Jangan lupa tekan tanda bintang yaa ⭐️
---
City of Victory, 1990
Tubuh glamor gadis berambut coklat dengan corak kuning, melangkah keluar dari mobil sport miliknya usai menanti perjalanan panjang untuk sampai kesebuah kawasan perumahan canggih yang baru saja menjadi projek baru milik atasan suaminya, Frank.
Elletra menatap heran disekelilingnya, seperti dia baru saja berada dikota beberapa menit lalu dan saat ini, kakinya menginjak projek perumahan yang dibangun ditengah gurun pasir yang gersang. Tidak ada sumber kehidupan lain yang mewah disana selain gerbang masuk ke kawasan perumahan bernama Victoria Project.
Disisi yang tak jauh dari kawasan rumah yang terbilang baru dibangun disana, hanya terdapat gurun pasir tebal yang menutupi kawasan perumahan mewah yang berbentuk lingkaran.
Sejauh titik mata Elletra menatappun, hanya ada bukit pasir dan satu-satu kehidupan yang ada disana ialah victoria project.
"Tidak perlu khawatir, aku yakin kamu bisa beradaptasi dengan cepat disini." Elletra tersentak kaget saat Rey menepuk pelan bahunya, membuyarkan lamunanya. Ia berbalik menatap sang suami yang berdiri disampingnya, dan bibir tebal pria itu mendekat kearahku, memberiku ciuman lembut dikening.
Saat aku berniat kembali menatap lingkungan yang masih terasa asing karena kakiku pertama kali datang kesana, seorang wanita yang usianya terlihat sedikit lebih tua dariku berjalan menghampiriku dengan antusias. Raut wajah senangnya bahkan tergambar diwajah putihnya, dan aku bisa menebak bahwa wanita itu memiliki garis keturunan orang asia.
"Oh hai, jadi kau tetangga disini..Elletra...sangat senang bertemu denganmu, selamat datang." wanita bersurai hitam legam itu memelukku dengan erat. Seperti baru kakiku turun sedetik lalu dari mobil, tapi tetangga yang penuh dengan kasih sayang dan kehangatan menyambutku antusias.
"Ah..iya..." aku menerima pelukan wanita dihadapanku, kemudian memeluknya kembali dengan lembut.
"Astaga Rey, lebih dari apa yang kau katakan. Istrimu benar-benar cantik...kau begitu beruntung mendapatkannya." Tangan wanita itu mengusap lembut rambut coklat Elletra yang tersapu oleh angin.
Elletra yang menangkap pembicaraan sang suami dengan tetangga barunya tiba-tiba merasa heran, dan bagaimana bisa dia begitu akrab denganku seolah kami pernah bertemu sebelumnya?
"Yah..begitulah, aku sangat mencintainya." Rey terkekeh pelan sembari mengusap lembut surai coklat milik Elletra.
"Aku tidak ingat apapun..." tangan kecil Elletra saling tergenggam erat, netra coklat mudanya menatap kebawah...berusaha mengingat sesuatu yang terasa ganjil didalam lubuk hatinya.
"Sepertinya..."
Elletra menggantungkan kalimatnya, belum selesai berbicara, wanita bertubuh tinggi yang saat ini berdiri dihadapannya menjabat tangan dengan kegembiraan yang terlihat diwajahnya.
"Kamu bisa memanggilku, Arlette."
"Ah..."
Elletra sedikit tersentak saat wanita dihadapannya tiba-tiba memberi tahu namanya, dia tidak pernah mendapat tetangga yang begitu peduli dan sangat antusias menyambut kedatangannya sebelum ini.
"Saya sangat senang bertemu denganmu..." senyum Elletra merekah tipis, menatap Arlette yang menjabat tangannya dengan manis.
"Kamu terlalu manis saat bersikap formal, tidak perlu canggung, anggap aku seperti teman yang sudah lama kau kenal." Arlette tertawa kecil menatap Elletra yang terlihat masih muda juga kepolosannya yang membuat dia terlihat seperti anak kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Don't Worry Darling 21+ [On-Hold]
Romans"Aku akan mengusahkan yang terbaik untukmu, dilain waktu saat aku mengambil cuti bekerja, aku akan menghabiskan seluruh waktuku denganmu." Rumah tangga Elettra, istri dari pemimpin perusahaan yang menciptakan seluruh kecanggihan berbasis teknologi...