap tegar, tahu bahwa tuannya membutuhkannya lebih dari sebelumnya.