Happy reading.Dua Minggu lalu...
Sepasang muda-mudi tengah berboncengan dia atas motor besar berwarna hitam, keduanya tampak bahagia menikmati setiap perjalanan yang ditempuh, Fira tertawa keras saat candaan ringan keluar dari bibir kekasihnya, Rio.
Fira semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Rio, matanya terpejam seolah-olah tengah memanjatkan doa berharap kebahagiaan seperti ini akan sering-sering dialaminya.
Lama menempuh perjalanan, keduanya berhenti tepat di lobby hotel yang cukup ternama di Jakarta, Fira turun lalu melepaskan helm yang sejak tadi menutupi rambutnya, gadis itu tersenyum ke arah Rio, "kamu mau langsung pulang?" Tanya Fira.
"Barusan Jefri nge-chat ngajakin futsal, jadi kayaknya aku bakal nyusul ke lapangan." Jelas Rio.
Fira mengangguk mengerti, "yaudah aku masuk duluan ya, temen-temen ku udah pada nunggu kamu hati-hati di jalan."
Rio mengelus pelan rambut hitam legam milik Fira, "jangan terlalu malam sayang tidurnya."
"Astaga baru juga sore udah disuruh tidur aja nih, aku bukan anak kecil Yo kalau ngantuk aku tidur, lagian ini kesempatan aku buat senang-senang bareng temen aku," Fira menepuk pundak Rio kemudian berpamitan, "aku masuk ya sayang kamu hati-hati di jalan, kabarin kalau udah nyampe." Lalu gadis itu berlari menuju lift, sebelum benar-benar menghilang Fira kembali keluar melayangkan ciumannya kearah Rio, membuat sang empu terkekeh sembari menggeleng.
"Bales dong!" Teriak Fira menggema di seluruh lobby.
Tak menunggu lama Rio segera membalas perlakuan kekasihnya, katakanlah mereka bucin mampus, tapi Rio tidak perduli asalkan Fira senang apapun akan dia lakukan.
Setelah Fira benar-benar hilang dari pandangannya, barulah Rio mulai menyalakan motor lalu keluar dari pekarangan hotel, menuju ke lapangan futsal.
***
"HELLO GIRLS!" Teriak Fira begitu berhasil mengakses pintu hotel, Rahayu yang tengah berbaring santai sedikit terkejut, tanpa pikir panjang satu bantal empuk melayang ke arah Fira.
"Suara lo kecilin dikit kenapa sih? Mati sel-sel organisme lo kalau nggak teriak?!" Kesal Rahayu dengan nada cetus.
Fira tidak menggubris namun dengan santai gadis pendek itu melompat ke arah Rahayu yang tengah bermain ponsel, membuat emosi sang sahabat semakin menjadi-jadi.
"FIRAA!!!" Teriak Rahayu semakin kesal.
Senyum Fira mengembang, "apa sayang? Kangen lo manggil nama gue segitunya banget," ucapnya kemudian ikut berbaring.
"Kangen-kangen gue bekap juga lo pakai keteknya Dodi."
"Anything beb, asal jangan keteknya Dodi gue lebih rela jadi toping dunia sumpah dibanding nyium keteknya Dodi," kata Fira dengan nada jijik.
Rahayu tidak membalas, gadis itu lebih memilih memainkan ponselnya dibanding menanggapi celotehan Fira, karena menurutnya sangat-sangatlah menguras tenaga.
Fira berpindah posisi menjadi duduk, pundaknya bersandar di sandaran spring bed ia menoleh ke arah Rahayu, "Yu beli jajan sekarang yok, mumpung diluar pemandangannya lagi bagus," ajaknya pada Rahayu.
"Maleman dikit lah Fir, jam segini masih ada matahari males banget kalau harus keringetan lagi, gue capek mandi," tolak Rahayu mentah-mentah.
Lantas Fira mendelik tajam, "jangan alay deh segala nggak mau kena matahari, keringetan dikit mandi, wangi enggak kulit kering iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Kesalahan
Teen Fictiontak pernah terfikir oleh Fira bahwa dirinya akan menjalani hidup berat sebagai seorang remaja, pasalnya ia mengalami pregnant before marriage. Yang membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat.