Chapter 21

87 13 51
                                    


Malam itu, Lee Heeseung duduk di ruang kerja kecilnya, hanya ditemani oleh lampu meja yang memancarkan cahaya lembut. Di depannya, handytalkie yang sudah diatur ke frekuensi rahasia bergetar pelan, menunggu sinyal. Ia menggenggamnya erat, menunggu dengan sabar.

Heeseung tengah mengobrol dengan Gaeul lewat alat komunikasi tersebut. Mereka mengobrol cukup panjang dan serius di sana.

Sejenak, tidak ada jawaban. Hanya suara napas Gaeul yang terdengar samar di frekuensi. Setelah beberapa detik, ia akhirnya berbicara, suaranya lebih berat dari sebelumnya, "Heeseung, antibodi Hemofluenza... akan berhasil dibuat. Tapi itu atas nama Vortech."

Heeseung mengerutkan keningnya. "Atas nama Vortech?

"Baek Junseok," Gaeul melanjutkan, suaranya semakin terdengar khawatir. "Jika antibodi ini diluncurkan dan dipasarkan atas nama Vortech, dia akan menjadi pahlawan nasional. Orang-orang akan memandangnya sebagai penyelamat negara dari wabah ini."

"Dan itu akan membuat Baek Junseok semakin mudah menggenggam Korea dalam telapak tangannya," Heeseung menyimpulkan, memotong penjelasannya. Dia sudah mulai memahami betapa rumit situasi ini.

Gaeul mengangguk, meskipun Heeseung tak bisa melihatnya. "Baek Junseok akan mendapat sorotan besar. Semua orang akan memujanya, bahkan mungkin memberikan kekuasaan yang lebih besar kepadanya. Tapi kau dan aku tahu siapa dia sebenarnya. Dia hanya memanfaatkan orang-orang di balik pembuatan antibodi ini, seperti aku, Professor An, dan Jake Shim. Dia tidak benar-benar terlibat dalam pembuatan antibodi, dia hanya memberikan tekanan untuk memastikan semua sesuai rencananya."

Heeseung mengepalkan tangan, merasakan kemarahan yang mendidih di dalam dirinya. "Jadi, antibodi ini... harus kita amankan sebelum jatuh ke tangan Baek Junseok?"

"Benar," kata Gaeul, suaranya tegas meskipun lelah. "Jika kita membiarkan Baek Junseok mengklaim seluruh proses ini, kita akan memberikan dia kendali yang lebih besar atas wabah ini. Kita harus membawa antibodi ini keluar dari Leah Labs dan mempublikasikan fakta bahwa Vortech hanya menggunakannya untuk keuntungan pribadi."

Heeseung terdiam sesaat, menyerap semua informasi itu. Ini adalah sesuatu yang besar dan sangat berisiko. Tapi jika mereka tidak bertindak sekarang, Baek Junseok akan menggunakan situasi ini untuk memanipulasi seluruh negara.

-

Ruang rapat di istana kepresidenan Korea Selatan dipenuhi oleh aura serius dan formalitas. Di ujung meja panjang, duduk Presiden Korea Selatan, Kang Yoonkyum, seorang pria paruh baya dengan wajah tenang dan sikap penuh wibawa. Di sebelahnya, tampak beberapa anggota staf tinggi kepresidenan: Menteri Kesehatan Joo Hyunsoo, Kepala Staf Kepresidenan Choi Sunghwan, dan Menteri Pembangunan Nasional Park Hyejin. Mereka semua menatap ke arah layar besar di depan ruangan, di mana Baek Junseok, CEO dari Vortech, berdiri di hadapan mereka, siap memulai presentasinya.

Dengan wajah penuh percaya diri, Baek Junseok membuka presentasinya. "Tuan Presiden, para hadirin yang terhormat. Hari ini Vortech akan memaparkan rencana besar yang dapat mengubah masa depan Korea Selatan, sekaligus membawa kita ke dalam era baru sains dan teknologi."

Di layar, peta Distrik Yangpyeong dan Distrik Yeongdeungpo muncul, dengan beberapa area yang telah disorot dan diberi tanda untuk proyek-proyek pengembangan.

"Vortech berencana mengembangkan Distrik Yangpyeong sebagai pusat penelitian bioteknologi dan farmasi," lanjut Baek Junseok, suaranya terdengar penuh kebanggaan. "Kami akan membangun fasilitas penelitian mutakhir, termasuk laboratorium berteknologi tinggi untuk pengembangan obat-obatan, vaksin, dan teknologi genetika. Fasilitas ini tidak hanya akan menarik ilmuwan dari seluruh dunia, tetapi juga menciptakan ribuan lapangan pekerjaan."

The Blood Flu | ENHYPEN x IVE | 2024Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang