Ellie: di Balik Gerbang Akademi

BAB 1

"Tanpa suara, jangan sampai kita ketahuan. Mengerti?" celetuk Fostor.

Ellie mengangguk cepat.

"Sekarang, kau naik ke pundakku, lalu panjat tembok ini."

Pintu dapur kediaman Johnson menembus sebuah kebun sayur, dan ada sebuah tembok besar sebagai pembatas. Saat ini, semua pelayan sedang menikmati waktu minum teh, sehingga dapur kosong dan memberikan peluang emas untuk berhasil kabur.

Ellie mengikuti apa yang diperintahkan Foster. Dia berdiri di atas pundak Foster dan berusaha seimbang, kemudian tangannya meraih ujung tembok dan dia mengangkat badannya untuk naik ke atas tembok.

Wow, ini benar-benar gila.

Pengalaman perdana Ellie memanjat tembok tinggi di belakang kebun sayur!

Dan Ellie lebih terkejut dengan kelincahan Fostor yang berhasil naik ke tembok dalam sekejap.

"Sudah beres?" Ellie mengangguk. "Sekarang kita melompat turun."

"Aku menggunakan gaun, apa bisa?" tanya Ellie.

"Kalau begitu, aku akan menggendongmu."

Ini persis seperti seorang pangeran rupawan yang mengajak seorang tuan putri untuk kabur dari istananya melalui pintu belakang. Persis seperti dongeng romansa yang pernah Ellie baca.

Fostor berhasil melompat turun sambil menggendong Ellie. Sementara gadis itu rasanya ingin terbang karena mengalami salah tingkah luar biasa. Tunggu, jangan sampai dia jatuh cinta pada lelaki dewasa yang selisih umurnya jauh sekali!

"Ayo, buka matamu." Fostor menurunkan Ellie.

Ellie menelan ludah. "Lalu, di mana kita sekarang?"

"Sekarang, kita perlu berjalan melewati jalan setapak ini sampai menemukan sebuah pasar." jawab Fostor.

"Berapa jauh?"

"Lumayan jauh."

"Satu kilometer?"

"Lebih sedikit."

***

"Berapa jauh lagi?"

"Kalau kau belum melihat sebuah pasar, artinya masih sangat jauh..."

"Apa sudah dekat?"

"Baru beberapa detik kau menanyakan itu, Nona Ellie..."

"Aku sudah lelah. Bagaimana kalau kita pulang saja?" tanya Ellie dengan napas terengah-engah.

"Kau jarang berolah-raga pasti. Ayo, latihlah stamina-mu."

"Astaga..."

Fostor menatap Ellie agak lama. "Kau mirip dengan seseorang yang kukenal sangat baik."

Alis Ellie terangkat. "Siapa? Ibuku?"

"Kurasa. Ibumu cinta pertamaku."

"Dan jangan sampai kau juga jatuh cinta pada putrinya..." dengkus Ellie.

"Tidak akan." pria itu tertawa geli.