3. Comeback

6 2 0
                                    


Happy reading.....


Bagas menyemprotkan parfum berkali-kali ke tubuhnya, menyisir rambutnya dengan rapi mengenakan seragam sekolah dengan sumringah. Berita tentang putusnya gadis yang ia suka membuat perasaan Bagas senang tak terkira, terserah lah orang lain mau beranggapan apa tapi menurutnya ini adalah kesempatan yang tak bisa dilewatkan.

Bagas turun dengan cepat dari lantai dua, dengan sigap ia menyambar roti yang telah disiapkan art nya lalu melahapnya dengan satu suapan. Laki-laki jangkung itu mengikat tali sepatunya dengan terburu-buru, hari ini, detik ini, adalah awal mula perjuangannya akan dimulai kembali.

Iya, dulu Bagas sempat berjuang untuk mendapatkan gadis pujaan hatinya namun sayang dia kalah cepat, kesempatannya direbut yang membuatnya harus memendam rasa cintanya.

Dengan semangat Bagas mengeluarkan motor besarnya dari bagasi. Ia naik dan mulai memutar kunci, ditariknya gas dengan pelan keluar pekarangan rumah.

Disetiap jalur yang Bagas tempuh senyum cowok itu tak pernah pudar selalu mengembang, hingga rasanya ia akan gila karena kesenangan. Sebentar lagi semua wish list yang sudah ia susun rapih- rapih akan terwujudkan, segala bentuk kegiatan pasangan remaja akan ia lakukan bersama dia. Bagas mengangkat kepala, lagi-lagi senyumnya mengembang. "Tuhan... saya mau dia."

*****

Sementara dibelahan bumi lain, Fira meringkuk dibawah selimut tebalnya. Suhu badan Fira naik dan menyebabkan hawa dingin terasa menusuk seluruh tubuhnya.

Fira melihat sekelilingnya, sepi dan sunyi hanya suara jam dinding yang terdengar. Ia menyingkap selimut dan mulai berdiri dengan lemas beranjak menuju kamar mandi.

Lama beraktivitas di kamar mandi, Fira pun keluar dengan seragam sekolah yang sudah rapi, sesekali ia bergetar kecil karena kedinginan.

Ia membuka lemari meraih botol minyak kayu putih kemudian membalur ujung kakinya tak lupa dengan perutbya. Saat akan menyisir rambut, notif ponsel milik Fira berbunyi membuatnya meraih benda pipih berlogo apel gigit tersebut.

Terlihat pesan dari Rahayu yang menanyakan keberadaannya, serta mengingatkan Fira agar tidak berleha-leha karena beberapa menit lagi praktek mata pelajaran penjas akan dimulai.

Baru saja akan menyimpan ponselnya ke dalam tas deringan benda pipih itu membuat Fira mengurungkan niatnya, ia menghela nafas saat tau siapa yang menelepon. Rahayu si paling rajin mandi.

"Piranha lo dimana?"

"Baru mau otw, izinin gue nggak bisa ikut praktek." Fira menjawab dengan tangannya yang sibuk menyisir rambut.

"Kenapa? Masih ada waktu kok, lagian tumben banget lo ngaret gini. Biasanya paling semangat."

Fira mengangguk singkat meskipun tidak akan bisa dilihat oleh Rahayu, "badan gue nggak enak nih dari semalam, gue mau di UKS aja kalau sampai."

"Yaudah nanti gue nyusul urusan nilai belakangan lah anjir males juga panas-panasan."

Fira terkekeh kecil, "udah ketebak sih."

Setelah mematikan telepon, Fira beralih memakai kaus kaki dilanjut memakai sepatu. Karena dirasa tidak kuat membawa kendaraan sendiri, Fira segera membuka aplikasi hijau alias gojol untuk memesan ojek online.

*****

Bagas yang sedang menempuh perjalanan awalnya menarik gas dengan sedikit laju, namun ditengah perjalanan tak sengaja indera penglihatannya menangkap siluet gadis yang sangat ia kenal tengah duduk menjuntai di jok belakang motor laki-laki berjaket hijau.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 22 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kesalahan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang