bab 6

69 8 0
                                    


Suatu sore, setelah menyelesaikan tugas sekolahnya, Lulu memutuskan untuk menghabiskan waktu bersama Mama, Indah. Ia merasa ingin berbagi cerita tentang pelajaran dan impian masa depannya. "Mama, bolehkah kita duduk bersama di teras?" tanyanya sambil mengerutkan dahi, ingin memastikan Mama tidak terlalu sibuk.

Indah yang sedang merapikan tanaman di kebun, tersenyum. "Tentu, Lulu. Mari kita duduk dan bercerita," jawabnya sambil mengikuti Lulu ke teras. Mereka duduk di kursi goyang, menikmati angin sore yang sejuk.

"Mama, aku ingin berbicara tentang cita-citaku. Aku ingin menjadi dokter," ujar Lulu, menatap ibunya dengan serius. Indah memperhatikan dengan penuh perhatian. "Itu impian yang bagus, Nak. Kenapa kamu ingin menjadi dokter?" tanya Indah, ingin menggali lebih dalam.

"Karena aku ingin membantu orang-orang. Aku ingin membuat mereka merasa lebih baik, seperti Mama yang selalu membuatku merasa nyaman," jawab Lulu, matanya berbinar penuh harapan. Indah merasa bangga mendengar alasan Lulu.

Indah mengambil tangan Lulu dan menggenggamnya. "Sayang, itu adalah alasan yang sangat mulia. Tapi ingat, menjadi dokter tidaklah mudah. Kamu harus belajar keras dan berusaha," ujar Indah, memberikan dorongan kepada Lulu.

Lulu mengangguk mantap. "Aku siap, Mama. Aku akan belajar lebih giat. Dan kalau ada yang sulit, aku akan bertanya padamu," balas Lulu dengan semangat. Indah tersenyum, "Kamu selalu bisa mengandalkan Mama. Kita bisa belajar bersama."

Setelah berbincang-bincang, Indah berkata, "Bagaimana kalau kita membuat jadwal belajar bersama? Kita bisa membaca buku-buku tentang kedokteran atau melakukan eksperimen sederhana di rumah." Lulu sangat antusias. "Itu ide yang bagus, Mama! Kita bisa menjadwalkan sesi belajar setiap minggu!"

Momen itu semakin menyenangkan saat mereka mulai merencanakan eksperimen sains yang bisa mereka lakukan bersama. "Kita bisa membuat model tubuh manusia dari clay!" usul Lulu. Indah tertawa, "Itu sangat kreatif! Mari kita lakukan."

Saat matahari mulai terbenam, warna jingga dan merah menghiasi langit. Lulu dan Indah merasa sangat bahagia menghabiskan waktu bersama. "Mama, terima kasih sudah mendengarkan dan mendukungku," ujar Lulu dengan tulus.

Indah membalas dengan pelukan hangat, "Mama selalu di sini untukmu, Nak. Apapun impianmu, Mama akan selalu mendukungmu."

Malam itu, Lulu merasa sangat bersyukur memiliki Mama yang selalu ada untuknya. Dalam pelukan kasih sayang, mereka tahu bahwa hubungan ini akan semakin kuat seiring waktu.

Jangan lupa
Like❤
Komen
Vote

Nanti malam aku update lagi

ondah (kisah oniel dan indah) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang