LFH O3. RASA

321 43 24
                                    

⚠️NOT BL! HARAP BIJAK DALAM MEMBACA! JUST FANFACTION OKAY!?⚠️

˚ʚ 🌱 ₊˚✧ ゚.

O3. RASA

Tangan besar itu masih dengan setia membungkus tangan yang lebih kecil. Tangan yang lebih kecil terkulai lemas disisi tubuh sipemilik dengan iris zamrud.

Fang berulang kali menghembuskan nafas kasar. Raut wajahnya terlihat begitu frustasi. Seragam sekolah dengan beberapa bercak darah masih melekat apik ditubuh atletisnya.

Ia sesekali mengusap punggung tangan yang lebih kecil.

"C'mon wake up Ri."

Setelah perawat menyuntikan obat penenang. Duri tak sadarkan diri. Beberapa perawat mengontrol kondisi Duri bersama Dokter. Mereka juga membalut luka cukup dalam dilengan Duri.

Fang jelas senang atas bangunya Duri dari kondisi buruknya. Ia sempat memikirkan kemungkinan-kemungkinan terburuk akibat percobaan bunuh diri yang Duri lakukan beberapa waktu lalu.

Ya, Duri berusaha mengakhiri hidupnya dengan cara melompat dari balkon lantai dua kamarnya. Kejadian itu beberapa hari setelah razia mendadak yang diadakan osis.

Saat pemikiran Fang berkeliaran. Tanpa Fang sadar pintu ruang inap Duri terbuka. Menampilkan tiga remaja laki-laki dengan perawakan jangkung.

Fang belum menyadari kehadiran orang lain dibelakangnya. Ia tetap menunduk dengan tangan yang masih setia menggenggam erat lengan Duri.

"Fang,"

Suara itu.. sangat Fang kenali. Itu suara Kaizo. Fang lantas berbalik. Menatap Kaizo, Ice, dan Solar.

"Ke—"

"Ikut gue."

Fang paling tak bisa membantah perkataan kakak laki-laki satu-satunya. Maka dari itu, ia menghela nafas gusar lalu beranjak dari tempat duduknya. Sebelumnya ia sempat mengusap punggung tangan Duri.

"..."

Rooftop rumah sakit begitu sepi. Ya lagipula, orang gila mana yang akan duduk diam dirooftop rumah sakit?!.

Angin berhembus kencang. Setiap pembawaan rasa dingin menusuk kulit tak terbalut pakaian. Kaizo berdiri membelakangi Fang. Satu lengannya berada didalam saku celana, sedangkan satunya lagi berpegangan pada pembatas rooftop.

"Kenapa lo ngebawa gue kesini?,"

Fang memecah keheningan. Dalam diam ia memperhatikan punggung tegap Kaizo.

"Lo tau," Fang mengerutkan alis heran "Ngaco, lo ga bilang apa-apa dan lo bilang gue ta—"

"Perasaan lo." Fang terdiam. Otak jeniusnya berusaha untuk memproses ucapan yang Kaizo lontarkan.

"Apaan, lo kalo ngomong yang ben—,"

"Kedeketan kalian ga normal."

Lengan Fang mengepal. Ia akhirnya paham, kemana arah pembicaraan Kaizo. Jelas, ia tak terima.

"Jaga omongan lo bang. Gue gini kedia karna gue peduli!,"

Looking For Happiness [OG]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang