Di dalam aula singgasana Reverse Kingdoms, suasana yang seharusnya penuh keagungan mendadak dipenuhi dengan ketegangan yang mencekam. Reverse Halilintar berdiri di tengah ruangan, mencoba menyambut kembalinya ayahnya, Reverse Amato, yang baru saja pulang dari misi di galaksi. Tubuh Reverse Halilintar yang besar dan kuat tak menutupi ketegangan dalam sorot matanya. la merasakan hawa dingin di antara mereka, hawa yang membuat dadanya sesak.
Saat Reverse Amato melangkah masuk, aura kemarahannya begitu jelas terlihat. Matanya yang tajam dan penuh emosi menyapu seluruh ruangan, menekan siapa saja yang berada di dalamnya. Reverse Halilintar tahu bahwa ada yang salah, tetapi ia tetap berdiri tegak, berharap ayahnya bisa pulang dengan damai.
"Selamat datang kembali, Ayah," ucap Reverse Halilintar dengan suara tenang, mencoba menyambutnya dengan sikap hormat.
Namun, yang ia terima bukanlah sambutan balik. Dengan tiba-tiba, tanpa peringatan, Reverse Amato menyerang dengan kekuatan penuh. "Kau tidak berguna!" teriaknya sambil melayangkan pukulan yang terbungkus energi dahsyat ke arah tubuh Reverse Halilintar.
Reverse Halilintar terpental, tubuhnya terhempas ke dinding aula dengan keras. Dinding retak, dan udara terasa sesak dengan energi gelap yang berkecamuk. "Ayah ... apa yang terjadi?" Reverse Halilintar terengah-engah, terkejut atas tindakan brutal yang dilancarkan ayahnya.
"Jangan berpura-pura tidak tahu! Aku sudah memperingatkanmu tentang kelemahanmu!" teriak Reverse Amato dengan penuh amarah. "Kau tidak cukup kuat! Karena kelemahanmu, semuanya hancur. Kau memalukan!"
Setiap kata-kata yang terlontar dari mulut Reverse Amato seperti pisau yang menembus hati Reverse Halilintar. Bagaimana bisa ayahnya, yang seharusnya melindunginya, kini menjadi sumber penderitaan? Tubuh Reverse Halilintar gemetar, bukan karena takut, tetapi karena merasa tak berdaya.
Reverse Amato tidak berhenti. Tangannya yang kuat kembali terangkat, menghujani Reverse Halilintar dengan serangan yang semakin kejam. Setiap pukulan penuh dengan amarah, mengguncang tubuh Reverse Halilintar yang masih berusaha mempertahankan kesadarannya.
"Ayah, tolong ... Aku tidak bermaksud mengecewakanmu," ujar Reverse Halilintar dengan lemah, suaranya terputus-putus oleh rasa sakit yang luar biasa.
Namun, Reverse Amato tidak mendengarkan. "Diam! Kau hanya beban bagi kerajaan ini!"
Di sudut aula, Reverse Thorn dan Reverse Solar menyaksikan dengan penuh kengerian. Reverse Thorn yang biasanya ceria dan polos kini berdiri dengan mata terbuka lebar, tubuhnya gemetar ketakutan. "Kakak ... Kak Reverse Halilintar ..." bisiknya, suara kecilnya dipenuhi kecemasan.
"Jangan lihat, Kak Reverse Thorn," ujar Reverse Solar dengan tenang, meskipun hatinya juga kacau. la tahu, jika Reverse Thorn melihat lebih lama, kakaknya bisa trauma. Reverse Solar mendekap Reverse Thorn erat-erat, berusaha menenangkannya.
Tiba-tiba, Reverse Gempa berlari masuk ke dalam aula. Melihat kakaknya yang terkapar di lantai dengan tubuh penuh luka, amarahnya berkobar. Tanpa pikir panjang, dia berdiri di antara Reverse Halilintar dan ayahnya. "Sudah cukup, Ayah! Jangan sakiti Kak Reverse Halilintar lagi!" teriaknya dengan suara keras, mencoba melindungi kakaknya yang sudah tidak mampu melawan.
Reverse Amato menatap Reverse Gempa dengan mata merah menyala. "Kau juga! Kau pikir bisa melawanku? Kalian berdua hanya pembawa kehancuran!"
Namun, Reverse Gempa tidak mundur. "Aku tidak akan membiarkanmu menyerang Kak Reverse Halilintar lagi! Dia sudah cukup menderita!" Dengan kekuatan tekad yang luar biasa, Reverse Gempa menciptakan perisai energi untuk menahan serangan ayahnya.
Reverse Halilintar, yang tubuhnya terkulai lemas di lantai, mencoba mengumpulkan kekuatannya. Meskipun tubuhnya terasa remuk, ia tidak bisa membiarkan adiknya terluka. "Reverse Gempa ... pergi ... Aku akan mengurus ini," ucapnya dengan suara serak, meskipun jelas ia sudah di ambang batas.
KAMU SEDANG MEMBACA
SULUNG - New Version
FantasyHalilintar, Taufan, dan Gempa adalah tiga dari delapan bersaudara yang memiliki ikatan yang kuat. Sebagai kakak tertua, Halilintar merasa bertanggung jawab untuk melindungi adik-adiknya. Namun, setelah Lunar, adik bungsunya, menghilang saat lahir, H...