"Ugh!" Samudra bangun tidurnya dan memijat pelipisnya yang terasa pening juga sakit. Perlahan dia membuka matanya dan melihat sekeliling ruangan.
Menyadari dia berada di dalam kamarnya, dia pun bangkit dari posisinya dan menyandarkan punggung di kepala ranjang.
Terdengar ketukan di pintu membuat Samudra melihat ke arah pintu kamarnya.
"Masuk," ucapnya.
Pintu terbuka dan muncul Ameena di sana dengan membawa nampan berisi minuman.
"Aku bawakan lemon madu untuk menghilangkan rasa pusing kamu, Mas," ucap Ameena.
"Oh, ya, letakkan saja di meja," ucap Samudra menuruni ranjang untuk pergi ke kamar mandi.
Karena kepalanya masih sangat pusing, tubuh Samudra oleng, spontan Ameena menahan tubuh pria itu.
"Mas, tidak apa-apa?" tanya Ameena.
"Ah, aku tidak apa-apa," jawab Samudra segera bergerak menjauh dari Ameena.
"Duduk dulu, diminum dulu lemon madunya," ucap Ameena membantu Samudra untuk duduk.
Saat posisi sedekat itu, Samudra dapat mencium aroma tubuh Ameena dan dia mengingat kejadian semalam di mana dia tidur dengan memeluk tubuh wanita dengan aroma ini.
"Tunggu, Ameena." Ameena terkejut karena Samudra menahan pergelangan tangannya saat dia akan mengambil gelas minuman yang diletakkan di atas meja sudut.
"A-ada apa, Mas?" tanya Ameena terkejut dengan sikap Samudra.
"Apa semalam kamu tidur di sini? Apa aku melakukan sesuatu yang melewati batas padamu?" tanya Samudra membuat Ameena mengernyitkan dahinya.
"Memang apa salahnya pasangan suami istri tidur bersama, Mas? Lagipula, Mas tidak melakukan hal yang melewati batas," jawab Ameena.
"Apa aku memaksamu?" tanya Samudra terlihat khawatir di sana.
"Tidak memaksa, hanya saja aku tidak tega membangunkan Mas. Sepertinya Mas begitu lelap tidur," jawab Ameena.
"Maaf, kalau aku sudah berlaku kurang ajar padamu," ucap Samudra melepaskan pegangan tangannya.
Ameena hanya bisa diam menatap Samudra, padahal mereka pasangan suami istri, tetapi hubungan mereka sangat canggung sekali.
Ameena segera mengambilkan gelas dan memberikannya pada Samudra. "Habiskan ini dulu, Mas."
"Oh, ya." Samudra mengambil gelas itu dan meneguknya hingga tandas.
"Apa mau aku siapkan air? Mas, mau mandi dengan air dingin atau hangat?" tanya Ameena.
"Tidak perlu. Kamu boleh keluar, Ameena. Terima kasih sudah memperhatikanku," ucap Samudra membuat Ameena tersenyum masam.
"Baiklah, aku berangkat kerja dulu, Mas." Ameena mengulurkan tangannya dan memegang tangan Samudra membuat pria itu terkejut, tetapi detik berikutnya dia tertegun saat Ameena mencium punggung tangannya.
"Izinkah aku untuk melakukannya, Mas. Bagaimana pun, aku ingin perjalanan dan pekerjaanku berkah dengan mendapat ridho suami," ucap Ameena.
Samudra tidak menjawab selain memalingkan wajahnya. "Aku berangkat dulu, assalamu'alaikum .... "
Ameena pergi meninggalkan Samudra di sana seorang diri. Pria itu melihat kepergian Ameena dengan helaan napas sambil mengusap wajahnya gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri yang Disiakan
RomanceTidak pernah terbayangkan oleh Ameena, kalau pernikahan yang diimpikannya, bukanlah bersama pria yang dia cintai, melainkan dengan calon Kakak iparnya sendiri. Alzar adalah pria yang akan menikahi Ameena. Sayangnya, pria itu mengalami kecelakaan ya...