Dua sejoli yang tengah hangat-hangatnya dalam menjalin hubungan itu terlihat bingung ketika melihat banyak barang yang berjajar rapi di atas rak, sore ini Jennie sedang ingin berbelanja bulanan dan di temani oleh Lisa setelah mereka menyelesaikan pekerjaan. Jennie tinggal di apartement sehingga dia yang harus mengurus dirinya sendiri dan mengatur semua kebutuhan setiap saat, menjadi mandiri adalah pilihannya semenjak dia duduk di bangku kuliah pada semester 3. Jennie hanya ingin di pandang sebagai anak yang berbakti dan patut di banggakan, tanpa harus selalu berpangku tangan kepada orangtuanya.
“Bee, aku mau cemilan rumput laut boleh?” tanya Jennie yang melihat sisi kirinya, dia nampak terpukau dengan berbagai merek nori yang selalu dibelinya sebagai cemilan.
“Boleh, ambil saja.” Balas Lisa yang turut memasukkan barang yang ingin dia beli pula, Lisa memang bukan tipikal suka makan snack. Tapi ketika dia ingin, maka dia bisa membeli banyak meski ujung-ujungnya bukan dia yang makan.
“Yeayy, oh ya aku mau beli susu. Kamu itu harus konsumsi susu, jadi aku mau stock yang banyak.” Tutur Jennie yang memasukkan beberapa kotak kecil susu dan botol besar ke dalam troli, dia hanya ingin kekasihnya itu sehat.
“Aku kan setiap ke apart kamu selalu minum susu.” Ujar Lisa yang menaik turunkan alisnya, seketika Jennie membalas dengan mengerungkan dahinya.
“Kapan? Kamu selalu meminta di buatkan kopi, aku sampai kesal.” Cetus Jennie yang memutar bola matanya malas, dia lekas mengambil beberapa barang yang lainnya ke troli.
“Susu yang biasanya lebih enak, dari pada susu botol buatan pabrik.” Balas Lisa yang mendorong troli itu dan mengikuti kemana saja langkah Jennie, sementara perempuan berpipi mandu yang baru saja berdiri seusai mengambil barang di rak paling bawah itu menatap kekasihnya.
“Susu apa?” tanyanya dengan wajah polos, dia justru memperhatikan senyuman di sudut bibir Lisa nampak mencurigakan.
“Susu mu.” Tukasnya dengan sengaja meremas kedua gunung kembar alias payudara itu di hadapan umum, sontak Jennie yang reflek pun menampar lengan Lisa.
“Dasar mesum!” umpatnya, dia melebarkan mata seolah menakuti Lisa. Tapi bukannya takut si jangkung justru tertawa dan yang membuat Jennie lebih sebal, tertawanya itu begitu kencang sampai pengunjung lain melihat ke arah mereka.
“Biarin wlekk.” Ledek Lisa yang meninggalkan Jennie di lorong itu dan dia berbalik arah ke sebelah kiri untuk mencari barang yang lain.
Lalisa si gadis yang terkenal cuek dan dingin tapi lembut di dalam itu berjalan perlahan sembari memperhatikan sekeliling, selain kebutuhan Jennie tentunya dia juga mencari untuk dirinya sendiri. Walaupun kerap kali Jennie sering membantu memilihkan barang atau memilihkan kebutuhan untuknya, memang Lisa terkadang suka tidak peduli dengan diriya.
“Wahh keripik kentang, Jennie kan suka. Beli saja lah.” Disaat Lisa ingin mengambil snack merek ternama itu di rak paling atas, mendadak ada oranglain yang memegang snack yang serupa. Padahal masih ada yang sejenis di rak sebelah tapi seolah hanya satu yang mereka lihat.
“Maaf, ini aku duluan yang mengambil.” Ujar Lisa menatap gadis yang lebih tinggi darinya, gadis cantik itu terdiam membeku setelah memperhatikan Lisa dengan tatapan kesal. Karena tentu saja Lisa tipikal orang yang ketika itu miliknya, maka tidak ada yang boleh
mengambil.“Hmm t-tapi.. tapii a-aku...” gagapnya tanpa mengalihkan pandangan, sedangkan yang di tatap merasa kesal. Dia tetap megambil keripik kentang itu namun sang lawan bicara beusaha menguatkan genggamannya.
“Maaf ya nona, masih banyak yang lain. Tolong jangan ambil, ini milikku.” Cakap Lisa, dia tak mau mengalah karena di sana tadi dia yakin tidak ada orang lain kecuali dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BELIEVE ME (JENLISA)
FanfictionGENRE : G!P (FUTA), 18+, Romance, Friendship, Comedy, Funny, Relationship "Memangnya salah, berawal dari teman curhat lalu menjadi pasangan." "Aku tidak mencintaimu." "Sama, aku juga belum mencintaimu. Tapi aku sudah menyukai mu, namun aku tidak t...