Bagian 2 I Peraturan Airlangga

6 1 0
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisa baca penggalan chat dulu sebelum lanjut diIg: carminerubby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bisa baca penggalan chat dulu sebelum lanjut di
Ig: carminerubby

***

Happy Reading🍷

***

Five shot apanya?! Perempuan di sampingnya ini bahkan sudah tidak bisa menegakkan kepalanya yang tergeletak di atas meja. Seharusnya Baskara tidak memercayai Sedah yang katanya hanya minum lima shot itu. Seharusnya dia tidak menuruti keinginan Sedah. Seharusnya dia biarkan saja badanya menjadi samsak hidup wanita itu ketika sedang kesal daripada harus dihadapkan dengan situasi seperti ini.

"Mbak! Mbak Sedah!" Baskara pastikan meski dipukul kepalanya, Sedah tidak akan bangun. Usahanya dari tadi sia-sia, yang ada dia yang capek sendiri. Masalahnya kalau seperti ini dia akan dihadapkan langsung dengan Airlngga. Jujur, kekerasan Sedah lebih dapat diterima dibanding harus mendapat ospek dari Airlangga.

Bastian berdecak antara kesal dan menyesal. Kesal karena Sedah dia akan mendapat masalah, dan menyesal karena bodohnya dia menuruti permintaan Sedah.

Airlangga menuju kesini, daripada dia memikirkan nasib Sedah lebih baik dia memikirkan nasibnya sendiri. Baskara kembali menegak alkoholnya untuk kesekian kali. Meletakkan sloki sampai menimbulkan bunyi karena beradu dengan meja. Biarkan dia mempersiapkan dirinya menghadapi Airlangga. Mau kabur? Percuma, kabur sampai masuk ke lubang semut pun Airlangga pasti akan menemukanya.

Diliriknya perempuan yang sudah teler itu. "Gini aja lo panggil-panggil Airlangga, mbak." Waktu sadar Sedah bilang teramat benci dan kesal dengan Airlangga tapi waktu mabuk yang dicari pertama juga Narendra.

Menit demi menit berlalu. Kurang lebih setengah jam Airlangga datang dengan langkah lebarnya. Seolah sadar kalau Baskara adalah buronannya, laki-laki yang usianya baru menginjak seperempat abad itu spontan mengangkat kedua tanganya dengan raut pasrah. Pasrah mau diapakan saja.

Baskara tau diri, dia berpindah agar memudahkan Airlangga menjangkau Sedah.

"Pergi, di bawah ada Laksmana." Perintah Airlangga pada laki-laki itu. Tidak mungkin Baskara dibiarkan mengemudi dibawah pengaruh alkohol karena kalau sampai terjadi sesuatu, bukan laki-laki itu saja melainkan Sedah juga akan menerima konsekuensinya.

LIMERENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang