episode 5. mencoba berdamai

84 16 7
                                    

977 SM, pertempuran antara Erimanthix dan manusia masih terus berkecamuk hingga saat ini, pertumpahan darah itu tak bisa di hindari dan di selesaikan jika para dewa tak menghentikan nya.

Pasalnya, Erimanthix dan manusia sama-sama tak mau mengalah, bahkan manusia mengatakan kepada anak dan cucu mereka bahwa, Erimanthix adalah musuh abadi mereka dan harus di bumi hanguskan.

Begitu juga dengan para pengikut Alethea, rakyat nya yang begitu setia bersama nya bahkan mengatakan kepada anak dan cucu mereka untuk tidak sekedar membumi hanguskan Erimanthix, tapi juga para dewa.

Alethea sudah memperingatkan rakyat dan pengikut nya, bahwa ia akan terus bersama mereka sampai akhir hayat.

Hingga, para dewa yang semakin marah karena perlawanan manusia terhadap mereka, para dewa hampir mengerahkan seluruh pasukan nya demi menghancur kan manusia.

Raja Solmon tidak bisa melihat ini terlalu larut, pertempuran ini tak bisa lagi untuk di lanjutkan, menurut nya manusia lebih baik menyerah dan membuat perjanjian yang baru dengan para dewa juga kaum Erimanthix.

Raja Solmon mengumpulkan para raja di bumi untuk melakukan rapat besar demi perdamaian dan keselamatan untuk manusia.

Di tahun berikut nya, raja Solmon berhasil mengumpulkan para raja di bumi, mereka mengadakan rapat besar, hampir seluruh raja dan para perwakilan negeri berkumpul di istana raja Solmon.

Namun, sangat di sayangkan, ratu Alethea tidak hadir dalam pertemuan itu, ia bahkan menolak keras jika harus merapatkan perdamaian dengan Erimanthix.

Ia masih dengan tekad nya, yaitu melawan dan mengalahkan Erimanthix, bahkan jika ia harus berhadapan dengan para dewa sekalipun.

Raja Solmon dalam rapat itu mengatakan akan segera menyerahkan diri pada dewa demi keselamatan para manusia, dan melakukan perjanjian perdamaian dengan Erimanthix.

Hal itu disambut hangat oleh para aja dan perwakilan negeri lain nya, mereka bersepakat akan menyerah dan melakukan perjanjian perdamaian dengan Erimanthix juga menyerahkan diri kepada dewa.

Tahun berikutnya, Erimanthix setuju dengan perjanjian perdamaian itu, dengan syarat dan ketentuan berlaku, para dewa juga menerima semua taubat para manusia itu, mereka menarik kembali pasukan nya.

Namun tidak dengan ratu Alethea, ia masih sangat kekeh dengan pendirian nya, pertempuran dengan Erimanthix masih berlanjut di wilayah kekuasaan nya, para dewa ingin memberikan bantuan kepada ratu Alethea.

Ratu Alethea menolak semua tawaran para dewa, ia masih sakit hati dengan perlakuan para dewa yang berpihak kepada Erimanthix, ia yakin akan berhasil mengusir dan mengalahkan Erimanthix dengan tangan nya sendiri.

Dan benar saja, Erimanthix mengalami kekalahan di beberapa daerah kekuasaan nya, melihat itu para dewa tidak ingin ratu Alethea menjadi tak terkendali dan menurut mereka, ratu Alethea telah menyombongkan diri nya.

Hingga para dewa memberikan peringatan, dengan membunuh suami tercinta Alethea dalam pertempuran, dan para dewa yang memberikan penyakit pada salah satu anak perempuan nya.

Alethea merasa sedih dan terpukul dengan kematian suaminya, bukan nya menyerah, tapi Alethea kembali menyatakan perang, kini bukan kepada Erimanthix melain kan kepada para dewa.

Para dewa menjadi marah karena itu, kemudian mengutuk Alethea menjadi roh jahat ketika ia sedang tertidur didalam kamar istana nya, kemudian mengurung nya di sebuah gunung yang tak diketahui oleh siapapun.

Dari sana lah, seorang anak laki-laki Alethea menyatakan kepada para pengikut ibunya itu untuk membangkang kepada para dewa. Para dewa tak merasa terancam atau merasa takut dengan itu, mereka membiarkan para pengikut Alethea berbuat sesuka.

THE DARK OF TIMES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang