2. Rasa trauma

11 2 0
                                    


Happy reading...

Lamunan Fira buyar saat seseorang menepuk pundaknya pelan, Ajeng teman sekelas Fira tersenyum ke arahnya. "Fir, lo di cariin kak Rio." Ucapnya kemudian berlalu pergi.

Fira menghela nafas pelan sudah bisa menebak apa yang akan Rio bicarakan, tak menunggu lama gadis itu beranjak keluar kelas. Terlihat Rio sudah berdiri dengan tas dipundaknya, cowok itu menoleh mendapati Fira sudah berdiri di ambang pintu.

"Sayang aku butuh penjelasan, semuanya terlalu tiba-tiba Fir. Kamu kenapa? Aku ada salah?" Tanya Rio bertubi-tubi.

Fira menatap Rio begitu lama tak ada sepatah kata pun yang keluar dari mulutnya. Fira bingung, ini keputusan sepihak memang sudah sepantasnya Rio marah dan meminta penjelasan. Sialan hampir saja Fira menangis saat menatap netra teduh Rio yang sangat tulus.

Tanpa berbicara lagi Fira berjalan terlebih dahulu memberi isyarat pada Rio untuk mengikutinya, "jangan disini Yo."

Setelah sampai ditempat yang lumayan sepi, baru saja Rio akan menggenggam tangan Fira namun dengan cepat gadis itu menepis dengan kasar membuat Rio sedikit terkejut.

"Tolong jangan sentuh-sentuh, risih." Ujar Fira.

Yang Rio tangkap adalah rasa ketakutan dan kebencian yang tersirat dalam kalimat yang Fira ucapkan, kening Rio menyatu kebingungan. "Kamu kenapa sayang? Kemarin perasaan baik-baik aja, kita nggak ada berantem sama sekali."

"Gue nggak apa-apa."

Seketika mata Rio melotot mendengar jawaban Fira, "gue? Fir, nggak salah? Aku ada salah apa sih, bilang sayang jangan gini." Ujar Rio frustasi.

Fira menggeleng pelan dengan tatapan kosong, tangannya ia lipat didepan dada agar Rio tak bisa menggapainya, "lo nggak salah apa-apa, gue problemnya disini."

Rio menoleh ia menyugar rambutnya dengan pelan sembari menghela nafas berat, "iya bicara Fir problem nya apa, jangan tiba-tiba minta putus. Hei kenapa? Kamu selingkuh? Demi Tuhan kalau emang iya, aku masih bisa maafin tiga tahun lebih berharga buat aku pertahanin." Ucap Rio tulus.

Hampir saja Fira menangis mendengar kalimat yang diucapkan Rio, dimana lagi Fira akan dapatkan laki-laki setulus Rio? Tapi tidak bisa setelah semua yang terjadi Fira telah memutuskan untuk melepaskan diri dari hidup Rio demi kebaikan mereka bersama. Setidaknya adil, salah seorang dari mereka tidak akan memiliki yang 'kotor'.

"Iya gue selingkuh, dan udah beberapa kali." Tekan Fira disetiap kalimat, dan tentu saja bohong semua ia ucapkan hanya agar Rio percaya padanya.

Rio menggeleng sembari terkekeh kecil, "enggak mungkin itu bukan kamu banget, aku kenal kamu bukan dua tiga hari Fira tapi bertahun-tahun. Kamu nggak mungkin ngelakuin hal gila kayak gitu."

"Tapi kenyataannya gitu," ujar Fira lagi.

Rio menghela nafas pelan, "yaudah aku maafin, tapi kita nggak boleh putus."

"Gue mau putus!" Bantah Fira.

Bukannya membantah Fira, justru Rio memejamkan matanya lalu tersenyum. "Sekarang kamu lagi emosi aku tau pikiran kamu lagi kacau, kita pisah dulu untuk sementara waktu ya Fir, jangan ambil keputusan kalau lagi marah nanti nyesel," Rio mengelus pelan pundak Fira seolah menenangkan gadis itu. "Kalau banyak masalah cerita aja sayang jangan pendam sendiri. Aku pergi dulu nanti pulang sekolah aku jemput," kemudian Rio berbalik meninggalkan Fira yang tak bergerak sedikitpun dari tempatnya.

***

"Nggak bisa lo rahasiakan aja semuanya? Dan balik lagi 'ke Rio?" Rahayu menyuapkan sesendok bakso ke mulutnya.

Kesalahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang