4🍬

3K 287 45
                                    

Enjoy ~

.

.

.

Alex keluar dari mobil dengan menenteng Gummy bagaikan tas. Berjalan cepat, dia tidak sabar untuk memarahi kedua anak nakalnya itu.

"Selamat siang tuan" sapa Rivan, bodyguard pribadi kedua tuan mudanya, menunduk hormat. Matanya melirik kearah tangan sang tuan yang terlihat membawa boneka? Entahlah.

"Hm, dimana anak-anak?" Tanya Alex tanpa menghentikan langkahnya.

"Tuan muda kembar ada di dapur tuan"

Alex mengangguk, berjalan semakin cepat, tujuannya sekarang adalah dapur.

Berdiri dengan tenang di depan dapur, tatapannya menyorot tajam kearah dua anak kembar di depannya yang saling melempar tepung dengan wajah emosi. Rita, babysitter yang merawat anak nakalnya pun juga sudah kuwalahan dengan tubuhnya yang sudah penuh dengan tepung dan telur.

"Apa yang terjadi?" Tanya Alex dengan datar. Mendekati kedua anaknya yang sekarang sudah diam membeku.

Rita segera menunduk hormat "maafkan saya tuan" ujarnya dengan nada takut, menunduk semakin dalam.

Alex tak mengidahkan, dia berjalan mendekati kedua putra nakalnya dan menatap mereka tajam.

"Sekarang apa lagi!" Tanya datar Alex, meliarkan pandangan nya, mansion ini sudah seperti kapal pecah. Sampah berserakan dimana-mana, Gucci yang pecah, sofa yang sudah tidak beraturan dan peralatan dapur serta bahan-bahan dapur berceceran di lantai.

"Dia!" Liam Argata Seevon, anak sulung Alex, 12 tahun. Menunjuk kearah sang adik kembarnya yang sedang menatapnya tajam.

"Apa!" Jawab Rian Argana Seevon dengan keras seakan sedang berteriak.

"Dia curi buku sekolah aku pa! Dia nyontek!" Adu Liam. Dia adalah tipikal anak yang tidak suka jika miliknya di sentuh oleh orang lain, apapun itu.

"Cuman satu soal aja kok pelit!" Bantah Rian.

Liam diam, pandangannya mengarah pada tangan papa nya yang sedang menenteng sesuatu, itu terlihat seperti boneka.

"Papa bawa boneka?" Tanya Liam heran, apakah papanya yang gagah ini suka mengoleksi boneka?

Alex mengkerut kan keningnya bingung, mengikuti arah pandang sang anak. Ah, ya dia menemukan sesuatu dijalan tadi.

Mengangkat dan memperhatikan benda yang dikiranya adalah boneka di tangannya, lalu dia arahkan pada kedua putranya.

"Entahlah, papa juga tidak tau.. mungkinkah ini boneka?"

Rita dan Rivan yang melihat itu di buat shock, itu manusia! Batin mereka berteriak histeris. Bagaimana tidak, cara sang tuan membawa anak kecil tersebut begitu berbahaya, rasanya mereka ingin mengambil alih anak di genggaman sang tuan.

"Dimana papa mendapatkannya?" Tanya Rian, dia mendekat dan mengangkat kepala Gummy yang tertunduk.

Memperhatikan wajah indah Gummy, mengelus pipi kotor itu, rasanya begitu lembut dan kenyal.

"Seperti manusia" celetuk Liam, menekan nekan pipi bulat itu dan menggosok bekas darah?

"Ini darah" ucap Liam dengan mengendus bau darah di tangannya.

"Dia juga bernafas, lihatlah!" Menaruh Gummy pada lantai dan menyuruh kedua putranya untuk menaruh tangan mereka pada hidung Gummy.

"Makhluk ini begitu aneh, namun juga indah"

Lagi-lagi Rivan dan Rita hanya bisa meringis, apakah tuannya menjadi bodoh. Memang benar, jika anak yang dibawa tuan mereka begitu persis seperti boneka, tapi boneka dengan manusia tetaplah memiliki perbedaan. Dari segi tekstur kulit dan kelenturan tubuhnya, apalagi ini bernafas.

bubble gum Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang