Sesuai rencana, JJ menurunkan fuaiz di lobby apartemen dan dirinya mencari parkir mobil cepat di basement. Setelah berhasil parkir dari basement JJ menaiki lift menuju lantai satu untuk menjemput fuaiz. Tak lupa JJ membawa segala benda yang ada di mobil tadi
Sampai di lantai satu JJ tak menemukan fuaiz ada di area lift, JJ pun keluar dari area lift menuju depan hotel dan benar tebakannya fuaiz masih di sana memandang langit malam.
"Dek! Ayo masuk, dingin" ucap JJ sedikit berteriak
Fuaiz yang mendengar suara JJ langsung berlari menghampiri JJ.
"pelan pelan..." Warning JJ dan setelahnya menggandeng tangan fuaiz untuk ia bawa menuju kamarnya. Setelah sampai mereka langsung masuk ke kamar.
"Sorry berantakan! Terakhir gua buat main sama temen soalnya" ucap JJ melihat beberapa bungkus jajan berserakan.
"main?" Tanya fuaiz mengerutkan keningnya.
"OHH bukan main yang kayak sama lu tenang aja tenang, cuma nongkrong biasa main PS, tuhh ps nya masih nancep di tv" panik JJ setelah menangkap perkataan fuaiz.
"gua cuma nanya, ga mikir kesitu... Toh mau main apa kek gua gak peduli" ucap fuaiz memalingkan wajahnya.
JJ hanya bisa tersenyum pasrah, ia faham mood orang hamil memang sensitif.
"Yaudah ayo makan" ajak JJ menyerahkan plastikan makanan tadi kehadapan fuaiz
"oke... Sini" ucap fuaiz menyuruh JJ berada didekatnya
JJ berjalan ke arah fuaiz dan membantu Fuaiz membuka nasi gorengnya. Melihat fuaiz mulai makan, JJ menyiapkan minum untuk si kecil.
"Enak?" Tanya JJ
"enak.." ucap fuaiz dengan mulut penuh makanan
"Telen dulu, mau lagi?" Balas JJ menyodorkan nasi goreng miliknya
"enggak, Ini belum habis" ucap fuaiz menunjuk miliknya yang masih banyak
"gapapa nih buat lu lagi aja ntar... biar kenyang" ucap JJ menutup kembali nasi gorengnya dan melihat fuaiz makan dengan lahap
"Abis ini gua pulang dulu ya..." Sambung JJ
"enggak makan aja.... Gua ditinggal sendirian?" Tanya fuaiz mempoutkan bibirnya
JJ yang gemas melihat ekspresi fuaiz pun, menahan dirinya untuk tidak mencium bibir mungil tersebut.
"Mau berunding tentang nikahan kita, okelah gua temenin sampek tidur" balas JJ
"Oiya! Jangan lupa hubungin keluargamu ya" sambung JJ
"gak mau nikahhh" ucap fuaiz lantang
"jangan halangi gua buat tanggung jawab sama darah daging gua" ucap JJ dengan nada dinginnya
"tapi gua juga punya hak buat nolak ajakan lo" sahut fuaiz
"GUA CUMA MAU TANGGUNG JAWAB ATAS PERBUATAN GUA SENDIRI! GUA GA MAU BIKIN LU MALU SENDIRIAN, TAPI KENAPA LU SELALU HALANGIN GUAA HAH??" bentak JJ yang kesabarannya telah habis dan sudah mulai lepas kendali untuk membentak si kecil.
Fuaiz yang sedang menyendok makanannya seketika berhenti karena bentakan JJ. Fuaiz sedikit menunduk dan meremat sendok yang berada ditangannya.
JJ yang menyadari dirinya terlalu kasar pun menjadi merasa bersalah, dengan ragu JJ memegang pipi fuaiz dan di dongakkan kepala si kecil untuk menatap manik matanya.
30 detik bertatapan JJ menempelkan dahinya di dahi fuaiz dengan sesekali mengecup bibir fuaiz sembari merapalkan kata maaf.
Fuaiz menangis dan tak mengatakan apapun, JJ merengkuh tubuh mungil itu kedalam pelukannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Happiness Detected || JJFUAIZ
FanfictionWarning 18+ (m-preg) Ketika kesalahan yang dibuat JJ menyebabkan hal baru dalam hidupnya akan segera dimulai.