HomeStay #6 : Belajar mencintai.

53 5 0
                                    

Sore-sore begini emang paling enak buat santai sambil nyeduh teh ditemenin kesayangan. Kalau kata Satria, bahagia bareng pasangan itu gak harus mewah, mau gimanapun asal ada usaha, hal sederhana pun bisa bikin bahagia bareng pasangan kita.

Ngedate di rumah pun gak jadi masalah besar, sangat sederhana namun tergantung seperti apa kita memaknai waktu kebersamaan dengan pasangan.

Kayak yang dilakuin Tono sama Reano sekarang ini. Tono bisa aja ngajak Reano keliling kota dengan naik motor ninjanya ditemani cahaya oranye yang tenggelam, tapi Tono memilih untuk duduk di atap rumah bersama Reano disamping nya sambil memandang sang senja yang hendak tenggelam.

Sangat sederhana, tapi mereka berdua sangat suka dan menikmati suasana hangat ini.

"Eyan."

Eyan, nama khusus yang Tono berikan untuk Reano seorang setelah berhasil mengambil hati Reano untuk menjadi kekasihnya.

Gak peduli jijik atau engga, asal Tono bisa menyampaikan rasa sayangnya lewat panggilan juga. Karena rasa sayang gak harus lewat aksi, namun nama panggilan pun sungguh berpengaruh.

"Kenapa manggil nya gitu?" tanya Reano sambil terkekeh karena malu, merasa lucu juga disatu waktu.

"Gak boleh ya aku manggil pacarku pakai nama yang aku buat sendiri?" Tono balas Reano dengan pertanyaan.

Reano tersenyum, "ya boleh dong, emang aku pernah larang kamu?" berujung saling melempar tanya.

Tono cuman terkekeh lalu mengusak rambut Reano karena gemas, mata bulat nya kini membentuk lekukan indah sama seperti bentuk matahari oranye yang kini tenggelam separuh.

"Eyan."

"Iya?"

"Kalau semisal aku masih jadi anak nakal, kamu masih sayang gak?" Tono melontarkan pertanyaan lagi.

Reano mengernyit, "emang kamu ngelakuin sesuatu?" Reano nanya balik.

"Gak gitu, cuman..." Tono menjeda kalimatnya, kali ini ia tatap kedua mata bulat Reano yang fokus menyimak ucapan Tono.

"Cuman?"

Tono menghela nafas, "aku cuman takut kamu kecewa sama sikap yang aku lakuin nantinya, entah sikap baik atau buruk, aku takut kamu kecewa pernah punya aku." katanya, kalau lagi deeptalk gini tuh Tono beneran kayak bayik daripada tampang bocah sok keren khasnya itu.

Reano malah terkekeh, bukan karena omongannya, tetapi gesturnya saat berbicara seperti sekarang ini. Mulut nya sedikit manyun dengan muka melas kayak anjing minta di pungut, jauh berbeda dengan pandangan Reano tentang Tono sebelum menjadi kekasih nya.

Tono melirik, "aku serius, No." makin memble anaknya.

Reano masih gamau lepas senyum nya, ia tangkup wajah tegas Tono dengan lembut. Masih dengan tatapan yang sama menatap satu sama lain, tapi kali ini Reano lebih memperdalam tatapannya agar bisa menelusuri sorot melas Tono.

Reano mendengus gemas, "walaupun memang nantinya aku kecewa, tapi aku gak akan pernah ninggalin kamu." perkataannya masuk ke indera pendengaran Tono yang merasa adem kalau Reano mode serius.

"Mas Satria pernah bilang ke aku, kamu tuh sebenernya manja ke orang yang bikin kamu nyaman. Tapi manjanya kamu ketutup sama sifat sok jagoan." di sela perkataannya, Tono mengerutkan dahinya.

"Aku gak sok jagoan tau, cuman pingin ngelindungin orang yang aku sayang aja." nada bicaranya Tono pun terlihat seperti anak manja yang lagi ngobrol sama mamanya.

Kalau dipikir-pikir, Reano punya sedikit kemiripan dengan Mamanya. Hatinya yang lembut dan segala wejangan singkat itu sungguh membuat Tono merasa sedang berbicara dengan Mamanya, namun kali ini dengan versi kekasihnya.

HomeStay, Stay with Me.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang