─── ・ 。゚☆: *.☽ .* :☆゚. ───
— Milano
Regione Lombardia
Italy 🇮🇹Dengan sebatang nikotin yang diapit diantara telunjuk dan jari tengahnya, perempuan itu menatap lurus ke depan sana. Memandang langit jingga dari ketinggian dua puluh lantai. Rambut panjangnya bergerak seirama dengan angin yang menerpanya. Sesekali dia menyesap benda di jemarinya lalu meniupkan asapnya ke udara.
"Meski sudah menduganya, aku tetap tidak percaya kau berhasil menjalani hubungan selama hampir dua tahun lamanya." Naomi yang duduk di sofa, memperhatikan Sohyun yang berdiri di dekat pagar.
"Hampir dua tahun rupanya." Sohyun bergumam pelan, "Kau tahu apa yang membuatku bertahan dalam hubungan yang awalnya kupikir, hanya sebuah permainan semata ini?"
"Dia memberikan kehidupan yang kau inginkan." Satu kalimat Naomi itu membuat Sohyun tak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum, karena kalimat tersebut benar apa adanya.
Sohyun memutar tubuhnya menghadap Naomi sembari bersandar pada pagar di belakangnya. "Meski awalnya aku tidak mau mengakuinya, pada akhirnya aku benar-benar menyadari bahwa dia memberikan kehidupan yang aku inginkan. Kehidupan yang tak bisa aku dapatkan sejak dulu."
Naomi tersenyum, teman Sohyun yang satu ini bisa dibilang adalah seseorang yang paling dewasa diantara tiga teman yang lain; Elena, Eve, Camilla. Meski dari luar Naomi tampak seperti perempuan serampangan yang suka pergi ke klub malam, ada kalanya dia menjadi tempat bercerita teman-temannya. Menjadi pendengar yang baik, serta memberikan masukan dan dukungan yang sangat membantu. Ketika Sohyun mengalami trauma dan depresi dulu pun, Naomi adalah seseorang yang berada di posisi paling depan untuk mendorongnya keluar dari penderitaan tersebut.
Sohyun mengambil hisapan terakhir pada rokoknya sebelum mematikannya di asbak, kemudian ia duduk di samping Naomi. "Kau tahu apa satu hal pertama yang membuatku mulai menaruh kepercayaan kepada Taehyung?"
Naomi menggeleng, "Ceritakanlah."
Siang itu, Sohyun terpaksa harus pergi ke Como untuk mengambil sesuatu peninggalan milik ibunya yang dulu sengaja ia tinggalkan di kamarnya, tepatnya di kediaman ayahnya. Jika bukan karena apa yang telah Taehyung ceritakan padanya, Sohyun mungkin akan melupakan satu-satunya barang peninggalan ibunya itu. Meski Sohyun benci pada ibunya, selalu ada saat dimana ia merasa rindu.
Sohyun tidak langsung menemukan barang itu bahkan setelah mengobrak-abrik kamar, membuat Alessia menghampiri lalu bertanya penasaran dan ingin membantu. Namun tentu saja Sohyun mengabaikan kehadiran perempuan muda yang merupakan adik tirinya itu, sohyun tidak pernah menyukai Alessia sekalipun gadis muda itu tidak salah apapun. Ah, ada, kesalahannya hanya satu, yaitu terlahir dari rahim wanita yang membuat ibunya pergi meninggalkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Trap
RomanceSiapa yang menyangka, dia yang seharusnya menjebak malah berakhir terjebak