Arden Manor Series #1: To Love Again

13

Pada akhirnya, seperti cerita-cerita dalam dongeng, cintalah pemenangnya. Diana memang menghabiskan semalaman penuh untuk memikirkan seluruh alur rencana Alan, dan dia mendapati bahwa hampir tak ada kekurangan dalam rencana itu, sehingga dia menyatakan kesediaannya pada Alan keesokan harinya.

Callum MacCallum sempat terkejut oleh permintaan cuti Alan yang tiba-tiba, tetapi kemudian dia menjadi tenang kembali setelah Alan menjelaskan seluruh rencananya. Dan tanpa diduga-duga, Callum memberikan secuil tips, yang pada akhirnya memang turut menguntungkannya, tetapi memang dibutuhkan oleh semua pihak. Menurut Callum, selama Alan mengambil cuti, Diana harus mempersiapkan seseorang yang dapat dipercaya sebagai supervisor selanjutnya, karena harus ada orang baru yang mengambil alih tanggung jawab atas toko cabang Athena ketika Alan dan Diana meninggalkan kota itu, sehingga tidak terjadi kekosongan kekuasaan, dan Callum sendiri juga tidak turut kelabakan.

Akhirnya, terjadilah. Alan benar-benar mendapatkan cuti selama satu pekan, yang digunakannya untuk kembali ke Inggris, mengurus seluruh dokumen yang diperlukan untuk menikahi seorang warga negara Yunani. Sementara itu, Diana membagi beban kerjanya dengan Barbara, sekaligus mempersiapkan gadis itu untuk menjadi penggantinya bahkan tanpa disadari oleh yang bersangkutan. Setiap kali kebagian masuk kerja pada sif dua, Diana menggunakan waktu pagi harinya untuk mengurus dokumen juga, secara diam-diam, di belakang ibunya.

Pada pertengahan Mei, Alan dan Diana mendatangi kantor catatan sipil Athena untuk menikah secara hukum. Pada mulanya, Diana sempat gugup, tetapi Alan selalu menggenggam tangannya untuk memberikan dukungan, dan akhirnya mereka benar-benar menandatangani seluruh dokumen bersama-sama. Hanya dalam beberapa menit, Diana Adelaide Antonopoulos resmi menjadi istri dari Alan Sidan Richman di mata hukum. Dan berkat seluruh dokumen pernikahan tersebut, Diana bisa mengajukan pengurusan visa pasangan setelah paspornya juga sudah siap.

Kemudian, Diana mengajukan pengunduran diri kepada kepala HRD, yang langsung disetujui karena Callum memberitahu kepala HRD bahwa Barbara Ariti sudah siap menjadi pengganti Diana Antonopoulos sebagai supervisor toko cabang Athena. Barbara memenuhi segala tes dan wawancara yang diajukan oleh Callum padanya, sehingga Callum bisa mempertanggungjawabkan semua ini di hadapan kepala HRD.

Tentunya, Helene marah besar ketika mengetahui bahwa dirinya ditinggalkan untuk hidup di panti jompo. Dia merasa tidak berharga, karena Alan dan Diana justru lebih memilih untuk membawa Benny dan Betsy bersama mereka. Tetapi, setelah beberapa hari menjalani program pemulihan di rumah sakit jiwa dan tinggal di panti jompo, Helene menemukan teman-teman baru dan lambat laun merasa nyaman berada di sana.

Untuk menghindari agar tangan Diana tidak gatal mengirimkan uang pada ayahnya setiap kali diminta, Alan sebagai suami Diana memutuskan menjadi orang yang memegang kendali atas keuangan rumah tangga mereka. Dia akan memberikan berapa pun jumlah uang yang diminta oleh Diana, asalkan Diana menjelaskan rincian mengapa dia membutuhkan uang sejumlah tersebut. Atas hal ini, Miklos Antonopoulos sempat marah-marah, tetapi Alan tidak gentar sedikit pun. Sebaliknya, Alan bersikap tegas pada ayah mertuanya itu agar tidak semena-mena terhadap Diana lagi.

Dan akhirnya permohonan Alan untuk dimutasi ke Inggris pun disetujui. Dia segera mengajak Diana untuk berkemas, dan menjanjikan begitu banyak hal seperti pernikahan agama yang indah di gereja yang bagus, gaun yang cantik, cincin yang lebih mewah daripada cincin pertunangan mereka, dan lainnya. Dia juga meyakinkan istrinya tersebut bahwa tempat tinggal mereka akan sangat nyaman karena merupakan rumah bangsawan, dan pemiliknya juga begitu ramah ketika dihubungi oleh Alan melalui nomor yang dibagikan oleh seorang kawan beberapa hari yang lalu.

Sebelum berangkat ke bandara, pasangan pengantin baru itu berpamitan pada seluruh karyawan toko cabang Athena, dan Barbara tidak dapat menahan dirinya dari desakan untuk menangis.