10. Melepas Rindu

18.7K 206 5
                                    

Weleh maap guys, kuata Nara habis 😅

Jadi sebagai permintaan maaf, cerita ini tamat di wattpad stay seminggu. Kagak ada hapus-hapus sebelum tamat 😋😘

Follow IG : @heragraden

Ilustrasi visual Luna sedang dalam tahap penggambaran sketsa, akan di posting di Ig segera.

***
"Daddy...." Luna memanggil dengan suara lirih, matanya berkaca-kaca.

Tiger merengkuh pinggang ramping sang putri, mengangkat tubuh kecil kelinci cantik itu sehingga wajah mereka sejajar berhadapan satu sama lain.  Jari-jari Tiger yang kekar menelusuri lembut pipi Luna, merasakan kulitnya yang halus dan lembut.

Mata mereka bertemu,  seolah terjebak dalam pusaran emosi yang tak terbendung.  Rindu, cinta, dan rasa bersalah bercampur aduk dalam tatapan mereka.

Cup.

Bibir Tiger menyentuh bibir Luna dengan lembut,  seolah tak ingin merusak keindahan momen ini.  Ciuman mereka perlahan, penuh dengan kerinduan dan kasih sayang.  Aroma bunga liar dan air sungai yang sejuk bercampur dengan aroma tubuh mereka, menciptakan aroma yang menenangkan dan memabukkan.

Burung-burung berkicau riang di atas pohon-pohon tinggi, seakan memberikan restu pada ciuman mereka.  Sinar matahari senja yang lembut menyorot tubuh mereka,  menciptakan bayangan yang indah di atas permukaan sungai.

Ciuman mereka semakin dalam,  seolah ingin melupakan semua kesedihan dan kerinduan yang telah mereka rasakan.  Jari-jari Tiger yang kekar menggenggam erat tubuh Luna,  merasakan tubuh mungilnya yang gemetar karena gejolak emosi.

Luna memejamkan mata, ketika lidah mereka saling bertaut, saling hisap dan jelajah ke dalam rongga mulut.  Luna dapat merasakan kehangatan tubuh sang Ayah, menyerap aroma tubuhnya yang maskulin dan menenangkan.  Dia merasa aman,  terlindungi,  dan dicintai.

"Ehm Daddy ahhh...." Luna mendesah,  suaranya terengah-engah,  seolah terjebak dalam mimpi.  Punggungnya menghantam kulit kayu pinus yang kasar,  membuatnya meringkuk dalam dekapan Tiger.  Nafas Tiger,  panas dan berat,  berhembus kasar di tengkuk lehernya,  membuat bulu-bulu halus di sana berdiri tegak.

"Daddy... " kelinci kecil itu merengek manja.

Tiger menunduk,  bibirnya menelusuri lekuk leher Luna dengan lembut.  Jilatannya yang ringan,  seolah  membakar kulit Luna,  membuatnya merinding.  Gigitan lembut di telinganya,  membuat Luna mengerang pelan,  "Ahhh... Daddy..."

"Luna...  Daddy... " Tiger berbisik,  suaranya serak,  mencium harum bunga liat bercampur dengan aroma tanah dan kayu yang pinus

Tangan Tiger yang kekar meraba lembut punggung Luna,  menelusuri lekuk tubuhnya yang ramping.  Sentuhannya,  seolah  menyalakan api di dalam tubuh Luna,  membuatnya meringkuk dalam dekapan sang Ayah.

"Daddyhhh......" Tiger tersenyum, mendengar lagi melodi yang begitu ia rindukan  selama ini.  "Daddy di sini sayangku,  Daddy selalu ada untuk Luna."

"Janji?" Luna bertanya,  suaranya sedikit bergetar.

"Janji," Tiger menjawab,  suaranya lembut,  mencampur aroma tanah dan kayu yang khas.  "Daddy akan selalu bersama Luna,  melindungi Luna,  mencintai Luna."

" Cinta? "

Belum sempat bertanya lebih jauh, belaian sang Ayah sudah menyingkap rok sutra yang ia kenakan.  Sentuhan tangan Tiger yang kekar di kulitnya yang halus,  membuatnya merasa merinding bukan main. Kelopak mawarnya sudah berkedut-kedut, rasa gatal mulai menerpa bagian -bagian sensitifnya.

Ayah Harimau HausTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang