R04 - Terus Berlatih

241 56 8
                                    

Sejak pagi, suasana di gedung agensi terasa sibuk. Babymonster, yang akan debut, tak hanya harus mempersiapkan penampilan panggung untuk acara musik pertama mereka, tetapi juga menyelesaikan proses rekaman lagu-lagu untuk mini album debut mereka. Jadwal padat ini menguras energi mereka, namun semangat tidak pernah padam.

Saat ini mereka tengah berada di ruang tunggu salah satu studio rekaman di YG Entertainnent. Mereka terlihat fokus dengan lembaran-lembaran kertas yang mereka pegang. Sembari mengobrol dan sedikit bercanda, mereka mencoba untuk menjaga pita suara mereka dengan berlatih bernyanyi bait demi bait.

Tak lama, instruktur vokal mereka memanggil. "Sekarang giliran rekaman vokal! Satu per satu, kita akan merekam bagian-bagian yang tersisa untuk album debut kalian." Mereka pun serentak mengangguk setelah  mendengarnya.

Sesi rekaman ini adalah momen yang paling dinantikan, namun juga yang paling menguras emosi. Satu demi satu member masuk ke ruang rekaman, memberikan yang terbaik untuk memastikan setiap nada dan lirik terdengar sempurna.

Saat tiba giliran Ahyeon, dia terlihat sedikit gugup. Bagian yang harus dia rekam adalah nada tinggi yang menantang, salah satu highlight dari lagu baru mereka. Dia masuk ke dalam ruang rekaman, mengenakan headphone, dan bersiap untuk menyanyikan bagiannya.

"Baik, Ahyeon. Ambil napas dalam-dalam dan kita mulai," kata produser musik, memberikan instruksi.

Ahyeon mengangguk dan mulai menyanyikan bagiannya. Namun, setelah beberapa lirik, suaranya terdengar serak, dan tenggorokannya terasa kering. Dia berhenti sejenak, mencoba memperbaiki suara, lalu memulai lagi. Tapi masalah yang sama kembali muncul.

Rora, yang melihat dari luar, langsung merasakan ketegangan yang dialami Ahyeon. "Ada apa, Unnie?" tanyanya pelan kepada Ruka yang berdiri di sebelahnya.

Ruka menghela napas. "Kelihatannya tenggorokannya bermasalah."

Ahyeon terus mencoba, tapi setiap kali dia sampai pada nada tinggi, suaranya terdengar pecah. Rasa frustrasi mulai terlihat di wajahnya, dan akhirnya dia berhenti, menghela napas panjang sambil menundukkan kepala.

"Kita bisa ulangi lagi, Ahyeon. Jangan khawatir," kata produser dengan nada tenang.

Namun, Ahyeon tampak kecewa pada dirinya sendiri. "Kenapa suaraku jadi begini...?" gumamnya pelan, nyaris tak terdengar di mikrofon.

Melihat hal itu, Rora langsung mendekat ke kaca pemisah studio dan mengetuknya lembut untuk menarik perhatian Ahyeon. Begitu Ahyeon menoleh, Rora memberikan senyuman hangat dan menyemangati lewat isyarat tangan, membuat hati Ahyeon sedikit tenang.

"Ahyeon, Unnie. Kamu pasti bisa. Ini cuma hari yang buruk, bukan masalah besar," Rora berkata pelan namun yakin, meski tidak dapat didengar oleh Ahyeon karena kaca kedap suara. Ahyeon yang melihat itu pun langsung tersenyum.

Rami, Pharita, dan member lainnya juga mulai menyemangati Ahyeon dari luar ruangan, tersenyum dan memberi isyarat jempol.

Ahyeon mengangguk, meski masih terlihat ragu. Dia mencoba sekali lagi, tetapi tenggorokannya tetap terasa kering dan suaranya tidak mencapai nada tinggi seperti yang diharapkan. Akhirnya, produser memutuskan untuk menunda sesi rekaman Ahyeon hingga esok hari.

"Kita akan lanjutkan lagi rekamannya besok, Ahyeon. Ambil waktu untuk istirahat, agar tenggorokanmu pulih. Tidak perlu terburu-buru," kata produser dengan bijaksana.

Ahyeon keluar dari ruang rekaman dengan langkah pelan, kepalanya tertunduk. Dia masih merasa kecewa dengan performanya.

Rora segera menghampiri, menempatkan tangannya di pundak Ahyeon. "Sayang, tidak apa-apa. Kamu masih punya waktu. Suaramu biasanya sempurna, hari ini hanya kebetulan buruk. Besok pasti lebih baik," ucapnya lembut. Jika hanya ada mereka, Rora akan mengganti panggilannya pada Ahyeon menjadi 'Sayang'.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ReputationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang