III

645 125 32
                                    

|Attention|

🎬4766 word🎬

🎬4766 word🎬

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Mata tajamnya menatap lurus ke depan dimana ada seorang gadis yang tengah berjalan menghampiri nya dengan di gandeng laki-laki dan membawa buket bunga di tangannya. Semua mata pun menatap dua pemeran utama dalam acara hari ini, yaitu acara pernikahan Ruka dan Pharita.

Ruka yang kini sudah berada di atas Altar pernikahan tengah menunggu Pharita yang berjalan menghampiri nya bersama Rio, ia tidak bisa melihat dengan jelas wajah Pharita karena ada kain transparan yang menutupi wajahnya.

"Nak Ruka!" Panggil Rio setelah ia dan Pharita sampai di depan Ruka.

"Iya Uncle?"

Rio tersenyum lalu mengambil tangan kiri Ruka dan menyatukan nya dengan tangan kanan Pharita.

"Mulai hari ini Daddy serahin tanggung jawab atas Pharita kepada kamu, tolong jaga dia, sayangi dia seperti kamu menyayangi ibu kamu. Bimbing putri Daddy ini menjadi istri dan ibu yang baik untuk kamu dan anak-anak kamu kelak. Kalau Pharita berbuat salah tolong tegur dia tapi jangan menggunakan kekerasan, kalau kamu bosan tolong jangan sakiti dia lebih baik kamu kembalikan Pharita ke rumah Daddy" Ucap Rio sambil menatap calon menantu dan putrinya itu dengan mata berkaca-kaca.

Sebenarnya Rio belum terlalu siap untuk melepaskan Pharita untuk menjadi milik orang lain, tapi jika tidak cepat-cepat di nikahkan ia takut putrinya itu akan terjerumus pada pergaulan bebas. Ia menyerahkan tugasnya kepada Ruka yang akan menjadi suami Pharita sebentar lagi, ia berharap dengan Ruka menjadi suami putrinya itu Pharita akan menjadi orang yang lebih baik lagi.

"Iya...Dad pasti saya akan selalu menjaga dan menyayangi Pharita sebagimana saya menyayangi Mama saya, saya janji saya tidak akan pernah menyakiti Pharita. Saya akan berusaha untuk menjadi suami dan Ayah yang baik untuk Pharita dan anak-anak saya nantinya" Ucap Ruka tersenyum lembut kepada calon mertuanya lalu beralih menatap calon istrinya itu.

"Dih siapa juga yang mau punya anak sama Pak Aruka, awas ya kalau nanti macem-macem gue laporin ke Daddy" Batin Pharita menatap sengit calon suaminya.

Setelah itu Rio turun karena pengucapan janji suci akan segera di laksanakan.

Pharita dan Ruka berdiri saling berhadapan dengan pendeta yang berada di tengah-tengah mereka. Keduanya tampak sekali terlihat gugup apalagi Ruka, tangannya sedikit gemetar saat menyentuh tangan Pharita.

Beberapa menit kemudian pendeta pun mempersilahkan Ruka terlebih dahulu untuk mengucapkan janji sucinya. Laki-laki itu menghela nafas beberapa kali lalu mengangkat tangan kanannya.

Pak DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang