Chapter 2

7 1 0
                                    

Jam di dinding sudah menunjukkan pukul 12 siang, dan bel untuk istirahat makan siang pun terdengar. Para guru dan semua murid yang berada di dalam kelas pun keluar, baik itu laki-laki maupun perempuan. Tentu saja aku pun ikut keluar kelas, aku pergi ke toilet terlebih dahulu untuk buang air kecil lalu pergi ke kantin sekolah.

Kudengar kantin sekolah berada di gedung kedua, ada yang memberitahuku dan ternyata benar. Kantin di sana berukuran sangat besar, rasanya hampir sama dengan Restoran. Disana terdapat banyak sekali siswa yang sedang makan siang  bersama teman-temannya, terdengar dari segala arah suara para siswa yang sedang mengobrol dan tertawa. Tetapi aku tetap saja pergi sendirian.

Aku pun pergi ke tempat untuk memesan makanan dan mengantri. Setelah menunggu cukup lama, akhirnya giliranku untuk memesan telah tiba. Aku membeli semangkuk Mie Ayam dan segelas teh manis. Saat aku tengah mencari tempat duduk yang kosong, untungnya ada sekelompok siswa yang baru saja selesai makan dan meniggalkan mejanya.

Aku merasa bersyukur karena telah diberikan tempat duduk semudah ini, rasanya seperti diberkahi oleh tuhan sebagai balasan karena sudah sabar mengantri cukup lama.

Aku pun menghabiskan Ramen dan teh manis yang telah kubeli. Aku membawa mangkuk dan gelas kosong itu ke tempat pencucian, lalu meninggalkannya. Setelah itu aku meninggalkan kantin dan kembali ke kelasku.

Setelah bel masuk berbunyi, semua siswa bergegas memasuki kelas. Dan kami pun melanjutkan kegiatan belajar.

Waktu sudah menunjukkan pukul 5 sore. Bel terakhir pun terdengar di telingaku, itu tandanya sudah waktunya untuk semua siswa pulang ke rumah mereka masing-masing atau melakukan kegiatan ekskul.

Karena aku belum memasuki ekskul apapun, jadi aku memutuskan untuk langsung pulang kerumah.

Langit senja terlihat berwana jingga, tapi menurutku itu terlihat indah.

Disaat perjalanan menuju rumah, aku melihat ada seorang nenek tua yang terlihat sedang kesusahan mengambil buah-buahan yang jatuh berserakan di jalanan. Aku pun bersimpati untuk membantunya.

“Hey, nenek. Sepertinya kau sedang kesusahan mengambil buah-buahan itu, bolehkah aku membantumu?”

“Oh, tentu saja”

Aku pun membantu nenek itu untuk mengumpulkan buah-buahan yang berserakan dijalanan itu. Disana terdapat banyak sekali buah-buahan, seperti jeruk, jambu, apel, dan lain-lain. Kami berhasil mengumpulkan semua buah-buahan itu, lalu aku teringat bahwa aku membawa kantong plastik didalam tasku yang cukup besar untuk membawa buah-buahan itu.

Lalu kami pun memasukkan semua buah-buahan itu kedalam kantong plastik.

“Terimakasih, nak. Kau sudah repot-repot membantuku”

“Tidak apa-apa, nek. Kalau begitu, aku akan membawanya sampai rumahmu”

“Baiklah kalau begitu, ikuti aku”

Aku pun berjalan bersamanya menuju rumah nenek itu, ternyata lumayan lama kira-kira 20 menit. Kami pun sampai dirumahnya, lalu aku diminta untuk menuggu sebentar. Tak lama kemudian, keluarlah nenek tadi bersama seorang gadis sambil membawa sekantong plastik kecil berisi buah-buahan yang tadi dibawa olehnya.

“Sekali lagi, kuucapkan terimakasih. Dan bawalah ini sebagai tanda terimakasihku”

“Aku juga berterimakasih kepadamu. Kalau kau tidak membantu nenekku, mungkin dia baru sampai nanti malam” Ucap gadis itu.

Aku pun menerima buah pemberian itu sebagai tanda terimakasih mereka, lalu aku pun segera berpamitan dan bergegas untuk pulang karena ini sudah sangat terlambat.

Aku pulang kerumah dengan langkah lebar. Aku tak ingin ditanyai oleh orangtua ku di rumah, apalagi oleh kakakku, dia sangat cerewet. Aku tak tahan mendengar omelannya yang berisik itu.

Setelah sampai dirumah, untungnya belum ada siapa-siapa didalamnya. Aku melepas sepatuku lalu bergegas menuju kamarku. Setelah itu aku pergi ke kamar mandi untuk mandi, rasanya nikmat sekali dan tubuhku juga terasa segar setelah mandi. Setengah jam kemudian, keluargaku telah sampai dirumah.

Ibuku membawa makanan yang cukup banyak untuk makan malam kami nanti, dia membelinya di swalayan dekat kantornya. Dia membawa empat porsi ayam bakar dan satu buah botol besar berisi teh hijau untuk kami. Kami pun memakan makanan itu bersama-sama.

Setelah makan malam, aku pergi ke ruang tamu untuk menonton TV berasama ayahku. Kami menonton siaran berita, katanya taman bermain yang berada di Bandung telah dibuka kembali setelah di renovasi. Tapi aku tidak begitu peduli dengan berita itu, karena meskipun aku pergi kesana pasti aku akan pergi sendirian.

“Selamat malam” Kuucapkan itu saat hendak pergi ke kamarku.

Aku pergi tidur saat memasuki jam 10 malam, karena aku tidak ingin bangun kesiangan dan terlambat pergi ke sekolah.

Bunga Aster di Bulan SeptemberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang