3 vs 1

193 16 4
                                    

Setelah konser melelahkan, WayV segera ke hotel mereka untuk bermalam.

Ten dan Hendery berbagi kamar, dan keduanya pegal maka cepat-cepat melakukan rutinitas membersihkan diri dan bersiap untuk tidur.

Saat Ten sedang mandi, ponsel Hendery berbunyi, menunjukan video call dari Haechan.

Dengan cengiran ia mengangkat, mengetahui betul topik pembicaraan yang keluarganya akan bahas malam ini. Daddynya pasti resah.

"Hyung, you guys were amazing!!!" Seru Haechan, berseri-seri dengan bangga.

Namun sebelum dia dapat melanjutkan, Johnny langsung merebut ponsel dari tangannya,  tampangnya yang kusut sekali.

"Apakah ada pria yang mencoba mendekati ibumu setelah pertunjukan eksplisit itu?"

Johnny mulai melontarkan pertanyaan seolah-olah dia adalah wartawan yang tidak sabaran.

"Aku tidak percaya kamu membiarkan dia tampil seperti itu, Dery! I said watch him! He's MINE, beraninya!"

Hendery tertawa terbahak-bahak sampai hampir jatuh dari kasur, menikmati teguran jenaka itu.

"Mae can handle himself Dadddyyy..., he's a big boy plus didn't he look absolutely delicious??" dia ledek.

Jangan salah Johnny menyayangi anak-anaknya tapi dia suka sebal karena kejahilan mereka.

Dery pun mengetahui itu tapi tetap saja menemukannya sangat seru. Daddynya menggemaskan sekali kalau lagi galau begini.

Mendengar keributan dari dalam kamar mandi, Ten keluar dengan rambut masih basah, mengenakan handuk yang melilit badannya.

"Ada apa? Siapa yang membuat masalah?" dia bertanya, alisnya terangkat ketika dia melihat suaminya yang sebentar lagi akan meluap.

Johnny memutar kepalanya ke arah samping, berpura-pura marah, mengabaikannya, dan malah fokus pada Hendery.

"Kamu harus mengawasi Maemu. Pertunjukan itu—" dia memberi isyarat penuh kekesalan, jelas-jelas berusaha menekankan ketidakpuasannya.

"Dad, dia sudah dewasa! Lagi pula, tugas Mae adalah menjadi seksi. Kita kan memang DIGAJI untuk itu"

"I know right? Mae was soooo pretty and the fans love him. So what's the problem daddy" Haechan ikutan.

Johnny terdiam, dia merasa dikhianati oleh anak bungsu kesayangannya. Bukannya bantuin Daddynya malah mendukung Mae nakalnya.

Seperti anak kecil, dia cemberut dan mengembalikan ponselnya pada Haechan sambil mendesah kesal.

Haechan dengan senang menerimanya dan menonton yang sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk.

"Mommy! You looked so pretty today! I wish I could look as pretty as you one day!"

"You are already pretty too, baby bear..." hatinya menghangat melihat kekaguman polos Haechan.

Dia tahu bahwa babynya kadang suka merasa insecure karena tubuhnya yang berisi dan warna kulit yg tidak seputih Ten dan Hendery, lebih mengambil kulit daddynya.

Padahal semok, imut dan manis sekali.

Haechan lanjut menceritakan tentang hari yang dia lewati, kebiasaan keluarga ini yang diterapkan mau berkumpul di ruangan yang sama ataupun terpisah di negera yang berbeda.

Ten hanya mendengarkan dengan senyuman hangat.

"Ngomong-ngomong, Haechan," Ten mulai lagi, saat Haechan mengambil napas sebentar setelah mengoceh panjang.

"Tau gak? Tepat setelah kami turun dari panggung, segerombolan fanboys mencoba menerobos pengawal hanya untuk lebih dekat dengan Mae loh!"

Alis Johnny mengkerut dan secepat kilat merebut ponselnya dari Haechan. Cemberutnya hilang dan kali ini digantikan ekspresi serius.

"Apa maksudmu gerombolan fanboys?! Apakah ada di antara mereka yang berhasil menyentuhmu?!" tuntutnya, suaranya sedikit meninggi karena kekhawatiran yang tulus dicampur marah dari kecemburuan.

Hendery sekali lagi tertawa terbahak-bahak dan kali ini sampai jatuh dari kasur"Daddy tetap posesif seperti biasanya!"

"Iyalah!" Johnny balas membentak, matanya menyipit.

"Daddy tidak bisa membiarkan siapapun berpikir mereka bisa sebebasnya mendekati Maemu. Tidak akan pernah! Siapa yang tahu niat mereka apa! Apalagi setelah pertunjukan seperti itu!"

"Tenang, Daddy~" kata Ten sambil tersenyum nakal, menikmati olok-olok ringan itu. "Aku kan bukan orang yang mudah didapatkan~"

"Don't exaggerate Daddy... Dery kan sudah janji akan menjaganya. Tidak ada satu orang pun yang mempunyai peluang! Dery juga tidak akan membiarkan siapapun menyentuhnya."

Johnny duduk kembali, sedikit lega meski masih kesal. Dia melirik kembali ke telepon di mana Ten masih tersenyum cerah.

"Kecuali..." Ten menambahkan dengan nada menggoda, "Aku secara ajaib bertransformasi menjadi janda kembang yang seksi malam ini, mungkin salah satu dari pengagum itu punya kesempatan~"

"CHITTA!" Johnny menggunakkan nama kelahirannya,menunjukan bahwa dia tidak sedang bergurau "You better not be serious or I swear..."

Ten hanya tertawa, mengetahui betapa dia senang sekali menyodok naluri protektif Johnny. "Okay daddy... sudah malam, aku dan Hendery mau tidur! Byebyee~"

Ten mengakhiri panggilannya begitu saja, meninggalkan Johnny menatap tidak percaya pada layar yang sekarang hitam.

                                                  •
                                                  •

Aduhhh Ten dan anak-anaknya berani sekali ya. Kasihan si daddy...coba kalo orang lain... udah dibogem kali. Si Ten emang paling suka mancing Johnny, sengaja kali ya nyari dihukum 🌚

Chapter yang ini lebih pendek yaaa ini hanya filler untuk yang berikutnya - Johnny akan membalas kucing nakalnya.

Miles Apart Yet Close at Heart | JohnTen | Seo FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang