10🍬

2.4K 280 27
                                    

Enjoy ~

.

.

.

Setelah kejadian heboh dan keterkejutan, sekarang mereka semua sudah berkumpul dengan Gummy yang duduk asik dengan satu toples Snack di pangkuannya.

"Siapa?" Bisik Gummy pada Liam yang duduk di sebelahnya.

"Keluarga kita" jawab Liam yang juga ikut berbisik.

Gummy mengangguk mengerti sekarang, jadi mereka adalah keluarga dari papanya. Menatap kearah wajah mereka masing-masing, semuanya mirip kecuali satu pemuda yang duduk paling pojok.

"Jadi, kau itu manusia? Bukan boneka..?" Tanya Novi ragu dengan menusuk-nusuk pipi bulat Gummy.

Gummy mengangguk, tangan mungilnya terangkat untuk menyingkirkan tangan Novi dari pipinya.

"Tapi aku gak percaya!" Seru Lintang tak terbantahkan.

"Jujur saja ayo! Kamu chucky kan!" Lanjut Lintang dengan menunjuk Gummy, jangan lupakan ekspresi takutnya yang begitu kentara di mata bulatnya.

Gummy menggeleng "ini Gummy.. nama Gummy, Gummy!"

"Kau begitu bulat dan kecil, berapa usiamu?" Sekarang, giliran wanita tua yang bertanya, dia Maria.

"Lima"

"Tapi.. kau sungguh kecil" celetuk Lintang yang membuat Gummy hanya mengangguk, itu memang benar kok.

"Nenek panggil.. ikan buntal saja"

"No! Bagusan anak ayam nenek.. lebih imut!" Pekik Lintang tidak setuju.

"Mami panggil apel atau peach ya?~ menurut Lintang sayang bagusan mana?" Tanya Novi penasaran.

"Bagusan plum, mami"

"Tidak ada plum di daftar nama buatan mami"

"Tapi itu lebih cocok!"

"Kakek panggil plum kalau begitu" sahut Sion dan mengambil tubuh kecil itu agar duduk pada pangkuan nya.

"Papi anak ayam, seperti keinginan putra papi ini"

"Abang mau ambil apel atau peach?" Tanya Lintang pada Anggie yang hanya diam.

"Abang ambil toy" ujarnya dengan tersenyum lebar menatap kearah Gummy.

"Mami peach aja kalo begitu, Lintang sih mau panggil telur" kaki pendeknya dia bawa agar mendekat pada Gummy yang masih asik memakan Snack.

"Telur! Ayo main bersama di belakang mansion!" Ajaknya, tanpa permisi dia langsung mengambil tangan mungil Gummy dan menariknya agar berjalan keluar.

"Telur harus berjalan dan olahraga biar lemaknya ilang dikit"

Gummy menggeleng tidak setuju, dia begitu malas dalam berjalan, apalagi jika harus ber olahraga. Mendengar dua kata itu saja langsung bisa membuat jiwa mager nya meronta-ronta dan berteriak histeris meminta bantuan agar tetap untuk tidur.

"Mau main perosotan atau ayunan? Harus salah satu ya, bukan dua!"

"Pelosotan" jawab Gummy dengan menunjuk kearah perosotan berada.

"Baiklah, ayo!"

Mereka mulai bermain perosotan dengan gembira. Gummy? Jangan ditanya lagi, dia begitu senang karena memiliki teman sebaya untuk bermain bersama.

"Tidak seru hanya bermain perosotan. Ayo main ayunan telur!"

Gummy mengangguk semangat, berlari kearah ayunan dan mendudukkan dirinya di sana.

"Ayo dolong dolong!" Pekik Gummy tidak sabaran.

Lintang mulai mendorong ayunan milik Gummy dengan pelan. Setelah merasa cukup, dia langsung berjalan kearah ayunan satunya dan mulai mengayunkan ayunan nya sendiri.

Siang ini mereka habiskan hanya untuk bermain bersama.

.

.

.

"Hay adik manis~" sapaan itu membuat Gummy langsung berbalik menatap kearah pintu kamarnya berada.

Gummy hanya menatap bingung kearah pemuda tampan yang tersenyum lebar kearahnya. Rasanya begitu tidak nyaman melihat senyuman itu.

"Ingin keluar?" Tanya Anggie penasaran. Dia mendekat dan langsung mencium pipi bulat Gummy.

"Abang gendong" tangan besarnya mulai mengangkat Gummy agar masuk ke dalam gendongannya.

"Permisi non__" ucapan Rita terhenti saat melihat keberadaan sang tuan muda di dalam kamar Gummy. Menunduk hormat dan berlalu saat melihat tatapan tajam Anggie untuknya.

"Abang gigi kan?" Tanya Gummy penasaran.

"Hm, Abang Anggie"

Melangkah dengan kaki jenjangnya. Sesekali dia akan melayangkan kecupan singkat pada pipi dan bibir Gummy.

"Jangan cium telus"

"Tapi Abang suka,"

"Ini juga adalah bentuk dari kasih sayang Abang" kembali mengecup bibir Gummy dengan gemasnya.

Gummy tak merespon, dia hanya menyenderkan kepalanya pada dada bidang Anggie dan menutup matanya.

"Malam" sapa Anggie yang mendapatkan anggukan dari mereka semua.

"Telur, ayo duduk di samping aku!" Lintang langsung saja mengambil start dan menarik-narik kaki Gummy yang masih dalam gendongan.

Gummy mengangguk dan memukul mukul dada Anggie agar segera diturunkan.

"Tatang bantu Gummy" Lintang mengangguk, mulai membantu Gummy untuk duduk di kursinya.

"Mami suapi ya~" tawar Novi dengan raut wajah memohon. Bahkan dia sudah memegang alih piring kecil dengan isi makanan khusus yang sudah dirinya buatkan untuk Gummy.

 Bahkan dia sudah memegang alih piring kecil dengan isi makanan khusus yang sudah dirinya buatkan untuk Gummy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Untuk makanan sehari-hari Gummy akan dia rubah seutuhnya. Bubur? Itu hanya untuk bayi bukan untuk anak usia lima tahun. Jika terus menerus memberikan Gummy bubur, yang ada giginya nanti tidak akan berfungsi dengan baik.

"Boneka!" Jari kecilnya menunjuk kearah piringnya dengan semangat.

"Hm, mami yang buat! Suka?"

"Gummy belum cicip" jawab Gummy dengan polosnya.

Novi hanya cengengesan mendengar itu, benar juga ya, batinnya merasa malu.

"Mau mamam!" Gummy membuka mulutnya lebar-lebar.

Mereka terkekeh melihat betapa lucunya boneka di depan mereka ini. Novi dengan segera menyuapi Gummy dengan sendok kecil, mulut Gummy begitu mungil.

.

.

.

Gak tau╮⁠(⁠.⁠ ⁠❛⁠ ⁠ᴗ⁠ ⁠❛⁠.⁠)⁠╭
Pendek ya? Nanti panjangin lagi, sekarang sudah cukup😘

bubble gum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang