bab 3

91 7 0
                                    

kehidupan keluarga Oniel dan Indah kembali ke rutinitas sehari-hari. Namun, suasana ceria itu tak pernah pudar. Masing-masing anak mulai bersekolah dan menjalani aktivitas mereka dengan semangat.

Suatu hari, Lulu pulang dari sekolah dengan membawa kabar gembira. "Mama, Papa! Aku mendapatkan nilai tertinggi di ujian matematika!" serunya dengan wajah berbinar. Semua orang di rumah langsung merayakan keberhasilan Lulu. Indah memeluknya erat, sementara Oniel memberikan tepukan bangga di punggungnya.

"Wow, Lulu! Kau hebat!" puji Oniel. "Kami selalu tahu kau bisa melakukannya." Lulu merasa sangat senang dan bangga. Namun, Flora, yang mendengar semua pujian itu, tiba-tiba merasa cemburu. Ia ingin mendapatkan perhatian yang sama.

Keesokan harinya, Flora memutuskan untuk melakukan sesuatu yang spesial. Ia ingin membantu Mama menyiapkan makan malam. "Mama, bolehkah aku membantu di dapur?" tanyanya, menggerakkan tangan kecilnya penuh semangat. Indah tersenyum dan mengangguk, "Tentu, Flora! Mari kita buat sesuatu yang lezat."

Sementara itu, Oline dan Ribka sedang bermain di ruang tamu. Oline yang ceria tiba-tiba berteriak, "Ayo kita berkompetisi! Siapa yang bisa membangun menara tertinggi dari balok ini!" Ribka mengangguk setuju, dan mereka mulai bersaing dengan penuh semangat.

Di dapur, Flora merasa sangat senang dapat membantu Mama. Ia mencampurkan bahan-bahan dengan hati-hati dan mendengarkan setiap instruksi dari Indah. "Kau sangat pintar, Flora. Ini pasti akan menjadi hidangan yang enak," puji Indah. Flora merasa bangga mendengar pujian itu, dan semakin bersemangat.

Saat makan malam tiba, semua anggota keluarga berkumpul di meja. Aroma masakan Flora dan Indah memenuhi ruangan. "Selamat datang di restoran keluarga kita!" seru Oniel dengan gaya komedi. Semua orang tertawa. Flora, dengan senyum lebar, merasa bangga atas hasil masakannya.

Namun, ketika makanan disajikan, Oline tak bisa menahan diri untuk berkomentar, "Mama, kenapa makanan Flora lebih enak dari masakanmu yang kemarin?" Flora langsung tersenyum puas, sementara Ribka tidak bisa menahan tawa melihat reaksi Indah yang sedikit terkejut.

"Eh, tidak apa-apa! Yang penting kita menikmati kebersamaan ini," jawab Indah sambil tertawa. Makan malam berlangsung meriah, penuh dengan canda dan tawa, menjadikan malam itu sangat spesial bagi keluarga mereka.

Setelah makan malam, mereka menghabiskan waktu bersama di ruang tamu. Oniel mengeluarkan permainan papan, dan mereka pun mulai bermain. Lulu menjadi pemimpin permainan, sementara Oline dan Ribka bersaing untuk menjadi pemenang. Flora, meski sedikit lebih pendiam, tetap meramaikan suasana dengan senyum manisnya.

Tak lama kemudian, permainan semakin seru. Teriakan kegembiraan dan sorakan menyemarakkan ruang tamu. Namun, tiba-tiba, Oline mengusik Ribka dengan menggoda, "Kamu pasti takut kalah, ya?" Ribka, yang merasa tertekan, langsung menjawab, "Aku tidak takut, Oline! Kamu hanya beruntung!"

Di tengah suasana seru itu, Oniel memutuskan untuk memberi nasihat. "Ingat, anak-anakku, yang terpenting bukanlah menang atau kalah, tetapi bagaimana kita bersenang-senang bersama. Setiap pengalaman adalah pelajaran berharga."

Semua anaknya mengangguk setuju. Malam itu, mereka tidak hanya bermain, tetapi juga belajar tentang kebersamaan dan dukungan satu sama lain. Ketika permainan berakhir, mereka berempat tertawa dan berbagi cerita lucu tentang pengalaman masing-masing.

Momen-momen kecil seperti ini membuat keluarga Oniel dan Indah semakin dekat. Mereka tahu bahwa meskipun ada perbedaan di antara mereka, cinta dan dukungan akan selalu menyatukan mereka.

Hari-hari berlalu, dan setiap anggota keluarga terus belajar satu sama lain. Lulu dengan kedewasaannya, Flora dengan kemandirian yang semakin tumbuh, Oline yang ceria dan penuh semangat, serta Ribka yang humoris dan penuh kreativitas. Dalam pelukan hangat keluarga ini, mereka menemukan kebahagiaan sejati.

ondah (kisah oniel dan indah) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang